Sabtu, 29 September 2012

HARI KIAMAT

Pengetahuan Tentang Hari Kiamat



Pengetahuan tentang hari Kiamat adalah perkara ghaib yang hanya diketahui oleh Allah Ta’ala, sebagaimana hal itu ditunjukkan oleh banyak ayat di dalam al-Qur-an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam karena pengetahuan tentang hari Kiamat adalah perkara yang hanya diketahui oleh Allah Azza wa Jalla. Dia tidak menampakkannya kepada seorang Malaikat yang didekatkan tidak juga kepada seorang Nabi yang diutus. Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan terjadinya Kiamat kecuali Allah Ta’ala. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sering sekali membicarakan keadaan Kiamat dan kedahsyatannya, sehingga orang-orang waktu itu bertanya kepada beliau kapan terjadinya Kiamat. Beliau mengabarkan bahwa itu adalah masalah ghaib yang hanya diketahui oleh Allah, demikian pula ayat al-Qur-an menjelaskan bahwa pengetahuan tentang kapan terjadinya Kiamat adalah sesuatu yang dikhususkan Allah untuk diri-Nya. Di antaranya adalah firman-Nya:“Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat, ‘Kapankah terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’”

Dekatnya Hari Kiamat


Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:“Jarak diutusnya aku dan hari Kiamat seperti dua (jari) ini.” Beliau berisyarat dengan kedua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah), lalu merenggangkannya.” Dan diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, beliau berkata: “Kami pernah duduk-duduk bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sementara matahari berada di atas gunung Qu’aiqa’aan setelah waktu ‘Ashar, lalu beliau bersabda, ‘Tidaklah umur-umur kalian dibandingkan dengan umur orang yang telah berlalu kecuali bagaikan sisa hari (ini) dibandingkan dengan waktu siang yang telah berlalu.’” Hadits ini menunjukkan bahwa waktu yang tersisa sangat sedikit jika dibandingkan dengan waktu yang telah berlalu. Akan tetapi waktu yang telah berlalu tidak ada yang mengetahui kecuali Allah Ta’ala. Belum pernah ada satu riwayat pun dengan sanad yang shahih dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menerangkan batasan waktu dunia sehingga bisa dijadikan sebagai rujukan agar diketahui sisa waktu yang ada. Tentunya waktu sisa ini sangat sedikit sekali jika dibandingkan dengan waktu yang telah berlalu. Tidak ada sebuah ungkapan yang lebih jelas tentang dekatnya hari Kiamat daripada sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam : “Jarak diutusnya aku dan hari Kiamat secara bersamaan, hampir saja dia mendahuluiku.”

Tanda-Tanda Kecil Kiamat


Tanda-tanda kecil Kiamat yang diungkapkan oleh para ulama banyak sekali. Kami sebutkan di sini sebagian tanda tersebut yang telah tetap berdasarkan as-Sunnah bahwa ia termasuk tanda-tanda kecil Kiamat. Dan kami tinggalkan yang tidak shahih -sesuai dengan kemampuan ilmu kami yang sangat terbatas-. Hal itu dilakukan setelah meneliti hadits-hadits tersebut dan mengetahui pendapat para ulama terhadap hadits-hadits tersebut, berdasarkan keshahihan dan kelemahannya. Terkadang ada tanda-tanda Kiamat lain yang telah tetap keshahihannya hanya saja kami belum bisa meneliti keshahihan haditsnya. Kami menyebutkan tanda-tanda ini tanpa berurutan, karena kami belum pernah mendapatkan satu hadits atau beberapa hadits yang jelas-jelas menerangkan urutannya. Maka pertama kali kami menyebutkan (tanda Kiamat) yang dijelaskan oleh para ulama bahwa ia telah muncul dan berakhir. Kemudian kami memilih penyebutan tanda-tanda Kiamat yang lainnya dengan mendahulukan berbagai peristiwa yang mesti untuk didahulukan daripada yang lainnya. Misalnya, nampaknya berbagai fitnah lebih didahulukan dari-pada diambilnya ilmu karena beberapa fitnah telah muncul pada zaman para Sahabat. Peperangan dengan Romawi didahulukan daripada penaklukan Konstantinopel karena khabar mengungkapkannya seperti itu. Penaklukan Konstantinopel didahulukan daripada memerangi Yahudi pada zaman turun-nya Nabi ‘Isa Alaihissallam karena penaklukannya terjadi sebelum munculnya Dajjal, dan turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam terjadi setelah munculnya Dajjal, dan demikianlah seterusnya....

1-4. Diutusnya Nabi Muhammad. Wafatnya Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Penaklukan Baitul Maqdis


Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ‘Jarak diutusnya aku dan hari Kiamat seperti dua (jari) ini.’” Anas Radhiyallahu anhu berkata, “Dan beliau menggabungkan jari telunjuknya dengan jari tengah.” Dan diriwayatkan dari Qais bin Abi Hazim dari Abu Jubairah secara marfu’: “Aku diutus pada awal hembusan angin Kiamat (awal tanda-tanda Kiamat).” Jadi tanda Kiamat yang pertama kali adalah diutusnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau adalah Nabi terakhir, tidak ada Nabi lain setelahnya, yang ada hanya Kiamat sebagaimana jari telunjuk dan jari tengah, di antara keduanya tidak ada lagi jari lain atau panjang salah satunya melebihi yang lain, hal ini sebagaimana diriwayatkan at-Tirmidzi: "Jarak antara diutusnya aku dan hari Kiamat seperti dua (jari) ini.” Abu Dawud memberikan isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. Dia tidak melebihkan panjang salah satunya (kecuali hanya sedikit saja).” Dan di dalam riwayat Muslim: Syu’bah berkata, “Aku mendengar Qatadah berkata di dalam kisah-kisahnya, ‘Bagaikan kelebihan panjang salah satunya atas yang lain.’ Aku tidak tahu apakah beliau menyebutkannya dari Anas atau Qatadah yang mengatakannya.” Al-Qurthubi rahimahullah berkata, “Tanda Kiamat yang pertama adalah diutusnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena beliau adalah Nabi akhir zaman dan beliau telah diutus sementara tidak ada lagi Nabi di antara beliau dan hari Kiamat.” Allah Ta’ala berfirman: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-Nabi...”

5. Melimpahnya Harta dan Tidak Dibutuhkannya Shadaqah


“Ketika aku bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki, lalu dia mengadu kepadanya tentang kefakiran, kemudian datang lagi yang lain, dan mengadu kepadanya tentang para pembegal. Selanjutnya beliau berkata, ‘Wahai ‘Adi! Apakah engkau melihat (kota) al-Hirah?’ ‘Aku belum melihatnya, sementara aku telah mendapatkan berita tentangnya,’ jawabku. Beliau bersabda, ‘Jika umurmu panjang, niscaya engkau akan melihat seorang wanita melakukan perjalanan dari al-Hirah hingga dia melakukan thawaf di sekeliling Ka’bah tanpa merasa takut kepada seorang pun kecuali kepada Allah,’ aku bertanya di dalam hati, ‘Ke manakah para pembegal dari Thayyi' yang telah menebarkan fitnah di berbagai negeri?!’ (Sabda Rasul), ‘Dan seandainya umurmu panjang, niscaya akan dibukakan harta simpanan Kisra.’ Aku bertanya, ‘Kisra bin Hurmuz?!’ Beliau menjawab, ‘Kisra bin Hurmuz, dan seandainya umurmu panjang, niscaya engkau akan melihat seorang laki-laki mengeluarkan emas atau perak sepenuh kedua telapak tangannya, dia mencari orang yang akan menerimanya, lalu dia sama sekali tidak mendapati seorang pun yang mau menerimanya darinya... ‘Adi berkata, “Lalu aku melihat seorang wanita yang melakukan perjalanan dari (kota) al-Hirah hingga dia melakukan thawaf di Ka’bah tanpa ada rasa takut kecuali kepada Allah, dan aku adalah termasuk orang yang membuka harta simpanan Kisra bin Hurmuz.

6. Munculnya Berbagai Macam Fitnah


(اَلْفِتَنُ) adalah bentuk jamak dari kata (فِتْنَةٌ), maknanya adalah cobaan dan ujian. Kemudian banyak digunakan untuk makna ujian yang dibenci, lalu dimutlakkan untuk segala hal yang dibenci atau berakhir dengannya seperti dosa, kekufuran, pembunuhan, pembakaran, dan yang lainnya dari segala hal yang dibenci. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa di antara tanda-tanda hari Kiamat adalah munculnya fitnah besar yang bercampur di dalamnya kebenaran dan kebathilan. Iman menjadi goyah, sehingga seseorang beriman pada pagi hari dan menjadi kafir pada sore hari, beriman pada sore hari dan menjadi kafir pada pagi hari. Setiap kali fitnah itu muncul, maka seorang mukmin berkata, “Inilah yang menghancurkanku,” kemudian terbuka dan muncul (fitnah) yang lainnya, lalu dia berkata, “Inilah, inilah.” Senantiasa fitnah-fitnah itu datang menimpa manusia sampai terjadinya hari Kiamat. Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Bersegeralah kalian melakukan amal shalih (sebelum datangnya) fitnah-fitnah bagaikan malam yang gelap gulita, seseorang dalam keadaan beriman di pagi hari dan menjadi kafir di sore hari, atau di sore hari dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari, dia menjual agamanya dengan kesenangan dunia.”

Pasal Kedua : Al-Masih Ad-Dajjal


Dajjal dinamakan Dajjal karena dia telah menutupi kebenaran dengan kebathilan, atau karena dia telah menutupi kekufurannya di hadapan manusia dengan kebohongan, juga perancuannya kepada mereka. Ada juga yang mengatakan bahwa dia menutupi perkara yang benar dengan jumlah pengikutnya yang banyak. Dajjal adalah seorang laki-laki dari keturunan Adam. Dia memiliki banyak sifat yang dijelaskan dalam berbagai hadits agar manusia mengenalnya dan memberikan peringatan kepada mereka atas kejelekannya, sehingga ketika dia keluar maka orang-orang yang beriman akan mengenali dan tidak terkena fitnahnya. bahkan mereka akan tetap mengetahui sifat-sifatnya yang dikabar-kan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sifat-sifat ini dapat membedakannya dari manusia yang lain. Maka tidak akan ada yang tertipu kecuali orang bodoh yang telah ditetapkan kesengsaraan baginya. Hanya kepada Allah-lah kita memohon keselamatan. Di antara sifat-sifat tersebut bahwa dia seorang laki-laki, masih muda, berkulit merah, pendek, jarak antara kedua betisnya berjauhan (leter o), berambut keriting, keningnya lebar, dadanya bidang, mata yang kanannya buta, mata tersebut tidak muncul tidak pula tertancap dalam seakan-akan buah anggur yang menonjol, sementara di atas matanya yang kiri ada daging keras yang tumbuh, di antara kedua matanya tertulis huruf ك، ف، ر dengan huruf yang terputus-putus, atau (كافـر) dengan bersambung, setiap muslim dapat membacanya, baik dia orang yang buta huruf maupun tidak. Dan di antara sifatnya bahwa dia orang yang mandul, tidak memiliki anak.

Pasal Kedua : Apakah Dajjal Masih Hidup (Sekarang Ini)? Dan Apakah Dia Sudah Ada Pada Zaman Nabi ?


Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, bahwasanya ‘Umar pergi bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga sekelompok Sahabat, sehingga mereka mendapati sedang bermain bersama anak-anak di sebuah bangunan tinggi seperti benteng Ibnu Maghalah. Ketika itu Ibnu Shayyad telah mendekati baligh, dia tidak merasakan sesuatu hingga Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menepuknya dengan tangan beliau, lalu berkata kepada Ibnu Shayyad, “Apakah engkau bersaksi bahwasanya aku adalah utusan Allah?” Kemudian Ibnu Shayyad menatapnya, lalu berkata, “Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusannya orang-orang yang ummi (buta huruf),” selanjutnya Ibnu Shayyad berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Apakah engkau bersaksi bahwasanya aku adalah utusan Allah?” Beliau menolaknya dan berkata, “Aku beriman kepada Allah dan Rasul-Rasul-Nya.” “Apa yang engkau lihat?” Lanjut Nabi. Ibnu Shayyad berkata, “Datang kepadaku seorang yang jujur dan seorang pendusta.” Kemudian Nabi berkata, “Pikiranmu kacau balau, apakah aku menyembunyikan sesuatu darimu?” Kemudian Ibnu Shayyad menjawab, “Ad-Dukh.” “Duduklah, sesungguhnya engkau tidak akan pernah melampaui kedudukanmu,” kata Nabi. Lalu ‘Umar Radhiyallahu anhu berkata, “Biarkanlah aku memenggal lehernya!”

Pasal Kedua : 4e. Apakah Ibnu Shayyad Adalah Dajjal Yang Sesungguhnya?


Dan pada satu riwayat dari Nafi, dia berkata, Ibnu ‘Umar berkata, “Aku telah menemuinya sebanyak dua kali (pada pertemuan pertama) aku menemuinya, lalu aku berkata kepada sebagian mereka (sahabat Ibnu Shayyad), “Apakah kalian mengatakan bahwa dia Dajjal?” Mereka menjawab, “Tidak, demi Allah.” Nafi berkata, Ibnu Umar mengatakan, “Engkau telah berbohong padaku, demi Allah sebagian dari kalian telah mengabarkan kepadaku sesungguhnya dia tidak akan mati hingga dia menjadi orang yang paling banyak harta dan anaknya di antara kalian, demikianlah anggapan tentangnya sampai hari ini.” Dia berkata, “Lalu kami pun berbincang-bincang, kemudian meninggalkannya.” Dia berkata, “Aku berjumpa dengannya pada kesempatan yang lain sementara matanya telah membengkak.” Aku bertanya, “Sejak kapan matamu seperti yang aku lihat sekarang ini?” Dia menjawab, “Tidak tahu.” Aku menyanggah, “Engkau tidak tahu sementara ia berada di kepalamu sendiri?” Dia berkata, “Jika Allah menghendaki, niscaya Dia akan menjadikan hal ini pada tongkatmu ini.” Beliau berkata, “Lalu dia mendengus seperti dengusan keledai yang paling keras yang pernah aku dengar.” Beliau berkata, “Lalu sebagian sahabatnya mengira bahwa aku telah memukulnya dengan tongkatku hingga matanya cidera, demi Allah, padahal aku sama sekali tidak merasakan (berbuat seperti itu).” Dia (Nafi) berkata, “Dan dia datang kepada Ummul Mukminin (Hafshah), lalu menceritakannya, beliau bertanya, ‘Apa yang engkau inginkan darinya?!

Pasal Kedua : 4f. Beberapa Pendapat Ulama Tentang Ibnu Shayyad


Abu ‘Abdillah al-Qurthubi rahimahullah berkata, “Pendapat yang benar bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajjal, berdasarkan dalil-dalil yang telah lalu, dan tidak mustahil bahwa dia telah ada sebelumnya di pulau tersebut, dan ada di depan para Sahabat di waktu yang lain.” . Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Para ulama telah berkata, ‘Kisahnya itu musykil (sulit difahami), dan perkaranya samar-samar, apakah dia itu Masihud Dajjal yang terkenal atau yang lainnya? Akan tetapi tidak diragukan bahwa dia termasuk Dajjal di antara para Dajjal. Para ulama berkata, ‘Nampak di dalam hadits-hadits tersebut bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak diberikan wahyu apakah dia itu Dajjal atau yang lainnya. Beliau hanya diwahyukan tentang sifat-sifat Dajjal, sementara Ibnu Shayyad memiliki ciri-ciri yang memungkinkan. Karena itulah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menyatakan secara pasti bahwa dia adalah Dajjal atau yang lainnya, dan karena itu pula beliau berkata kepada ‘Umar, ‘Jika dia memang Dajjal, maka engkau tidak akan pernah bisa membunuhnya. Adapun alasan yang dikemukakan Ibnu Shayyad bahwa dia adalah seorang muslim sementara Dajjal adalah seorang kafir, Dajjal tidak memiliki keturunan sementara dia (Ibnu Shayyad) memiliki keturunan, dan Dajjal tidak akan bisa memasuki Makkah dan Madinah padahal dia bisa memasuki Madinah dan pergi menuju Makkah, semua ini bukan merupakan dalil karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam hanya memberikan sifat-sifatnya ketika fitnahnya muncul dan ketika dia keluar mengelilingi bumi.

Pasal Kedua : Tempat Keluarnya Dajjal, Dajjal Tidak Akan Memasuki Makkah Dan Madinah


Diharamkan kepada Dajjal untuk memasuki Makkah dan Madinah ketika dia keluar di akhir zaman berdasarkan hadits-hadits shahih yang menjelaskan hal itu. Adapun negeri-negeri lainnya, maka sesungguhnya Dajjal akan memasukinya satu persatu. Dijelaskan dalam hadits Fathimah binti Qais Radhiyallahu anhuma, bahwa Dajjal mengatakan, “Lalu aku bisa keluar. Aku akan berjalan di muka bumi, maka tidak akan aku tinggalkan satu kampung pun kecuali aku singgah kepadanya dalam waktu empat puluh malam, selain Makkah dan Thaibah (Madinah al-Munawarah), keduanya diharamkan untukku, setiap kali aku hendak masuk ke salah satu darinya, maka Malaikat akan menghadangku dengan pedang yang terhunus yang menghalangiku untuk memasukinya, dan di setiap lorong darinya ada Malaikat yang menjaganya.” Dan telah tetap (pada sebuah riwayat) bahwasanya Dajjal tidak akan memasuki empat masjid: Masjidil Haram, Masjid Madinah, Masjid ath-Thuur, dan Masjidil Aqsha. Imam Ahmad meriwayatkan dari Junadah bin Abi Umayyah al-Azdi, dia berkata, “Aku dan seseorang dari kalangan Anshar pergi menemui seseorang dari kalangan Sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu kami berkata, “Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang engkau dengarkan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang bercerita tentang Dajjal… (lalu dia menuturkan hadits, dan berkata), “Sesungguhnya dia akan berdiam di muka bumi selama empat puluh hari dalam waktu tersebut dia akan mencapai setiap sumber air dan tidak akan mencapai empat masjid: Masjidil Haraam, Masjid Madinah, Masjid ath-Thuur, dan Masjid al-Aqsha.”

Pasal Kedua : Keluarbiasaan Dajjal Adalah Hal Yang Sebenarnya


Syaikh Rasyid Ridha, beliau mengingkari bahwa Dajjal memiliki keluarbiasaan. Beliau mengatakan bahwa hal ini bertentangan dengan Sunnatullah pada makhluk-Nya. Beliau berkata ketika mengomentari berbagai hadits tentang Dajjal, “Sesuatu yang diungkapkan di dalamnya menandingi mukjizat paling besar yang Allah berikan kepada Ulul ‘Azmi dari para Rasul, atau bahkan melebihinya dan dianggap sebagai sebuah kerancuan karenanya, sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama kalam. Sementara sebagian ulama hadits menganggap bahwa hal itu termasuk hal bid’ah dari kalangan mereka (ahlul kalam), maklum adanya bahwa Allah tidak memberikan mukjizat tersebut kecuali agar bisa dijadikan petunjuk bagi makhluk-Nya yang sesuai dengan ketetapan-Nya bahwa kasih sayang-Nya mendahului kemarahan-Nya. Maka bagaimana mungkin Allah memberikan keluarbiasaan yang paling besar untuk memberikan fitnah bagi kelompok paling besar (umat Islam) dari kalangan hamba-Nya?! Karena dari riwayat-riwayat tersebut dijelaskan bahwa dia mengelilingi bumi hanya dalam waktu empat puluh hari kecuali Makkah dan Madinah....” Sampai pada ungkapannya, “Sesungguhnya semua keluarbiasaan yang dinisbatkan kepadanya adalah sesuatu yang bertentangan dengan Sunnatullah pada makhluk-Nya, dan telah tetap dalam nash-nash al-Qur-an bahwa Sunnatullah tidak akan dapat dirubah juga diganti, sementara riwayat-riwayat ini mudhtharib (goncang) lagi saling bertabrakan, sehingga tidak layak untuk dijadikan pengkhusus atas nash-nash qath’i apalagi menjadikannya sebagai penentang.”

Rabu, 26 September 2012

Kiat Agar Segera Menikah

Bagaimana agar segera menikah? Bertemulah dengan orang-orang yang sholeh, bersilaturahim dengan anak-anak yatim, dengan keluarga yang bahagia, dengan para pejuang kehidupan membawa manfaat yang besar mengantarkan anda pada jenjang pernikahan. Sebagaimana penjual minyak wangi yang selalu membuat harum para pengunjungnya. Orang-orang Sholeh dilingkungan kita itu menularkan keshalehannya kepada anda. Mintalah doa agar anda bertemu jodoh dan mempercepat anda untuk menikah. Rasulullah bersabda,

"Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun mendatangkan keburukan? Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang selalu berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahim. Sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan adalah siksaan bagi orang yang berbuat jahat & memutuskan tali pesaudaraan."(HR. Ibnu Majah).

Selasa, 18 September 2012

Menanti Jodoh

pagi matahari bersinar indah, sekalipun kemarau panjang, hujan telah lama dinanti tak turun juga. namun bunga-bunga kerinduan tumbuh bermekaran. Kerinduan tak tertahankan seolah diri seperti buruk merak yang paling indah dengan sayap yang mengepakkan pesona, berharap sang kekasih memandang penuh takjub dan terkagum. Cinta dan kerinduan hadir menyelinap dan mengguncang sampai pada kerinduan yang mendalam, terkadang air mata tertumpah, "Wahai, kekasih hati, datanglah kemari" Berharap seseorang datang menanggapi gejolak kerinduannya namun sang kekasih hati yang dinanti tak kunjung tiba, dalam kesendirian dan kehampaan menarik napas mendesah, "Ya Allah, sampaikan kapan aku menantimu?"

Pagi hari merupakan detik-detik penuh harap, terbersit satu nama kemudian mengayun langkah dalam bayangan wajah yang terindah, menembus waktu dengan bisikan-bisikan penuh syukur dalam hidup. Berdoa memohon pada Allah agar segera mendatangkan belahan jiwanya tetapi doa tak kunjung dikabulkan karena Allah teramat sayang padanya. Allah Maha Cinta menghendaki hambaNya lebih lama berdoa, lebih panjang bermunajat kepadaNya dan lebih banyak berbuat baik pada sesama. Tiada rasa cinta yang tumbuh kecuali Allah telah tanamkan dihati anda. Allah telah tetapkan jodoh anda, kemudian saling mencintai karena Allah, itulah cinta yang mendatangkan kebahagiaan dan kemuliaan di dunia dan akhirat.

 Sahabatku, jemputlah jodoh anda dengan memperbaiki diri dan tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah, terkadang tanpa kita sadari, kita mendikte Allah tentang jodoh kita. Bisa jadi seseorang yang kita anggap baik, dia adalah buruk untuk kita. seseorang yang kita anggap buruk malah yang baik untuk kita. Maka mohonlah yang terbaik menurut Allah maka yang terbaik pula untuk kita.

Senin, 17 September 2012

Kemudahan Bertemu Jodoh


Ketika datang seorang pemuda meminangnya, hatinya telah mantap, tanggal sudah ditentukan, bahkan undangan sudah dicetak namun ditengah perjalanan entah apa penyebabnya pernikahan itu gagal. Air mata mengalir tak terbendung. Bayangan indah yang telah lama dinanti menggores hati yang paling dalam. Wajah murung dan kecewa menghiasai wajah ibunda tercinta. Terobati karena kesibukannya bekerja. Hari-harinya terasa kelam. mengarungi dengan sholat dan doa membuat dirinya yakin bahwa akan datang jodoh yang terbaik untuknya.

Kehadirannya di Rumah Amalia telah membuat hatinya bahagia. "Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, saya yakin dengan shodaqoh di Rumah Amalia ini, Allah akan memberikan saya jodoh yang terbaik dari sisiNya." tuturnya. Air mata mengalir tiada henti, Doa dan harapan untuk membahagiakan orang tuanya segera terwujud. Hanya kepada Allah dirinya memohon pertolongan. Subhanallah, tidak lama kemudian seorang ustadz yang membina pengajian di kantornya menawarkan ta'aruf seorang ikhwan untuknya, profilenya sebagaimana yang diharapkan. Namun luka dihati akibat kegagalannya dimasa lalu menyisakan perih dihati. Dia tidak hendak buru-buru menolak, sempat terpikir olehnya "Ya Allah, bila memang ini jodohku, mudahkanlah segala urusannya." Setelah sholat memohon petunjuk pada Allah. Allah menguatkan hatinya dengan bulat menerima.

Alhamdulillah, semua proses lamaran sampai dengan pernikahannya sederhana berjalan dengan lancar, keluarga sakinah begitu indah dilaluinya. Hari-hari dipenuhi kebahagiaan dengan laki-laki pilihannya yang begitu taat dan sholeh. Setiap pagi selalu membangunkan untuk sholat tahajud. Bahkan mengajaknya untuk sholat berjamaah. Kehidupan Islami diarungi bersama dengan suami tercintanya sampai lahir sang buah yang telah lama diharapkan. Begitu indah dan bahagia hatinya karena Allah melimpahkan kebahagian dan kebaikan untuk dirinya dan keluarganya. "Barangsiapa yang menikah dengan dilandasi keyakinan kepada Allah dan hanya mengharapkan keridhaanNya niscaya Allah mewajibkan diriNya untuk menolongnya dan memberkahinya" (HR. Thabrani).

Jumat, 14 September 2012

Nikmatnya Bersyukur

Ada seorang bapak yang untuk kesekian kali datang ke Rumah Amalia. Beliau mengatakan kepada saya bahwa hanya dekat dengan Allah lah hatinya menjadi tenang. 'Itulah nikmatnya bersyukur' tuturnya. 'Dalam tekanan hidup membuat saya mencari Allah, meski saya pernah marah dan meninggalkanNya namun Allah tidak pernah meninggalkan saya.'

Pukulan pertama diterimannya. Awalnya tahun lalu istrinya yang dicintai masuk rumah sakit ketika beliau sedang berada di luar kota karena tugas kantor. Tidak lama kemudian sang istri dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ditengah kesedihannya beliau jatuh dari kamar mandi yang membuat terbaring di rumah sakit. Terbaring selama satu bulan. Begitu sudah bekerja kembali, pimpinan perusahaan tempatnya bekerja dirinya di PHK. Dalam upaya mencari pekerjaan baru, beliau mencoba untuk berwirausaha namun usahanya tak membuahkan hasil.

Sampai titik nadir, rasa sakit yang dialaminya. menjerit dalam hati 'Ya Allah, aku tidak sanggup lagi.' Pada kesempatan itulah beliau mendengarkan Radio FM Jakarta, kemudian menghubungi saya dan akhirnya berkunjung ke Rumah Amalia. Tidak lama setelah itu beliau mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik daripada sebelumnya. Sekarang justru beliau semakin dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 'Saya selalu rindu padaNya sebab kasih sayang Allah menerangi jalan hidup saya Mas Agus.' tutur beliau.

---
Sahabatku, aminkan doa ini mohon kemudahan dalam usaha kita, "Allahuma rahmataka arju fala takilni ila nafsi tharfata ‘ain, wa ashlihli sya’ni kullahu, la ilaha illa anta, “Ya Allah, hanya kasih sayang-Mu yang aku harapkan, maka janganlah Engkau serahkan urusanku pada diriku sendiri meskipun hanya sekejap mata, dan perbaikilah semua urusanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau.” (H.R. Abu Dawud dan Ahmad).

Rabu, 12 September 2012

::: Izinkan Aku Menciummu Bu :::

Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku 'dipaksa' membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.

Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.

Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu.

Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu.Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.

Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya.Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.

Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.

Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.

Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do'a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.

Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.

Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguk nya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang baik dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.

dari milis motivasi

Selasa, 11 September 2012

Kokohkan Niat menjemput Jodoh

Sahabatku, mengokohkan niat menjemput jodoh bukan hanya bertemu dengan seseorang yang kita cintai namun juga jodoh menuju pernikahan hendaknya memenuhi kriteria Lillah, niat menikah karena Allah. Proses dan cara sesuai dengan ketentuan Allah yang disebut Billah. Terakhir Ilallah, tujuan pernikahan merupakan upaya menggapai ridha Allah, sungguh indahnya sebuah pertemuan dua insan yang saling mencintai karena Allah, merindukan karena Allah. Pernikahan mereka adalah pertemuan ruhani yang berjuang untuk meraih keridhaan Allah, bila kita berkualitas disisi Allah maka akan datang seseorang yang menjadi jodoh kita yang berkualitas juga.

Sahabatku yang ingin segera menikah, niat yang benar, prosesnya benar, tujuan benar maka pernikahan anda mendapat keberkahan didunia dan akhirat, menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah. Membawa kebaikan bagi keluarga kita dan umat. Bila memang ada niat & keinginan sungguh2 untuk mendapatkan jodoh. Jangan putus asa, tetaplah berikhitiar & memohon kpd Allah maka Allah akan mengirimkan jodoh yg terbaik untuk anda.

--
Sahabatku, aminkan doa ini agar kita untuk mendapat cinta Allah dan cinta orang yang mencintaiNya, jodoh yang terbaik dari sisi Allah. "Allahuma innii as'aluka hubbaka wahubba may yuhibbuka wal'amalal ladzii yuballighunii hubbak. Allahummaj'al hubbaka ahabbaka ahabba ilayya min nafsii waminal maa'il baarid" Ya Allah, aku mohon cintaMu, cinta orang yang mencintaiMu dan amal yang dapat menggapai cintaMu. Ya Allah, jadikan cintaku kepadaMu melebihi cintaku kepada diriku, keluargaku dan air yang dingin." (HR. Tidrmidzi).

Minggu, 09 September 2012

Derita Membawa Bahagia

Entahlah bagaimana rasanya ketika hidup kita bersama keluarga ditengah kebahagiaan tiba-tiba hempas oleh cobaan & musibah bertubi-tubi? Sekuat apapun diri kita. Toh, akhirnya jatuh terpuruk & tersungkur di dalam penderitaan yang berkepanjangan. Tentunya teramat perih. Hati siapa yang sanggup untuk menanggung semua derita itu,  Ada kemarahan, kekecewaan. 'Kenapa harus sekarang Ya Allah? Kenapa Engkau berikan kami cobaan & musibah, ketika kami sedang bahagia? Sampai kapan derita ini akan berakhir? Sesungguhnya Allah memberikan cobaan & musibah pada hambaNya sebagai ujian, sebenarnya justru melepaskan dirinya dari kehancuran sehingga cobaan itu menjadi nikmat & karunia Allah yang terbesar baginya dan keluarganya.

Itulah yang terjadi pada seorang bapak. Ditengah kondisi dipuncak kariernya sebagai seorang pimpinan sebuah perusahaan, gajinya terbilang lebih dari cukup, fasilitas rumah dan mobil dari kantor, kondisi yang tercukupi kehidupan ekonominya, ditambah lagi dengan istri dan anak-anaknya yang mencintainya. Tiba-tiba perusahaan yang pegangnya diambang kehancuran karena adanya keharusan membayar kembali proyek besar yang dikerjakan gagal sesuai dengan jadwal karena adanya kesalahan pengerjaannya, anak-anak dan istrinya juga ikut merasakan kecemasan namun tetap masih setia mendampingi dirinya. Namun yang berat dalam hidupnya disaat bersamaan anaknya jatuh sakit yang segera dirawat di Rumah Sakit karena kena DB. Hal ini tentunya diluar apa yang diperkirakannya, berada diatas puncak kariernya malah mendapatkan kejutan yang tidak diperkirakan. Kepahitan hidup yang bertubi-tubi yang dihadapinya mencoba instropeksi diri, beliau menyadari sejak lama sudah lama meninggalkan kewajibannya, boro-boro shodaqoh, menjalankan sholat lima waktu aja hampir tidak pernah dikerjakan, akibatnya dengan kejadian pahit ini membuat hidupnya menjadi terasa hampa. Tersadar akan hal itulah yang membuat beliau berkenan bershodaqoh untuk Rumah Amalia mengharap keridhaan Allah.

Seminggu kemudian anaknya yang sedang di Rumah Sakit sudah boleh pulang. Perusahaannya step by step sudah mampu menyelesaikan semua keuangan akibat dari kegagalan proyek yang dikerjakan bahkan  kerugiannya diganti oleh perusahaan asuransi. Sebulan kemudian perusahaannya mendapatkan tiga tawaran proyek, roda kembali berputar. Perusahaan, keluarga dan hidupnya dirasakan lebih indah & lebih membahagiakan. Keberkahan demi keberkahan kerap dirasakannya. Sejak kejadian itu keyakinan beliau bahwa dengan mendekatkan diri kepada Allah, giat menjalankan sholat fardhu dan rajin menyisihkan rizki untuk bershodaqoh akan membuat dirinya dilimpahkan keberkahan oleh Allah, menyelamatkan perusahaannya, menyembuhkan kembali anaknya yang sedang sakit, menyehatkan hati, juga tidak kalah penting adalah kebahagiaan bagi keluarganya.

Sabtu, 08 September 2012

::♥ Maka, bersyukurlah :') ♥::

Catatan ini dibuat untuk menggugah hati dan memompa semangat kita sebelum nanti mulai mengarungi lagi pahit dan manisnya bahtera menuntut ilmu :)

Terinspirasi dari sebuah dialog sederhana namun amat berkesan dalam bis, sepanjang perjalanan Mojokerto - Malang siang tadi..



"Kamu kuliah juga?" gadis berambut ikal itu memulai permbicaraan. "Iya, Mbak. di UIN. Mbak-nya?" Kataku. "ooh aku di UB ambil perikanan. Kamu jurusan apa?" tanya gadis itu. "Biologi, mbak. mmm mbaknya semester berapa?" tanyaku. "semester 3, kamu?" "Sama mbak." Obrolan hangat itupun terus berlanjut, sampai akhirnya sampai pada topik yang bagiku sudah tidak tabu lagi untuk diperbincangkan dan bagiku sangat layak untuk dikeluh kesahkan, ya LAPORAN. Sebagai sesama pengambil kuliah ilmu murni tentu tidak ragu bagi kami untuk membahas "Laporan Praktikum".

"Kamu 2 semester kemaren berapa praktikum?" selorohnya. "mmmm 3 mbak, yah.. hari-hari penuh laporan dan laporan." jawabku. "Kamu masih mending, aku semester 2 kemaren 5 laporan. Trus kamu biasanya asistensinya berapa kali?" jawabnya enteng. Aku langsung menelan ludah, 5  kali?? terdengar sungguh fantastis, tapi hati kecilku masih saja diselimuti ego, segera kujawab pertanyaan gadis manis itu, "asistensi? ya satu kali aja mbak setelah praktikum itu.. langsung dapet acc asisten". "hmmm kamu masih mending, aku acc itu minimal 2 sampe 3 kali sampe bener-bener fiz bener baru bis lanjut ngerjain. Belum lagi kalo asistenya nyebelin, pernah aku hari ini praktikum sampe sore, besok pagi jam 6 asistenya minta acc. Kamu laporannya ditulis tangankan?" "iya mbak.. hmmm pretel rasanya tangan. Apalagi klo di UIN, baru bisa ngerjain laporan kalau ga ada jam kuliah dan setelah jam 8 malem, setelah kuliah bahasa arab, siangpun gabisa tidur soalnya kuliah jg.. ya gitu deh." jawabku, dengan tetap mengeluh dan bergelut dengan ego. "Aduuuh kamu masih mending deh, kalo aku setelah laporan yang ditulis tangan bener-bener fix, laporan itu harus diketik lagi dengan format yaa mirip skripsi gitu deh, ntar kalo salah yaa refisi lagi yang laporan ketikan itu." Tiba-tiba langsung kerasa nyesek, kelu lidahku. "oh ya, kamu syarat masuknya pasti BAB I, II atau nggak sampai 3 gitu kan?" aku mengangguk "kalau aku password masuknya itu BAB I, II, jawaban soal dari buku modul dan rangkuman dari 7 jurnal, bayangin aja." tambahnya.

Maka seketika itu, runtuhlah egoku.. kelu rasanya lidahku.. Selama ini diri begitu angkuh dan dikuasai ego, menganggap diri paling menderita, orang lain tidak ada yang mengalami lebih dari yang kita alami. Maka pertemuan dan obrolan singkat dengan gadis manis berambut ikal siang tadi, bagaikan tamparan dari Allah untukku. Terngiang dibatinku sebuah firman Sang Penguasa jagat raya, "La in syakartum la azidannakum walainkafartum inna azabi lasyadiid" (Jika kamu bersyukur akan Kami tambahkan nikmatKu kepadamu dan jika kamu kufur/tidak bersyukur siksaku amat pedih) Q.S Ibrahim: 7. Dan juga sebuah Hadist, “Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.” (HR. Bukhari & Muslim)

    Maka, kutulislah catatan ini, untuk meruntuhkan ego kita, bahwa apa yang selama ini kita keluh kesahkan ternyata jauh lebih mudah dari apa yang dilakukan dan dialami oleh orang lain. Dengan air mata malu akan diri yang hina ini dengan hati penuh luapan rasa syukur, kuucapkan "Bersyukurlah, kawan. Tetap kobarkan semangat dan yakinlah ini semua yang terbaik untuk kita. cemmmuuunguuuud ea! ;)"

Dari sebuah hati, untuk banyak hati :)
Fitria Nurul Mutmainah
PPH Khaira Ummah, 3 September 2012
di indahnya malam 00.56

Kamis, 06 September 2012

Pengorbanan Berbuah Suami Yang Sholeh

Ada seorang gadis usianya 37 tahun, selain bekerja, tidak ada kegiatan apapun selain mengurus adik-adiknya dan mengurus ibunda tercinta. Dulu pernah menolak lamaran laki-laki, menikah diusia muda, ia berkeyakinan hanya menikah bila adik-adiknya sudah dewasa dan mampu mengurus ibunya. Sungguh pengorbanan yang luar biasa mendahulukan kepentingan adik-adik dan ibunya menunjukkan kemuliaan dan kelurusan hatinya. Begitu adik-adiknya sudah beranjak dewasa, air matanya selalu menetes, "Apakah aku harus menjalani sisa umur tanpa menikah dan keturunan Ya Allah?" Ia bergegas ke Rumah Amalia niat bershodaqoh dengan mengharap keridhaan Allah agar dimudahkan untuk jodohnya.

Setelah beberapa saat seorang laki-laki datang melamarnya, laki-laki itu menikahinya karena ia seorang perempuan yang diridhai oleh ibunya, berakhlak mulia hingga berani berkorban, laki-laki itu mengatakan, "Ibumu adalah ibuku juga, aku juga akan berbakti sebagaimana engkau berbakti, aku akan mengurus sebagaimana engkau mengurus ibu. Adik-adikmu adalah adik-adikku juga, maka kita akan tinggal di rumah yang bersebelahan dengan mereka." laki-laki itu melamar bersama keluarganya, kebahagiaan terpancar diwajahnya dan mereka menikah sebulan kemudian. Pengorbanan tidak sia-sia, Allah membalasnya dengan mengirimkan laki-laki yang sholeh untuk menjadi suaminya. Merekapun hidup bahagia menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah.

Selasa, 04 September 2012

Menikah Dalam Senyuman

Wajah bapak nampak lebih tua dari usianya, jas hitam pinjaman saudara tak mampu menyembunyikan kegelisahan hatinya. Beliau mendekati dan diusap kepala putrinya paling disayang, paling dimanja, meski tidak dengan materi. Pengorbanan bapak membiayai kuliah bahkan sampai mengantarkan kestasiun Kereta Api sewaktu hendak ke Bandung. Karier dan pendidikan semua bisa diraih dengan mudah, kariernya melejit dengan pesat, kebutuhan sehari-hari bapak dan ibu mampu dipenuhi dari gaji yang diterima. Pernah menyampaikan keinginan untuk memberangkatkan umroh bapak dan ibu namun bapak menolaknya, "Bapak, hanya ingin melihat kamu menikah.." begitu tutur bapak bagai menghunjam ulu hati, terasa perih terluka yang mampu meneteskan air mata. Sakit hati dan kecewa seolah menyatu, marah dan benci namun juga rasa sayang kepada bapak dan ibu tak mampu untuk berkata-kata.

Disetiap malamnya selalu bersujud memohon kehadirat Allah, ingin sekali membahagiakan kedua orang tua agar bisa segera menikah. Pada minggu pagi kedatangannya di Rumah Amalia untuk berbagi, "Hanya keridhaan Allah yang saya harapkan.." ucapnya, Air mengalir tak terasa, doa dan harapan untuk membahagiakan kedua orang tua segera terwujud. Subhanallah, Allah seolah menunjukkan KemahabesaranNya, prosesnya begitu cepat, laki-laki yang hampir seusia dikenalnya pada kegiatan sosial menyatakan kesungguhan untuk mengajaknya menikah. dua kemudian bersama keluarga besarnya calon suami datang melamar. Sampai waktu pernikahan tiba seolah bagai mimpi. Detik-detik akad nikah melihat bapaknya tersenyum, air matanya bening menetes dipipinya merasakan kebahagiaan dihati kedua orang tuanya. Bersyukur kepada Allah akhirnya mampu mewujudkan impian kedua orang tuanya, menikah dalam senyuman dan kebahagiaan, meraih keluarga sakinah mawaddah warahmah.

Senin, 03 September 2012

Karena Kau Begitu Berarti

Sahabatku, ada sebuah pertanyaan bila orang sedang jatuh cinta, "Mengapa ya dia memilih saya menjadi pendamping hidupnya?" karena anda begitu berarti dalam hidupnya. Layak dicintai adalah lambang keberartian, sebab cinta bukanlah bagunan yang berdiri dilahan kosong, cinta tidak dipersembahkan untuk padang jiwa yang kosong, tidak juga karya tanpa makna. Kita memiliki arti dan makna maka kita layak dicintai. Bukan jiwa yang hampa namun sebuah keberhargaan perasaan cinta itu sendiri dan keberhargaan sosok yang kita cintai. Keberartian menjadi awal cinta, kita akan merasa perasaan cinta kita begitu berharga bila kita mencintai orang yang layak menerima perasaan kita. Sedangkan seseorang yang kita cintai karena dia begitu berharga dalam hidup kita. Dia layak untuk kita cintai, sosok yang memang layak untuk menerima limpahan kasih sayang kita dan kita menjadi manusia yang tidak menyia-nyiakan perasaan sendiri dengan mencintainya, karena hidup ini begitu indah, memiliki seseorang yang kita cintai yang merasakan sungguh berarti diri kita dalam hidupnya.

Sungguh indah dalam hidup ini, bila orang yang kita cintai dengan tulus bertutur lirih, "Karena kau begitu berarti dalam hidupku." Keberartian hidup kita bagi orang lain terjalin cinta untuk disatukan dalam pernikahan adalah perasaan alami sebagai karunia Allah. Sebagai karunia Allah perasaan itu agung menjadi gejolak kemanusiaan yang diridhai disisiNya dan karena keridhaan Allah itulah Rasulullah bersabda, "Tidak ada yang bisa dilihat lebih indah bagi mereka yang sudah saling jatuh cinta kecuali pernikahan." (HR. Al-hakim). sehingga meraih dua keindahan sekaligus, keindahan yang berpadu dari kecintaan kita kepada pasangan kita yang memancar dari kecintaanNya kepada kita, pada saat yang sama, kita mendapat limpahan cinta dan kasih sayang Allah.

Minggu, 02 September 2012

Nyatakan Cinta

Sahabatku, Seorang lkhwan (laki-laki yg sholeh) yang datang kepada seorang akhwat (perempuan yg sholehah) dan menyatakan cinta dengan sungguh-sungguh untuk melamar dan hendak mengajak menikah, maka ikhwan itu adalah ikhwan yang bertanggung jawab terhadap perintah Allah dan RasulNya untuk segera menyempurnakan agama dengan menikah. "Jika engkau mencintai saudaramu, beritahukan kepadanya." (HR. Abu Dawud). memberitahukan rasa cinta dan menyegerakan pernikahan adalah sebuah keindahan dalam hidup. Perjalanan yang selalu dikenang indah untuk membagun romantisme dengan dilandasi keimanan.

Bahkan Allah menjamin surga bagi mereka yang menyatakan cinta yang dilandasi dengan ketulusan dan peerjuangan dijalan Allah sebagaimana hadist qudsi dalam Shahih Jami'us Shaghir oleh Syaikh al-albani, "Cintaku pasti bagi mereka yang saling mencintai dijalanKu, cintaKu pasti bagi mereka yang menyambungkan ikatan persaudaraan di jalanKu, cintaKu pasti bagi mereka yang memberikan perhatian dijalanKu, cintaKu pasti bagi mereka yang saling mengunjungi di jalanKu, dan cintaKu pasti bagi mereka yang berlomba berjuang di jalanKu. Orang-orang yang mencintai dijalanKu berada diatas mimbar-mimbar cahaya, para Nabi, shiddiqin, dan syuhada iri dengan kedudukan mereka." Bagi sahabat yang menginginkan cinta Allah dan keluarga yang mendapatkan limpahan kasih sayang Allah, bila ada kesungguhan seorang laki-laki yang sholeh untuk mengajak menikah maka segerakanlah pernikahan itu, semoga Allah melimpahkan keberkahan untuk pernikahan anda. amin ya robbal alamin..

Jaga Selalu Hatimu

"Kau jaga selalu hatimu, saat jauh dariku, tunggu aku kembali, ku mencintaimu selalu, menyayangimu sampai akhir menutup mata," melantun merdu, laki-laki itu meneteskan air mata. Terbayang wajah istri yang mencintainya namun dirinya tidak mampu menjaga kesetiaan. Ditengah tugas rutin kantor dan rumah, ia merasakan kejenuhan, semua terasa memuakkan. Bahkan istrinya seringkali menjadi luapan amarah yang dia sendiri tidak tahu apa penyebabnya. Sampai kemudian mengenal seorang gadis teman kantornya. Mengantar pulang, saling kirim SMS membuat hidupnya kembali bersemangat penuh warna. Terjalinlah hubungan asmara. Ibarat barang busuk tak bisa ditutupi terlalu lama istrinya mengetahui juga. Awalnya ia mengingkari namun tak bisa menolak ketika ada buktinya. Akhirnya ia mengakui semua perbuatan itu. Sang istri hanya bisa menangis.

Hidupnya menjadi terasa gelap, rumah tangga terasa dingin. Istri dan anak-anaknya tak mau menyapanya. Bahkan kekasih gelapnya memutuskan hubungan terlarang, "Bang, kita putus aja cintai terlarang ini." tutur kekasihnya yang pergi meninggalkan seorang diri. Allah seolah mengingatkan pada dirinya bahwa jalan yang dipilihnya salah. Air mata penyesalan dari perbuatan yang salah. Keinginan untuk berbagi di Rumah Amalia hanya berharap keridhaan Allah, mengembalikan, istri dan anak-anaknya. Rindu akan senyuman, tawa dan canda keluarga. Ia selalu menyempatkan pulang lebih awal agar bisa sholat maghrib, awalnya anak-anak menolak untuk sholat berjamaah namun anak yang bontot mau berjamaah, satu persatu ikutan sholat berjamaah. Istrinya tetap diam membisu. Sampai satu malam, istrinya memeluk tubuhnya, "Maafkan aku Mas.." Ia pun menjawab, "Aku yang salah Ma. Maafkan aku.." Anak-anaknya menangis berhamburan, 'Jaga Selalu Hati Mas.." bisik sang istri, ia mengangguk. Bersama keluarga istri dan anak-anaknya membangun kekokohan keluarga lebih mendekatkan diri pada Allah.