Selasa, 31 Mei 2011

::: “Saya Minta Maaf “ :::

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Kenapa berkelahi dan berteriak
Kenapa menangis dan menghina
Kenapa mengeluh dan menderita
Pada saat kita dapat bahagia
Dengan memaafkan diri sendiri dan orang lain?

Ada tiga kata yang berkerja seperti mukjizat yaitu “Saya Minta Maaf “

Banyak perkawinan yang menjadi dingin karena kedua belah pihak tidak mau minta maaf.
Ketika kata “Saya Minta Maaf” itu amat sukar diucapkan
Kebanyakan perkara pengadilan sesungguhnya dapat diselesaikan dengan kata yang Tiga itu.
Bagi orang-orang tertentu ketiga kata itu adalah yang termahal di dunia
Tidak semua teman itu berhati malaikat,
Akan terjadi kesalahpahaman dan perselisihan
Banyak teman akrab berpisah karena kesalahpahaman yang amat kecil. Belajar memaafkan teman dan orang-orang yang melakukan kesalahan pada kita adalah gerbang menuju kebahagiaan.Dan berani mengatakan “Saya Minta Maaf “ adalah sebuah kehormatan dan harga diri , menunjukkan pribadi yang luhur, rendah hati dan terpuji yang didalamnya terdapat kebaikan.
Dan adalah sebuah kehormatan bagi orang-orang yang tidak memperhatikan kesalahan-kesalahan kecil.


Jika pihak yang satu mengira kita yang salah lalu tidak mau meminta maaf, maka akan lebih mulia lagi bila kita mengambil inisiatif untuk meminta maaf

Jika sukar untuk meminta maaf secara pribadi kita dapat melakukannya dengan surat, fax, kiriman bunga, email atau perantara orang ketiga.

Orang tua biasanya payah untuk meminta maaf pada anaknya. Maka kita harus belajar rendah hati dalam hidup dan memberikan contoh kepada generasi mendatang menjadi seorang yang pemaaf


Salah satu upaya agar kita menjadi seorang yang pemaaf adalah dengan mengingat kebaikan-kebaikan orang lain kepada kita, melupakan kebaikan kita kepada orang lain,
Serta memandang jauh kemasa depan akan datangnya “Kematian dan hari perhitungan”


Dengan mengingat “kematian” dan hari “Perhitungan “ kita tidak akan peduli ke hal-hal kecil karena kita sudah disibukkan oleh hal besar yang maha dahsyat yaitu “kematian” dan datangnya hari “perhitungan”. Karena tidak satupun kejadian (sekecil apapun itu) , yang luput dari perhitungan Allah
Hari dimana semua orang harus mempertanggung jawabkan semua perbuatannya.
Hari dimana setiap orang mencari orang-orang yang pernah dizaliminya
Hari dimana setiap orang menuntut keadilan....


Sedangkan bagi seseorang yang pemaaf dia tidak perlu membuang-buang waktu untuk sesuatu yang seharusnya sudah diselesaikan didunia.Melancarkan langkahnya menuju surga Nya Allah.


Seseorang yang pemaaf akan memancarkan cahaya kebaikan , hatinya bersih dan suci , jiwanya bersinar tak ternoda. Dari dalam hatinya terpancar kebeningan jiwa sehingga dia akan menjadi pribadi yang mulia , disenangi dan di hormati

Untuk menguasai kehidupan yang keras dan rumit ini maka kuasailah 3 kata ini “Saya Minta Maaf “

***
Kasih sayang dan kekerasan selalu berperang di hati manusia seperti malapetaka yang berperang di langit malam yang pekat. Tetapi kasih sayang selalu dapat mengalahkan kekerasan. Karena kasih sayang adalah anugerah Ilahi.

Wallahu a’lam bishawwab

~by : Bulan Cahaya~
***

Senin, 30 Mei 2011

Konsep Diri Negatif

Terkadang di dalam kehidupan sehari-hari seseorang mendapat cobaan, sama sekali tidak diduganya. Tentu saja hal itu akan menimbulkan keterguncangan. Perasaan kedukaan pada tingkat awal dan perilaku yang mengiringinya sering membuat seseorang menjadi lupa diri dan sangat khas ditandai dengan konsep diri negatif tentang diri sendiri. Ia memandang negatif diri sendiri (Negative feelings Toward Self) . Semua yang dilakukannya atau apa saja yang ada di dalam dirinya dipandang negatif, tidak bermanfaat dan tidak berguna dalam hidup. Konsep diri negatif tersebut adalah kondisi yang tidak baik akibat dari kekecewaan. Ekspektasi yang terlalu tinggi atau harapan yang berlebihan terhadap kehidupan yang sempurna, semakin besar harapan maka semakin besar rasa penyesalan dan menyalahkan diri sendiri bahkan menyalahkan Allah sehingga hal itu semakin buruk atau negatif dalam memandang diri sendiri. Allah tidak pernah menganiayai hambaNya tetapi kita sendirilah yang telah menganiaya diri sendiri.

'Sesungguhnya Allah tidak pernah menganiaya manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang menganiaya diri mereka sendiri.' (QS. Yunus:44).

Konsep diri menurut Carl Ransom Rogers adalah individu yang memiliki kemampuan ke dalam diri sendiri, mengerti diri, menentukan hidup dan mampu menangani masalah yang sedang dihadapi. Penggambaran pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dirinya dihargai, dicintai karena nilai adanya pada diri sendiri sebagai pribadi sehingga ia tidak bersifat defensif namun sepenuhnya menerima dirinya sendiri dan penuh kepercayaan terhadap diri sendiri. Konsep diri terbagi menjadi tiga dimensi, Pertama tentang diri, yaitu informasi yang anda miliki tentang diri anda sendiri, misalnya penampilan, jenis kelamin, perilaku. Kedua, Pengharapan, Pengharapan adalah gagasan anda tentang masa depan anda akan menjadi seperti apa kelak. Ketiga, Penilaian Diri. Penilaian diri adalah pengukuran anda tentang keadaan anda dibandingkan dengan apa telah yang anda dapatkan dengan seharusnya anda dapatkan itulah yang biasa disebut dengan harga diri.

Konsep diri ada kecenderungan terhadap dua hal, konsep diri positif dan konsep diri negatif. Apabila anda merasa tidak cukup baik dengan apapun yang anda telah miliki dan merasa tidak mampu mencapai apapun yang anda harapkan berarti anda memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri. Jika hal itu terus berlanjut maka akan mengarah kepada kelemahan emosional. Anda tertekan dan kecemasan secara kontinyu, kekecewaan emosional yang lebih parah, membuat anda menciptakan penghancuran diri. Konsep diri negatif bila terus menerus dibiarkan berkembang maka membuat tubuh mudah sakit, dihinggapi rasa putus asa dan depresi karena tidak adanya ketahanan batin yang kokoh. Akibatnya mengganggu sistem syaraf dan kekebalan tubuh seperti mudah gelisah, cemas, takut, khawatir, mudah pilek, batuk dan penyakit yang justru dianggap ringan dan sepele namun berdampak sangat besar dalam kesehatan.

Lantas bagaimana bisa menghilangkan konsep diri negatif dan membangun konsep diri positif? Konsep diri negatif dapat dihilangkan dengan berdzikir kalimat 'alhamdulillah' yang disertai dengan pemahaman bersyukur. Mensyukuri bahwa Allah melimpahkan anugerah kehidupan dan kemuliaan untuk hidup anda. Apabila anda mengalami kebangkrutan dalam usaha maka tidak membuat anda menjadi kecewa dan putus asa, anda mampu berserah diri kepada Allah atas segala ketetapanNya pada sebuah kegagalan. Dzikir disertai dengan pemahaman ini yang membuat anda bisa segera bangkit, dalam waktu singkat anda mampu mengembangkan usaha yang lebih baik dan penuh keberkahan sehingga terciptalah citra diri yang positif tentang diri anda sendiri dan juga membuat hidup anda menjadi lebih sehat, lebih indah dan lebih membahagiakan.

'Sesungguhnya Allah menyesatkan siapapun yang Dia kehendaki dan memberikan petunjuk orang-orang yang bertaubat kepadaNya. Yaitu, orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.' (QS. al-Ra'd : 27-28).

Minggu, 29 Mei 2011

Kasih Sayang Dalam Keluarga

Kasih sayang maupun hidup berkeluarga, keduanya merupakan fitrah kita sebagai manusia. Semua manusia ingin memperoleh kasih sayang dan ingin mengaktualisasikan kasih sayangnya. Orang yang beruntung memperoleh dua hal tersebut biasanya hidupnya ceria dan berseri-seri, kesulitan terasa mudah, yang berat terasa ringan, yang lama terasa sebentar. Sebaliknya jika tidak memperoleh, hidup menjadi gersang dan membosankan, hal yang biasa bisa menjadi ketegangan, yang ringan menjadi berat, yang sederhana menjadi rumit, yang sebentar terasa lama. Hidup berpasangan juga sudah menjadi fitrah kehidupan, bukan hanya bagi manusia tetapi jga bagi makhluk hidup lainnya. Orang yang belum dapat pasangan, dalam alam bawah sadarnya selalu mencari atau menunggu, yang secara tegar mengatakan bahwa ia lebih enak hidup sendiri tanpa pasangan sesungguhnya merupakan pelarian dari tidak ditemukannya pasangan yang cocok. Hidup berkeluarga juga merupakan fitrah kehidupan. Dorongan untuk untuk hidup berkeluarga bukan pertimbangan rasional tetapi merupakan dorongan naluriah.

Menikah adalah sesuatu yang didambakan oleh setiap orang. Menikah juga dipandang sakral oleh agama. Tetapi hidup berumah tangga itu sendiri merupakan misteri dari kebahagiaan. Ada orang yang hidup dengan amat sangat sederhana, tetapi mereka merasakan kebahagiaan yang prima dalam kehidupan rumah tangganya. Sebaliknya ada orang yang memiliki kelengkapan fasilitas hidup, sandang pangan papan, kendaraan, uang, perhiasan tetapi mereka tidak menemukan yang di dambakan, sebaliknya, semua kelengkapan materi itu justru tak bermakna apa-apa. Dalam pandangan Islam, pernikahan adalah suci, sunnah Rasul dan ibadah. Oleh karena itu setiap muslim seyogyanya menikah secara Islam, berumah tangga secara Islam dan hidup secara Islam. Perselisihan dalam rumah tangga, bahkan perceraian, adalah sesuatu yang manusiawi belaka, tetapi al-Quran menganjurkan untuk selalu islah, memperbaiki diri, dan memilih jalan yang terbaik.

Dalam Bahasa Arab mengenal 60 istilah cinta, tapi dalam al Quran hanya disebut 7 jenis cinta, yaitu 1. mawaddah, 2. rahmah, 3. mail, 4. syaghaf, 5. ra'fah, 6. shobwah, 7. kulfah, kesemuanya ada dalam kehidupan keluarga, dalam keadaan keluarga stabil maupun ketika labil, cinta antara suami isteri maupun cinta antar anggota keluarga. Mari kita memahaminya satu persatu, yaitu.

Pertama, Cinta mawaddah (Q/30:31) adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan nggemesi. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Mawaddah juga mengandung arti kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Cinta jenis mawaddah adalah jenis cinta yang mengasyikkan dan penuh gelora.

Kedua, Cinta rahmah (Q/30;31) adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya.

Ketiga, Silaturrahmi atau Silaturahim. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Quran , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang.

Keempat, yang harus diingat adalah adanya dorongan cinta yang merusak harmony, yaitu mail (yang tidak adil), syaghaf (cinta buta), shobwah (cinta bodoh). Cinta mail lebih condong kepada yang baru, yang lama berjasa dilupakan, syaghof, cinta buta yang membuat lupa diri dan lupa daratan, shobwah, cinta yang disadari bodoh tetapi diteruskan.

::: Jika Kita Enggan Memafkan Maka Allah Tidak Akan Memaafkan Kita :::

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Memang,  melupakan sekaligus memaafkan  kesalahan orang lain termasuk  perbuatan yang sangat berat. Seolah-olah pekerjaan memindahkan sebuah gunung  dan  bukit. Apalagi luka yang mereka ukir  di dalam sanubari kita  begitu dalam dan lebar. Sepertinya  mudah di ucapkan tapi tidak semua orang mampu melakukan dengan ikhlas.

Namun kita tetap di tuntut untuk memaafkannya,  terlebih  ketika dia sudah meminta maaf kepada kita .

Mengapa demikian?  Bukankah kita  ketika berbuat salah juga ingin dimaafkan? Karena itu maafkanlah dia .


Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah  bersabda :

“Barangsiapa yang didatangi  saudaranya yang hendak meminta maaf ,hendaklah memaafkannya,apakah ia berada dipihak  yang benar ataukah yang salah, apabila tidak melakukan hal  tersebut (memaafkan) , niscaya tidak akan mendatangi telagaku (di akhirat) (HR Al-Hakim)

“Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan (HR Ath-Thabrani)

“Barangsiapa senang  melihat bangunannya  dimuliakan, derjatnya di tingkatkan , maka hendaklah dia mengampuni  orang yang bersalah kepadanya, dan menyambung (menghubungi) orang yang pernah  memutuskan hubungannya dengan dia “ (HR Al-Hakim)

“Jika hari kiamat tiba , terdengarlah suara panggilan, “Manakah  orang-orang yang suka mengampuni dosa  sesama manusianya?” Datanglah kamu kepada Tuhan-mu dan terimalah pahala-pahalamu .Dan menjadi hak setiap muslim  jika ia memaafkan kesalahan orang lain untuk masuk surga.” (HR  Adh-Dhahak dari ibnu Abbas Ra)

Fudail bin Iyad berkata : “Jiwa kesatria ialah  memafkan kesalahan-kesalahan saudaranya.”

Anas RA berkata  : “Ketika Rasulullah shalallahu Alaihi Wassallam  duduk diantara kami, tiba-tiba ia tersenyum  sehingga nampak gigi serinya ,maka umar bertanya :
”Apakah yang menyebabkan  tertawamu  Ya Rasulullah ?”
 jawab beliau  :”Ada dua orang  berlutut  di hadapan Tuhan Rabbul Izzati. Lalu yang satu berkata :”Aku menuntut hakku yang dianiaya oleh kawanku itu.”
Maka Allah menyuruh orang yang menganiaya :”Kembalikan haknya” .
Orang itu menjawab :”Tiada sesuatupun hasanahku  (kebaikanku)”.
Maka berkatalah orang yang menuntut itu :”Suruhlah ia menanggung dosaku”.

Tiba-tiba Rasulullah shalallahu alaihi wasallam  mencucurkan airmatanya menangis sambil bersabda :” Sesungguhnya hari itu sangat ngeri, hari dimana tiap-tiap orang ingin kalau orang lain menanggung dosanya. Lalu Allah Ta’ala berfirman kepada yang menuntut :
“Lihatlah keatas kepalamu, perhatikanlah surga-surga itu. Maka ia mengangkat kepalanya lalu berkata : “Ya Tuhan, aku melihat gedung-gedung dari emas yang bertaburkan mutiara, untuk nabi yang manakah?”
Allah menjawab :”Itu  untuk siapa saja yang membayar harganya.”
Ia bertanya : “Siapakah  yang dapat membayar harganya?”
Allah menjawab :” Engkau mempunyai harganya.”
Ia berkata : “Apakah itu Ya Tuhan?”
Allah menjawab :” Memaafkan kawanmu itu.”
 Lansung ia berkata  : “Aku memaafkan dia “
Maka Allah berfirman :”Peganglah tangan kawanmu itu dan masuklah  kalian berdua ke surga “
Kemudian rasulullah membaca  “Fattaqullaaha wa ashlihuu dzaata bainikum , sebab Allah memperbaiki (mendamaikan) antara  kaum mukminin dihari kiamat “ (HR Abu ya’la Al Maushili)


Nabi Muhammad Shalallahu bersabda kepada Uqbah  ; “Ya Uqbah  maukah engkau kuberitahukan  tentang akhlak penghuni dunia akhirat yang paling utama? “Apa itu Ya Rasulullah? . “Yaitu  menghubungi orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberi orang yang menahan pemberiannya  kepadamu, memaafkan orang-orang yang pernah menganiayamu “ (HR Al-Hakim dari Uqbah bin Amir Al-Juhani )


Sementara itu ,kalau ia belum mau taubat dan minta maaf, maka doakanlah agar suatu saat dia menyadari akan kesalahan yang dia lakukan dan bertaubat atasnya,Kalau kita tidak mau memafkannya sama artinya kita membiarkannya  menanggung dosa dan berjalan menuju  ke  neraka. Jika demikian alangkah naifnya kelak kita di hadapan  Allah.

Janganlah kita bersikukuh untuk enggan memaafkan orang lain, karena akan menyebabkan dosa kita tidak pernah diampuni oleh NYA. Bukankah ini merupakan kerugian besar  yang menimpa seseorang?!

“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang”. (QS An-Nuur :22)

“Barangsiapa yang tidak mau memberi ampun  kepada orang, maka ia tidak akan di beri ampun “ (HR Ahmad dari Jabir bin Abdullah Ra)

Mari kita belajar dari sifat pemaafnya Allah kepada  para hamba –NYA yang telah membunuh para wali-NYA.  Sifat pemaaf Rasulullah pada umat yang menyakitinya. Teladan para sahabat Ra yang  mau berlapang dada kepada saudaranya yang telah menyinggung perasaannya.


Ucapkanlah ucapan kasih sayang  padanya :
“Pada hari ini tidak ada cercaan kepada kamu , mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu) ,dan DIA adalah Maha Penyayang diantara Penyayang.”  ( QS Yusuf  ;92)

Inilah ucapan Nabi Yusuf  AS kepada saudaranya  ,ketika mereka minta maaf atas kesalahan yang mereka lakukan di masa lalu


Wallahu a’lam bishawwab
by : Bulan Cahaya

Sabtu, 28 Mei 2011

Kebahagiaan Terindah

Kebahagiaan terindah bagi seorang suami adalah mampu mengarungi kehidupan rumah tangga bersama istri dan anak-anaknya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Sebuah ketulusan cinta dan kasih sayang itu diuji oleh Allah dengan berbagai derita dan air mata, apakah kita mampu melewatinya? Ataukah menyerah bahkan malah meninggalkannya? Kekuatan cinta dan kasih sayang akan terlahir dari sikap yang penuh keikhlasan dan hanya berharap keridhaan Allahlah yang mampu mengarungi samudra kehidupan yang tak bertepi, berbagai terpaan badai dan gelombang mampu dilewatinya, itulah yang mewujudkan kebahagiaan yang terindah bagi diri seorang suami. Beliau adalah seorang bapak bersama istri dan anak-anaknya. Pada suatu hari keluarganya mendapatkan ujian, istrinya tubuhnya meriang, panas tinggi bahkan disentuh saja, ia menjerit. Saat itu juga segera dilarikan ke dokter dan dokter tahu apa yang dideritanya. penyakit yang diderita tidak mengenal watu dan tempat, bisa menyerang kapan saja. Bila penyakitnya muncul, semua persendian akan mengalami peradangan yang luar biasa sakitnya.

Peradangan ini menimbulkan memar dan panas. Sebagai seorang suami, dirinya berusaha untuk tegar, ditahan air matanya agar sang istri kuat menghadapi sakit yang dirasakan. Dengan penuh kasih sayang ia merawat istrinya, mengangkat badan perlahan-lahan, meletakkan dengan pelan saat memandikan, memakaikan bajunya. Bersama anak-anak, mereka melayani sang ibunda tercinta dengan baik. Ditengah rasa pilu dihati, sebagai suami berusaha untuk tersenyum ketika wajah istrinya tengah menahan sakit. 'Alhamdulillah, Saya beruntung mendapatkan suami seperti ayah. Sabar dan ikhlas. Insya Allah, saya segera sembuh.' Tutur sang istri, wajahnya begitu terlihat tenang dan tidak sedikitpun mengeluhkan rasa sakit yang menderanya.

Tentu saja ucapan sang istri membuat hatinya terasa perih, ia teringat bagaimana dulu ketika mereka bertemu dan kemudian memutuskan untuk menikah, diawal pernikahannya pahit getir kehidupan berumah tangga mampu dilewati bersama sampai kemudian anak-anaknya terlahir dan mengasuhnya hingga dewasa, tanpa terasa air matanya menetes, rasa takut kehilangan tiba-tiba muncul menghinggapi dirinya, mampu ditepisnya dengan berserah diri kepada Allah. Ditengah kecemasan itulah beliau datang ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh ke Rumah Amalia agar Allah berkenan memberikan kesembuhan bagi istri yang dicintainya. 

Beberapa hari kemudian , dokter memberitahukan kepada beliau bahwa istrinya memiliki harapan untuk sembuh dan kondisinya semakin membaik. Bahkan diperkenankan oleh dokter untuk pulang ketika istrinya dinyatakan dalam keadaan sehat walfiat. Dirinya bersama anak-anaknya merasakan kebahagiaan, dengan penuh rasa syukur kepada Allah atas kesembuhan dan kasih sayang yang diberikan Allah bagi keluarganya. 'Terima kasih Ya Allah, atas limpahan kasih sayangMu untuk kami,' tuturnya dengan penuh linangan air mata.

::: Perindu -Perindu Malam :::


Angin berbisik kepada embun
Malam sepi, dingin merinding
Di pucuk daun embun mengerling
Dahan merintih dalam resah

Tahukah kau malam...?, tentang sebuah rahasia
Dengarkah kau daun..? ,apa yang dibisikkan angin
Pedulikah kau rembulan..? ketika malam berteriak di kegelapan...

Dan ...
malam pun berteriak, menghempas kesunyian...
“akulah kegelapan...
Sunyi dimalam, kering disiang
Luluh, lemah, tubuh menggigil
Seperti daun kering dimusim kemarau
Seperti debu terhempas di padang pasir...

Hatiku ? apakah kau juga merasakan kesunyian ini .?
Apakah kau juga merenung seperti pikiran-pikiran liarku?
Bercerita tentang kegelapan..
Berbisik tentang kerinduan....
Terisak dalam kesunyian...
Menangis, menggugu , meratapi hari...”

Tahukah kau malam?
Tentang kerinduan sang musafir,
Sebuah oase di padang pasir
Seberkas sinar penerang kegelapan
Selarik cahaya penembus di ufuk timur

Dan....
Rembulanpun berbisik ...
Tertunduk lelah, tenggelam dalam resah
Ya, kita adalah sama...
Kita adalah saudara kembar duhai malam
Karena engkau membentangkan cakrawala
Dan aku membentangkan jiwaku
Duhai malam
Mari...marilah...
Kita bentangkan sayap-sayap kehidupan
Kita susuri jalan menyusuri cahaya
Hingga kelak kita bangga
Tidak tersia-sia sebagai perindu-perindu malam..

~ by : Bulan Cahaya ~

::: Bahasa Kasih :::


Kata-kata dan ucapan yang keluar dari hati akan sampai ke hati pula
Manakala ucapan hanya  keluar dari bibir tanpa diikuti oleh hati , maka dia hanyalah sebatas  ucapan manis penghias bibir yang tidak akan memberikan kesan apa-apa pada pendengarnya.


Berbicaralah dengan bahasa kasih,
Berbicaralah dengan bahasa hati maka kita akan merasakan  reaksi yang luar biasa,
Ia akan menembus ke hati, indah dan berkesan

Bahasa kasih bagaikan Oase di tengah  padang pasir,
penawar dahaga dikala kehausan,
memberikan kesejukan dalam kekeringan,
mencerahkan  bagi  yang mendengarnya,
juga memberikan harapan dan suplemen kehidupan ditengah-tengah orang  yang putus asa,
ia mampu memberikan keteguhan dikala seseorang terpuruk ,
dan sebagai   penawar  hati dikala duka dan terluka...
Bahasa kasih akan  menumbuhkan kasih  sayang  yang lembut yang hanya bisa dirasakan oleh hati


Pernahkah anda memiliki seorang  teman yang  lama tidak  bertemu?
Bahkan mungkin  juga belum pernah mengenal wajahnya?
Tapi kita bisa merasakan  kesejukan dan ketentraman  di hati.
Disaat sedih kita akan mencarinya.
Disaat bahagia kita ingin berbagi kebahagiaan dengannya.
Disaat duka kita  ingin merasakan  ketentraman  di dekatnya.
Disaat ada beban yang menghimpit  kita juga ingin merasakan kelembutannya  .
Maka dia adalah sahabat anda yang dihatinya tertanam rasa kasih dan sayang.


Atau sebaliknya  ,
Pernahkah anda memiliki teman yang begitu dekat dalam kehidupan  sehari-hari,
sering berjumpa dengannya, selalu  bertegur sapa,
Namun  hati anda terasa jauh dengannya ?,  tidak ada kedekatan  di hati,
tidak merasakan ketentraman di jiwa ,
dan tidak ada ketenangan batin ketika berdekatan dengannya?
Karena anda  takut  suatu saat dia akan membuka rahasia anda, menyebarkan aib anda ?
maka dia bukanlah sahabat anda yang berbicara dengan bahasa kasih.


Seorang sahabat sejati yang berbicara dengan bahasa kasih
tidak akan melukai hati ketika  anda  ada di dekatnya.
Juga  tidak akan membuat anda khawatir bila  jauh darinya.
Ia  tidak akan menimbulkan rasa was-was  dan keraguan di hati .
Ia tidak akan mengorek dan mengungkit   masa lalu  temannya yang  tidak ingin dia ceritakan
Seseorang yang mengerti bahasa kasih ,
tidak akan memaksa orang yang dikasihinya mengatakan sesuatu yang menjadi privasinya,
tidak akan memaksa seseorang  mengorek –ngorek sesuatu yang tidak sanggup dia ucapkan.
Namun dia akan menunggu ketika kata-kata itu  terucap dengan keikhlasan.
Ia akan menutupi  aib sahabatnya sebagaimana dia menutupi aibnya sendiri


Seorang  yang berbicara dengan bahasa kasih
menerima anda sebagaimana adanya anda sekarang
bukan berdasarkan bagaimana anda dahulu dan masa lalu anda
Ia tidak akan mampu membuat  orang yang disayanginya  terluka .
karena dia menyayangi dengan hati, berbicara dengan bahasa kasih


Seseorang  yang  mengerti bahasa kasih  ,
tidak hanya mampu mendengar  apa yang keluar dari bibirnya saja,
bahkan dia juga  mampu membaca apa yang tidak terucap dari bibir orang yang disayanginya.


Adakalanya kita mempunyai seorang teman  yang kita rasakan dekat ,
tiba-tiba dia harus pergi dan meninggalkan kita. Bila diantara kita tidak ada yang saling menyakiti, melukai  dan perang dengan kata-kata yang menyakitkan,maka yakinlah  bahwa diri anda tidak benar-benar kehilangannya. Suatu saat dia akan kembali  mencari anda, mendekati anda dan menjadi sahabat anda selamanya. Karena didalam hatinya  juga merasakan bahasa kasih yang pernah anda tanam dihatinya. Karena dia dapat merasakan  ketentraman dengan anda sebagai sahabatnya,  Bahwa dalam diri anda  ada mutiara berharga yang tidak mungkin terlupakan.Yang disirami dengan  cinta , yang berbunga  kasih  sayang, Yang dipupuk dengan keikhlasan dan membuahkan  sebuah mutiara berharga , “Mutiara kasih “


Bila kita mampu memahami dan berbicara dengan bahasa kasih,
maka yakinlah kita tidak akan pernah kehilangan sahabat-sahabat terbaik kita.
Seseorang   yang berbicara dengan bahasa kasih akan memancarkan aura kebahagiaan dan ketentraman bagi dirinya sendiri dan orang lain  yang berada disekitarnya.
Kehadirannya menghadirkan kehangatan
Ucapannya memberikan kesejukan
Candanya menambahkan  kesegaran
Diamnya memberikan ketentraman


Sudahkah diri ini  memiliki bahasa kasih  yang tumbuh subur dihati ?
Yang tangannya terulur menaburkan bibit-bibit kasih sayang  dengan sesama,
Yang  kelak akan  menumbuhkan kehidupan  baru bertabur cinta
dan kehidupan  bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya?

~ by : Bulan Cahaya ~
***

Kamis, 26 Mei 2011

Pilar-Pilar Kebahagiaan Keluarga

Pernikahan dua insan yang dipertemukan Allah dalam ikatan sunnah Rasulullah. Ibarat orang yang akan menempuh perjalanan jauh, Keberangkatan sepasang musafir yang akan mengarungi lautan kehidupan yang amat luas, penuh kehati-hatian dan selalu waspada agar sampai ke tujuan dengan selamat dan sejahtera. Sebagaimana yang dijelaskan di dalam al Qur’an surat ar-Rum/30:21. 'Di antara tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah adalah Dia menciptakan dari sejenismu pasangan-pasangan agar (kamu) masing-masing memperoleh ketenteraman dari (pasangan) nya, dan dijadikannya diantara kamu mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.'

Pernikahan adalah ikrar antara dua mempelai untuk hidup berpasangan. Dalam Islam, hidup berpasangan merupakan fitrah kehidupan. Bukan hanya manusia yang disett untuk hidup berpasangan, tetapi benda-benda lain, hewan dan tumbuh-tumbuhan pun menurut Al Qur’an juga diciptakan Allah dengan berpasangan. 'Segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu menyadari (kebesaran Allah).' (Azzariat/51: 49).

Kualitas kita akan diketahui dan teruji hanya setelah kita hidup berpasangan, karena dalam hidup berpasangan akan dapat diketahui kualitas, kapasitas dan sifat-sifat kemanusiaannya. Dalam hidup pernikahan itulah seseorang teruji kepribadiannya, tanggung jawabnya, keibuannya, kebapakannya, perikemanusiaannya, ketangguhannya, kesabarannya. Begitu besar makna hidup berumah tangga sampai Nabi mengatakan bahwa di dalam hidup berumah tangga sudah terkandung separuh urusan agama. Separoh yang lainnya tersebar pada berbagai bidang, sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan aspek kehidupan yang lainnya. Dalam surat ar Rum 21 tadi disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan setting berpasangan dalam hidup perkawinan agar pasangan itu memperoleh ketenteraman, memperoleh sakinah.

Al Qur’an menjelaskan, manusia disebut dengan istilah basyar dan insan. Basyar artinya manusia dalam pengertian persamaan fisik. Sedangkan insan mengandung pengertian psikologis. Kata insan terambil dari kata nasia yansa yang artinya lupa, dari kata ‘uns yang artinya mesra, juga dari kata anasa yanusu yang artinya bergejolak. Jadi manusia pada dasarnya adalah makhluk yang memiliki tabiat mesra, tetapi suka lupa dan memiliki gejolak keinginan yang tak pernah berhenti. Selagi manusia dalam keadaan lupa diri dan dalam pengaruh gejolak keinginannya, maka ia tidak dapat merasakan ketenangan dan ketenteraman hidup. Nah dalam hidup berpasangan suami isteri itulah dimaksud supaya kita menemukan ketenteraman, yang diperindah dengan kemesraan. Rumah tangga yang ideal itu bagaikan lautan tak bertepi, segala ketegangan, kegelisahan, kecemasan, kesepian dan kelelahan akan hilang jika orang berlabuh dalam pelabuhan cinta mesra suami isteri.

Apakah otomatis? tentu saja tidak, tergantung apakah persyaratannya itu dipenuhi atau tidak. Menurut hadis Nabi, suatu rumah tangga akan memperoleh ketenteraman dan kebahagiaan manakala dipenuhi pilar-pilarnya, 'Jika Allah menghendaki suatu rumah tangga itu baik, maka Allah akan memudahkan terciptanya keadaan-keadaan sebagai berikut, Pertama, ada kecenderungan kepada agama di dalam rumah tangga itu. Kedua, yang muda menghormati yang tua. Ketiga, di dalam kehidupan sehari-hari mereka bergaul secara lemah lembut,. Keempat, sederhana dalam membelanjakan harta. Kelima, Mau interospeksi sehingga mereka mudah bertaubat. (H.R. Dailami)

♥ Ketika Cinta Berwirid ♥

Semoga Cerita Ini Bermanfaat bagi Aku Kamu dan Kita..^_^
Dan Semoga Cintanya kita kepada Makhluk-Nya Tidak Melupakan kita dalam Berwirid (Mengingat Allah)

Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua.
Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.
Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu.
Aku takkan menikah lagi."

Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk encintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."

Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...

Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan
dan tidak nyata...

Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon;
akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.
Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan.

Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa
integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.

Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini
adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang
dilahirkan oleh perasaan cinta itu. Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.

Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka
perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita.**

********************************************************
Judul Asli : Ketika Cinta Terurai Menjadi Perbuatan
Source : dudung.net

♥ Pacaran Islami, ADAKAH ??? ♥

Pacaran, setiap kali kita mendengarnya akan terlintas dibenak kita sepasang anak manusia yang tengah dimabairahuk cinta dan dilanda asmara, saling mengungkapkan rasa sayang serta rindu. Lalu kenapa harus dipermasalahkan? Bukankah "ada pacaran islami" tanpa harus melanggar batasan-batasan syariat?
Dalam Islam memang tidak dikenal proses pacaran seperti apa yang dipahami kebanyakan remaja islam sekarang. Proses pacaran seringkali lebih banyak membawa mudharat daripada manfaat, bahkan seringkali membawa kepada perbuatan yang dilarang dalam agama,. Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak
berbentuk sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemu langsung.

Semua bentuk aktifitas itu cenderung bukanlah sebuah aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan seterusnya.

Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.

CINTA, FITRAH ANAK MANUSIA

Manusia diciptakan oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala  dengan membawa fitrah (insting) untuk mencintai lawan jenisnya. sebagaimana firman-Nya, artinya,
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga)." (QS. Âli-'Imrân: 14).

Berkata Imam Qurthubi, "Allah  memulai dengan wanita karena kebanyakan manusia menginginkannya, juga karena mereka merupakan jerat-jerat setan yang menjadi fitnah bagi kaum laki-laki, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, "Tiadalah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita." (HR. Bukhârî dan Muslim).

Oleh karena itu, wanita adalah fitnah terbesar dibanding yang lainnya. (Lihat Tafsîr al Qurthubî 2/20). Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pun, sebagai manusia, tak luput dari rasa cinta terhadap wanita. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Disenangkan kepadaku dari urusan dunia wewangian dan wanita." (HR. Ahmad dan selainnya dengan sanad hasan).

Karena cinta merupakan fitrah manusia, maka Allah  menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan nikmat yang dijanjikan bagi orang-orang beriman di surga dengan bidadarinya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita yang shalihah." (HR. Muslim).
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, artinya, "Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik." (QS. Ar-Rahmân: 70).

Namun, Islam sebagai agama paripurna para rasul, tidak membiarkan fitnah itu mengembara tanpa batas, Islam telah mengatur dengan tegas bagaimana menyalurkan cinta, juga bagaimana batas pergaulan antara dua insan lawan jenis sebelum nikah, agar semuanya tetap berada dalam koridor etika dan norma yang sesuai dengan syari'at.

PACARAN BUKANLAH PENJAJAKAN/PERKENALAN

Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajagan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan.

Dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,
"Wanita itu dinikahi karena 4 hal: [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat." (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa' fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha' Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)

Selain empat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.

Inilah proses yang dikenal dalam Islam sebaga ta'aruf. Jauh lebih bermanfaat dan objektif ketimbang kencan berduaan. Sebab kecenderungan pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan sisi-sisi terbaiknya saja. Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang terbaik, bermake-up, berparfum dan mencari tempat-tempat yang indah dalam
kencan. Padahal nantinya dalam berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.

Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemua dengan suaminya dalam keadaan tanpa parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah tempat-tempat indah mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah mereka akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari
suasana romantis saat pacaran.

Maka kesan indah saat pacaran itu tidak akan ada terus menerus di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan
pengelabuhan.

Dan tidak heran kita dapati pasangan yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah tangga dalam hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja.

ETIKA PERGAULAN LAWAN JENIS DALAM ISLAM

1. Menundukan Pandangan terhadap Lawan Jenis
Allah memerintahkan kaum laki-laki untuk menundukan pandangannya, sebagaimana firman-Nya, artinya, "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An-Nûr: 30).
Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada wanita beriman, Allah berfirman, artinya, "Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluan-nya." (QS. An-Nûr: 31).

2. Menutup Aurat
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, "Dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya." (QS. An-Nûr: 31).
Juga firman-Nya, artinya, "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzâb: 59).

3. Adanya Pembatas Antara Laki-laki dengan Wanita
Seseorang yang memiliki keperluan terhadap lawan jenisnya, harus menyampaikannya dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firman-Nya, artinya, "Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab." (QS. Al-Ahzâb: 53).

4. Tidak Berdua-duaan dengan Lawan Jenis
Dari Ibnu 'Abbâs Radhiyallahu ‘Anhu berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali wanita itu bersama mahramnya." (HR. Bukhârî 9/330, Muslim 1341).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda, "Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan seorang wanita, karena setan akan menjadi yang ketiganya." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzî dengan sanad shahih).

5. Tidak Mendayukan Ucapan
Seorang wanita dilarang mendayukan ucapan saat berbicara kepada selain suami. Firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala, artinya, "Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzâb: 32).
Berkata Imam Ibnu Katsîr—rahimahullâh, "Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh Allah kepada para istri Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam serta para wanita Mukminah lainnya, yaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam artian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan suaminya." (Tafsîr Ibnu Katsîr: 3/530).

6. Tidak Menyentuh Lawan Jenis
Dari Ma'qil bin Yasâr t berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (HR. Thabrânî dalam Mu'jam al Kabîr: 20/174/386).
Berkata Syaikh Al-Albânî—rahimahullâh, "Dalam hadits ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (Ash-Shohîhah: 1/448).

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lain. Dari 'Aisyah berkata, "Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat." (HR. Bukhârî 4891).

Inilah sebagian etika pergaulan laki-laki dengan wanita selain mahram, yang mana, apabila seseorang melanggar semuanya atau sebagiannya saja akan menjadi dosa zina baginya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, "Sesungguhnya Allah menetapkan untuk anak adam bagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. zina mata dengan memandang, zina lisan dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan serta berangan-angan, lalu farji yang akan membenarkan atau mendustakan semuanya." (HR. Bukhârî dan Muslim).

Padahal Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah melarang perbuatan zina dan segala sesuatu yang bisa mendekati perzinaan. (Lihat Hirâsatul Fadhîlah oleh Syaikh Bakr Abu Zaid, hal. 94-98). Sebagaimana firman-Nya, artinya, "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isrâ': 32).

Hukum Pacaran

Setelah memerhatikan ayat dan hadits di atas, maka tidak diragukan lagi bahwa pacaran itu haram, karena beberapa sebab berikut:
  1. Orang yang sedang pacaran tidak mungkin menundukan pandangannya terhadap kekasihnya. Awal munculnya rasa cinta itu pun adalah dari seringnya mata memandang kepadanya.
  2. Orang yang sedang pacaran tidak akan bisa menjaga hijab.
  3. orang yang sedang pacaran biasanya sering berdua-duaan dengan kekasihnya, baik di dalam rumah atau di luar rumah
  4. Wanita akan bersikap manja dan mendayukan suaranya saat bersama kekasihnya
  5. Pacaran identik dengan saling menyentuh antara laki-laki dengan wanita, meskipun itu hanya jabat tangan.
  6. Orang yang sedang pacaran, bisa dipastikan selalu membayangkan orang yang dicintainya.
Perhatikan kembali etika pergaulan dengan lawan jenis dalam Islam yang telah kami sebutkan di atas. Berapa poin pelanggaran yang dilakukan oleh orang pacaran? Dalam kamus pacaran, hal-hal tersebut adalah lumrah dilakukan, padahal satu hal saja cukup untuk mengharamkan pacaran, lalu bagaimana kalau semuanya?



Nggak Ada Pacaran Islami!
Memang betul, kalo dikatakan bahwa ada anak masjid yang meneladani tingkah James Van Der Beek dalam serial Dawson’s Creek tapi bukan berarti kemudian dikatakan ada pacaran islami. Itu nggak benar. Tetap saja, siapapun yang melakukan aktivitas maksiat, tetap saja berdosa. Jangan karena yang melakukan adalah anak masjid lalu ada istilah pacaran Islami. Nggak bisa, jangan-jangan nanti kalo anak masjid kebetulan lagi nongkrongin?  judi rolet, disebut judi islami? Wah gawat bin bahaya, Non!

Tapi mungkin bukan itu yang dimaksud. Kita yakin kok, kalo yang namanya pacaran secara ‘radikal’, pasti anak masjid nggak bakal melakukannya. Malu. Bisa jadi itu alasannya. Tapi masalahnya adalah bagaimana ketika mereka mengekspresikan rasa cintanya, karena beliau-beliau juga manusia seperti kita. Barangkali sebagian anak masjid menganggap boleh-boleh saja bila aktivitas pacaran itu tidak sebrutal pada umumnya. Boleh jadi itu dugaan dan anggapan. Disinilah perlunya pemahaman Islam yang benar dan tinggi. Jangan sampai aktivitas maksiat berubah menjadi halal hanya gara-gara pake embel-embel Islam. Nggak bisa dan memang nggak benar.

Tentu lucu bin menggelikan dong, bila suatu saat nanti teman-teman remaja yang berstatus anak masjid atau aktivis dakwah terkena ‘virus’ cinta kemudian mengekspresikan cintanya lewat pacaran. Tapi inget, aktivitas itu nggak bisa disebut pacaran islami, karena memang nggak ada istilah itu. Jangan salah sangka, mentang-mentang pacarannya pake jilbab, baju koko dan berjenggot, lalu mojoknya di masjid, kita sebut aktivitas pacaran Islami. Wah salah besar, itu. Dan yang jelas dosa besar!

Suer, kita juga nggak pernah dengar istilah daging babi islami, hanya gara-gara disembelihnya dengan menyebut nama Allah, misalkan. Ya nggak? Begitulah, tak ada istilah pacaran islami, seperti halnya tak ada istilah daging babi islami. Catet itu, Brur!

Lalu bagaimana dengan sepak terjang teman-teman remaja yang terlanjur menganggap aktivitas baku sayhwatnya sebagai pacaran islami? Tentu saja itu dosa. Sekali lagi dosa! Iya dong, soalnya siapapun yang melakukan kemaksiatan jelas dosa sebagai ganjarannya. Apalagi anak masjid. Malu-maluin aja.
Jadi memang pacaran islami itu nggak ada. Tapi kenapa istilah itu bisa muncul? Boleh jadi karena teman-teman remaja yang punya semangat keislaman tapi miskin tsaqofah Islamnya. Modalnya cuma semangat doang. Karuan saja itu sangat berbahaya. Bukan apa-apa, mencintai Islam nggak cukup modal semangat yang menyala. Ilmunya juga kudu dipelajari. Kalo nggak kenal, tentu saja kita nggak bakal sayang sama Islam. Makanya harus mengenal Islam lebih jauh. Supaya bisa ‘menyayanginya’. Bahkan akan membelanya jika ada orang yang berusaha memadamkan cahaya Islam. Remaja yang mencintai Islam tentu saja nggak bakal menodai Islam dengan aktivitas maksiatnya, seperti pacaran, misalkan. Itu nggak baik dan memang nggak bener. Kalo kamu dilanda cinta, kan nggak mesti diwujudkan dalam bentuk pacaran, iya, nggak??


Bagaimana Mengendalikan Cinta?
Siapa bilang cinta tak bisa dikendalikan? Bisa, Brur! Malah kalo tahu aturan mainnya enjoy saja, tuh. Barangkali yang merasa sulit mengendalikan cinta karena memang terlalu memanjakan hawa nafsunya. Bener kan? Aduh, bila yang terjadi demikian, berarti memang rada-rada sulit untuk bisa mengendalikan. Ibarat kamu lagi sakit, tapi tak berusaha untuk menyembuhkannya. Pantangan malah diterjang, ya, gawat. Gimana mau sembuh?

Memang betul, bila hati tengah dilanda cinta, serasa dunia milik sendiri dan cuma ingin membaginya kepada seseorang yang selalu ada di hati. Kemana saja dan di mana saja selalu ingat si dia (tapi hati-hati, jangan sampai lihat ’saudara-saudaranya’ di kebun binatang jadi ingat si dia juga). Malah tak jarang yang akhirnya harus menderita karena cinta pula.

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam kitabnya yang berjudul “Raudhah Al Muhibbin wa Nuzhah Al Musytaqin” alias “Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu” mengutip sebuah kisah tentang ‘kuatnya’ cinta yang mampu membuat pelakunya tetap mencintai meski kekasihnya sudah di alam kubur. Heboh juga, ya? Atau kisah kasih Romeo and Juliet karya William Shakespeare yang evergreen alias selalu fresh. Sampai-sampai ada parodinya, Rojali dan Juleha, film Indonesia yang dibuat tahun 70-an dan dibintangi Benyamin S., Nanu “Warkop”, dan Ida Royani. Bukan hanya itu, Chris Klein, Leelee Sobieski, dan Josh Hartnett ikut menghangatkan film remaja paling anyar, Here on Earth pun bikin remaja dibuai dengan percintaan. Itulah fakta bahwa cinta memang bikin hidup lebih hidup (sori, nggak bermaksud nyontek pameo Losta Masta!)

Dan perlu diketahui ‘virus’ cinta bisa menimpa siapa saja, termasuk anak masjid atawa aktivis dakwah di sekolah/kampus. Iya, dong, soalnya mereka juga manusia. Bisa sedih, bisa gembira. Sangat mungkin untuk sakit hati, dan sekaligus bisa berbunga-bunga. Namun tentu saja kadar kesedihan dan kegembiraannya berbeda-beda satu sama lain. Nah, berkaitan dengan urusan cinta ini, anak masjid bukan berarti ‘ma’sum’ dari melakukan aktivitas itu. Bisa saja mereka berbuat begitu. Tapi tentu saja, akan sangat hebat bila ketaatan kepada Islam mampu menenggelamkan hawa nafsunya dari berbuat maksiat.
Disinilah perlunya ilmu untuk mengendalikan cinta supaya nggak liar tak karuan. Kalo liar bisa gawat. Apalagi menimpa anak masjid atawa aktivis dakwah di sekolah. Malu dong, kalo sampe aktivis dakwah pacaran. Bukan hanya memalukan, tapi juga dosa.

Setiap orang boleh mencintai dan dicintai. Itu haknya, termasuk remaja seusia kamu. Tapi bukan berarti kemudian menghalalkan segala cara, seperti melakukan pacaran. Brur, aktivitas itu sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Kamu kan seorang muslim, masak mau melakukan tradisi yang bukan berasal dari Islam. Suer, budaya pacaran itu tak dikenal dalam kamus ajaran Islam. Nggak ada itu. Catet, ya!

Yakin deh, cinta itu bisa dikendalikan. Yang nggak bisa itu adalah dimatikan. Ini memang urusan hati. Jadi sejauh mana hati kita bisa menahan hawa nafsu yang bergejolak dalam gairah jiwa muda kita. Kamu tetap harus tahu aturan main dalam Islam. Wajib kamu ketahui, bahwa Islam tak pernah mengekang umatnya. Kalaupun ada aturan yang menurut kamu mengekang aktivitas kamu. Kamu jangan salah paham. Itu adalah upaya Islam untuk menyelamatkan umatnya. Ya, itulah ‘risiko’ kamu milih Islam, yang tentu saja itu adalah pilihan terbaik buat kamu.
Lalu bagaimana langkah riil dalam mengendalikan cinta? Begini sobat, hal yang paling mendasar sebagai seorang muslim kamu kudu beriman kepada Allah SWT. Dan keimanan kepada Allah itu bukan cuma mengimani keberadaan-Nya saja, yakni hubungan penciptaan (shilatul kholqi), tapi sekaligus harus ada hubungan ketaatan terhadap perintah-perintah Allah (shilatul awaamir). Nah, dengan kata lain, wajib taat terhadap apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Firman Allah SWT:
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al Ahzab: 36).

Ketaatan kamu itu akan menciptakan dinding yang tebal agar kamu tak tergoda untuk melihat atau melakukan aktivitas yang tak diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Terus kamu juga kudu memahami bahwa perasaan cinta itu muncul jika ada rangsangan dari luar. Maka langkah bijak dan logis adalah menutup seluruh peluang yang bisa membuat kamu tergoda untuk melakukannya. Hindari aktivitas yang menjurus kepada pikiran-pikiran kamu tentang cinta yang liar sehingga kamu merasa gatal bila tak menempuh jalur pacaran untuk mengekspresikan cinta kamu. Sebaliknya kamu harus menyibukkan diri dalam aktivitas yang tidak bersentuhan dengan perasaan-perasaan cinta terhadap lawan jenis kamu. Olah raga atau full ngurus pengajian, insya Allah cara itu bisa mengusir keinginan kamu untuk melakukan pacaran.


Pilih mana; Nikah atau Zina?
Idih, ngeri bin serem! Pilih nikah dong! Aman dan dapat pahala. Iya, nggak? Tapi sebentar, kita kan masih sekolah, masak mau nekat nikah, sih? Ya, itu persoalannya.
Jadi begini sobat, tadi kita sudah sepakat bahwa tak ada istilah pacaran islami. Betul, kan? Terus kamu juga sudah tahu bagaimana mengendalikan cinta. Masalahnya sekarang tak ada jalan lain bila kamu tetap ngotot ingin menyalurkan ‘aspirasi’ kamu kepada lawan jenis kecuali nikah. Nikah adalah sarana legal dan aman secara syar’i untuk menumpahkan kasih sayang kita seutuhnya kepada lawan jenis kita. Firman Allah SWT.:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar Ruum: 21)

Bahkan Al Quran juga menyisipkan larangan untuk berbuat zina. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al Isra: 32).
Inilah Al Quran pedoman yang paripurna yang bakal menyelamatkan kita.
Nah, itu memang tuntunan Al Quran. Tapi lain lagi dengan tuntunan para selebriti yang telah menancapkan pengaruhnya lewat perilaku hidupnya. Selebriti mana sih yang bersih dari perbuatan ini? Masih ragu-ragu menunjuk selebriti mana yang alim. Bukan apa-apa, ketika ia memilih karir dan ‘pekerjaan’ sebagai artis, sejak saat itulah ia mulai melangkah meninggalkan ajaran Islam yang suci. Terus terang, sudah menjadi rahasia umum kan bila mayoritas kehidupan kaum selebritis akrab dengan kemaksiatan.

Celakanya, remaja sekarang justeru mencontek abis gaya hidup artis pujaannya. Termasuk sebagian anak masjid, lho. Disinilah perlunya pemahaman Islam. Kembali ke urusan cinta. Memang bila kamu tetap ngotot ingin berkasih-sayang dengan putri pujaan kamu. Atau untuk yang putri dengan ‘Arjuna’ pilihannya. Ya, sudah, nikah saja. Habis perkara. Iya, nggak? Kalo ternyata masih mikir-mikir karena masih sekolah. Mendingan keinginan itu ‘dikubur’ dulu untuk sementara. Kamu fokuskan dulu belajar. Tapi ingat, jangan coba-coba nekat untuk ‘mendekati’ kekasihmu dengan cara pacaran.

Soalnya Non, pacaran itu adalah pintu gerbang menuju perzinaan. Makanya, kita wanti-wanti banget jangan sampai kamu ngotot melakukan aktivitas baku syahwat yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Jadi sekali lagi, pacaran islami itu nggak ada dalam kamus ajaran Islam. Kalaupun boleh mengatakan, ada sih ‘pacaran islami’, yakni nikah dulu! Begitu, Non!

http://www.wahdah.or.id/wis/index.php?option=com_content&task=view&id=1153&Itemid=190
http://marsandhy.multiply.com/reviews/item/8
http://www.himmah-fe.co.cc/2010/12/pacaran-islami-adakah-bag1.html

SYUBHAT DAN JAWABANNYA
Sebenarnya, keharaman pacaran lebih jelas daripada matahari di siang bolong. Namun begitu, masih ada yang berusaha menolaknya walaupun dengan dalil yang sangat rapuh, serapuh rumah laba-laba Di antara syubhat itu adalah:

Syubhat pertama:
Tidak bisa dipukul rata bahwa pacaran itu haram, karena bisa saja orang pacaran yang Islami, tanpa melanggar syariat.

Tanggapan:
Istilah "Pacaran Islami" itu cuma ada dalam khayalan, dan tidak pernah ada wujudnya. Anggaplah dia bisa menghindari khalwat (berduaan), menyentuh serta menutup aurat, tapi tetap tidak akan bisa menghindari dari saling memandang. Atau paling tidak membayangkan dan memikirkan kekasihnya. Yang mana hal itu sudah cukup mengharamkan pacaran.

Syubhat kedua:
Orang sebelum memasuki dunia pernikahan, butuh untuk mengenal dahulu calon pasangan hidupnya, baik sisi fisik maupun karakter, yang mana hal itu tidak akan bisa dilakukan tanpa pacaran, karena bagaimanapun juga kegagalan sebelum menikah akan jauh lebih ringan daripada kalau terjadi setelah nikah.

Tanggapan:
Memang, mengenal fisik dan karakter calon istri maupun suami merupakan suatu hal yang dibutuhkan orang sebelum memasuki biduk pernikahan, agar tidak ada penyesalan di kemudian hari, juga tidak terkesan membeli kucing dalam karung. Namun, tujuan ini tidak bisa menghalalkan sesuatu yang haram. Ditambah lagi, bahwa orang yang sedang jatuh cinta akan berusaha menampakkan segala yang baik dengan menutupi kekurangannya di hadapan kekasihnya. Juga orang yang sedang jatuh cinta akan menjadi buta dan tuli terhadap perbuatan kekasihnya, sehingga akan melihat semua yang dilakukannya adalah kebaikan tanpa cacat. (Lihat Faidhul Qodîr oleh Imam Al-Munâwî: 3/454).
 

♥ 3 Cara Bersyukur ♥

”Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Alnahl [16]: 18).

Bersyukur merupakan salah satu kewajiban setiap orang kepada Allah. Begitu wajibnya bersyukur, Nabi Muhammad yang jelas-jelas dijamin masuk surga, masih menyempatkan diri bersyukur kepada Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan, Nabi selalu menunaikan shalat tahajud, memohon maghfirah dan bermunajat kepada-Nya.

Seusai shalat, Nabi berdoa kepada Allah hingga shalat Subuh.Bersyukur merupakan salah satu ibadah mulia kepada Allah yang mudah dilaksanakan, tidak banyak memerlukan tenaga dan pikiran. Bersyukur atas nikmat Allah berarti berterima kasih kepada Allah karena kemurahan-Nya. Dengan kata lain, bersyukur berarti mengingat Allah yang Mahakaya, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Penyantun.

Para ulama mengemukakan tiga cara bersyukur kepada Allah:

Pertama, bersyukur dengan hati nurani. Kata hati alias nurani selalu benar dan jujur. Untuk itu, orang yang bersyukur dengan hati nuraninya sebenarnya tidak akan pernah mengingkari banyaknya nikmat Allah. Dengan detak hati yang paling dalam, kita sebenarnya mampu menyadari seluruh nikmat yang kita peroleh setiap detik hidup kita tidak lain berasal dari Allah. Hanya Allahlah yang mampu menganugerahkan nikmat-Nya.

Kedua, bersyukur dengan ucapan. Lidahlah yang biasa melafalkan kata-kata. Ungkapan yang paling baik untuk menyatakan syukur kita kepada Allah adalah hamdalah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa mengucapkan subhana Allah, maka baginya 10 kebaikan. Barangsiapa membaca la ilaha illa Allah, maka baginya 20 kebaikan. Dan, barangsiapa membaca alhamdu li Allah, maka baginya 30 kebaikan.”

Ketiga, bersyukur dengan perbuatan, yang biasanya dilakukan anggota tubuh. Tubuh yang diberikan Allah kepada manusia sebaiknya dipergunakan untuk hal-hal yang positif. Menurut Imam al-Ghazali, ada tujuh anggota tubuh yang harus dimaksimalkan untuk bersyukur. Antara lain, mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, dan kaki. Seluruh anggota ini diciptakan Allah sebagai nikmat-Nya untuk kita. Lidah, misalnya, hanya untuk mengeluarkan kata-kata yang baik, berzikir, dan mengungkapkan nikmat yang kita rasakan. Allah berfirman, ”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (QS Aldhuha [93]: 11).

Abdullah Malwa

Rabu, 25 Mei 2011

Cinta Yang Membahagiakan

Cinta itu membahagiakan. Apabila orang yang kita cintai jatuh terpuruk melakukan kesalahan kemudian kita yang menguatkan dan memberikan semangat untuk menjaga diri agar tidak terperosok pada lubang yang sama, karena kekuatan cinta sanggup memulihkan orang yang kita cintai dari keterpurukan. Cinta yang sanggup memulihkan apabila dilandasi dengan kekuatan cinta yang hanya berharap menggapai keridhaan Allah. Itulah yang terjadi pada seorang ibu, siang itu bagai tersambar petir, hatinya terasa perih, tubuhnya lemas, dihempas gelombang kehidupan, dunianya seolah runtuh, bagaimana mungkin, pernikahan yang dibina belum genap tiga tahun dengan bayi mungilnya, tiba-tiba sang suami mengajukan gugatan cerai. Pernikahannya relatif tidak ada permasalahan yang berarti. Terasa masih segar diingatannya. Ketika sang suami pamit untuk dinas keluar kota. Selama beberapa waktu. Kerinduan terobati lewat hape, terkadang SMS, semuanya berjalan begitu terasa indah. Sampai kemudian suami mulai susah dihubungi. SMS tidak pernah lagi dibalasnya.

Meskipun demikian sebagai seorang istri, dirinya tidak pernah berprasangka buruk terhadap suami. 'Mungkin memang benar-benar sibuk' pikirnya. Hari demi hari dilalui tanpa ada kabar dari suami. Hatinya menjadi gundah. Apalagi bila ditanya tentang keberadaan suami oleh teman-teman di kantornya, ia menjadi bingung bagaimana harus menjawab. Sampai kemudian, datanglah surat gugatan cerai. 'Astaghfirullah,' ucapnya terpekik, sebelum limbung dan akhirnya jatuh pingsan. Setelah terbangun dari pingsannya, dunia menjadi terasa suram dan gelap gulita.

Tiap hari dirinya menangis sehingga matanya menjadi sembab dan terlihat cekung, bayi mungilnya menjadi sering rewel dan menangis. sampai akhirnya ia bersama ibunda dan sang buah hati tercinta datang ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh dengan harapan Allah berkenan memberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan hidup. Ditengah kesedihan yang sangat mendalam, terasa mendapatkan kekuatan di dalam dirinya untuk mendatangi gugatan cerai suaminya di pengadilan agama. Sungguh diluar dugaan, disaat sidang pengadilan agama. Sang suami bersedia mencabut gugatan cerai apabila istrinya bersedia memaafkan dan menerimanya kembali. Air matanya berlinang. Kepalanya mengangguk. Bayi mungil itu dipeluknya. Tak kuasa isak tangis disaat sang suami mengakui bahwa dirinya melakukan kesalahan dengan tidak menjaga kesetiaan cinta dan kasih sayangnya.

Cintanya sebagai seorang istri benar-benar mampu memulihkan. Menghadirkan kebahagiaan bagi keluarga, bersama suami dan sang buah hati karena mengembalikan posisi suami seperti semula, tidak lagi mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu. Hatinya memiliki kekuatan cinta yang begitu besar yang berharap untuk meraih keridhaan Allah bagi keluarganya, mampu memberikan dorongan dan semangat kepada suami agar tidak terperosok pada kesalahan yang sama. Itulah cinta yang membahagiakan.

'Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.' (QS. ath-Thalaq : 4).

Senin, 23 Mei 2011

Seni Merawat Pernikahan

Ketika menjelang pernikahan, biasanya keluarga besar nampak heboh, sibuk menyiapkan pesta pernikahan, terpukau dalam gebyar pesta namun tenggelam setelah perjalanannya, pernikahan tidak terawat dengan baik. Akhirnya cinta itu memudar, kasih sayang menjadi hilang. Pernikahan menjadi hambar. Bahkan ada seorang suami yang bertutur, 'Mas Agus Syafii, diawal pernikahan saya sangat mencintai istri saya tetapi setelah menjalani 15 tahun pernikahan, saya lebih senang dalam kesibukan daripada berdua sama istri. Inilah salah satu contoh pernikahan yang tidak pernah terawat selama bertahun-tahun sehingga bukan hanya menjadi tidak indah lagi pernikahannya namun juga bisa saling melukai pasangan.

Menurut al Qur’an surat ar Rum :21, untuk merawat pernikahan itu adalah mawaddah dan rahmah, cinta dan kasih sayang. Yang ideal adalah jika antara suami dan isteri diikat oleh perasaan mawaddah dan rahmah sekaligus. Dalam bahasa Arab, mawaddah mengandung arti kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Jadi cinta mawaddah adalah perasaan yang mendalam, luas, dan bersih dari pikiran serta kehendak buruk. Sedangkan rahmah mengandung pengertian dorongan psikologis untuk melindungi orang yang tak berdaya. Rumah tangga yang direkat oleh mawaddah dan rahmah adalah pasangan dimana masing-masing secara naluriah memiliki gelora cinta mendalam untuk memiliki, tapi juga memiliki perasaan iba dan sayang dimana masing-masing terpanggil untuk berkorban dan melindungi pasangannya dari segala hal yang tidak disukainya.

Mawaddah dan rahmah itu sangat ideal. Artinya sungguh betapa bahagianya jika pasangan rumah tangga itu diikat oleh mawaddah dan rahmah sekaligus. Sesuatu yang ideal biasanya jarang terjadi. Bagimana jika tidak? Seandainya mawaddahnya putus, perasaan cintanya tidak lagi bergelora, asal masih ada rahmah, ada kasih sayang, maka rumah tangga itu masih terpelihara dengan baik. Betapa banyak suami isteri yang sebenarnya kurang dilandasi oleh cinta membara, tetapi karena masih ada rahmah, ada kasih sayang, maka rumah tangga itu tetap berjalan baik dan melahirkan generasi yang terpuji. Rahmah yang terpelihara pada akhirnya memang benar-benar mendatangkan rahmat Allah berupa mawaddah. Di samping mawaddah dan rahmah, Nabi menggaris bawahi dengan pernyataan bahwa pernikahan adalah amanah. Sabda Nabi wa akhaztumuhunna bi amanatillah, artinya, 'Kalian mengambil pasanganmu sebagai isteri (atau suami) adalah berdasar amanah Allah.'

Dalam Al Quran, amanah diterangkan oleh para ahli tafsir sekurang-kurangnya mengandung tiga arti, yaitu: (1) titipan, (2) tanggung jawab, dan (3) kepatuhan kepada hukum Allah. Amanah mengandung arti tanggungjawab dengan berlaku adil dan rasional seraya menyadari implikasi dan konsekwensi dari apa yang dilakukannya. Isteri adalah amanah Allah kepada suami, suami adalah amanah Allah kepada isteri. Keduanya harus komitmen kepada hak dan kewajibannya serta menyadari implikasi dan konsekwensi dari apa yang mereka lakukan. Kasus-kasus buruk dalam keluarga pada umumnya bersumber dari tidak dihiraukannya amanah ini.

Minggu, 22 Mei 2011

Waspadailah Kerikil2 Tajam Dalam Keluarga

Setiap keluarga selalu dihadapkan kepada kerikil-kerikil tajam atau problem rumah tangga yang dianggap biasa saja, bila dilihat secara sepintas seringkali disepelekan namun bila dibiarkan bisa melukai seluruh keluarga. Krikil-krikil tajam itu adalah, pertama, persepsi terhadap rizki. Kedua Egoisme. Ketiga, Perkembangan psikologis pasangan hidup. Maka waspadailah kerikil-kerikil tajam dalam keluarga sekecil apapun.

Pertama, Persepsi Rizki. Sebenarnya Allah telah menjamin rizki hambanya, bahkan jika seseorang ingin menikah tetapi ekonominya masih berat, kata al Qur’an nikah saja, Allah yang menjamin rizkinya (in yakunu fuqara yughnihimullah Q/an Nur:32). Banyak pasangan ketika baru nikah belum memiliki harta apa-apa, tetapi kemudian mereka hidup berkecukupan. Sebaliknya ada yang ketika menikah sengaja mencari pasangan atau mertua orang kaya, ternyata tak terlalu lama sudah jatuh menjadi orang miskin. Ada yang semula suami lancar sebagai pencari nafkah, tetapi kemudian jatuh sakit berkepanjangan sehingga tak lagi produktif, kemudian sumber rizki berpindah melalui isteri. Persoalan saluran rizki bisa menjadi problem ketika orang memandang bahwa rizki itu hanya rizkinya, bukan rizki keluarga. Suami yang sukses kemudian menjadi GR (gede rumongso, maksudnya merasa dirinya sangat penting) memandang rendah isterinya. Ketika saluran rizki pindah lewat isteri, sang isteri juga kemudian menjadi GR, memandang sebelah mata suami. Inilah yang sering menjadi kerikil tajam, meski rizki melimpah, padahal sebenarnya rizki itu adalah rizki bersama sekeluarga.

Kedua, Egoisme. Sifat egois dan tinggi harga diri sering mendistorsi persepsi. Ada ungkapan bahwa kata-kata itu tidak punya arti apa-apa, oranglah yang memberi arti. Ada orang tanpa beban apa-apa membeli mobil baru karena memang membutuhkan, tetapi tetangganya ada yang memberi arti sombong, sok, mentang-mentang, tak menenggang perasaan dan sebagainya. Dalam rumah tangga, sifat egois dan tinggi harga diri sering mengubah keadaan yang normal menjadi tidak normal, apa yang sebenarnya biasa-biasa saja, proporsional, dipersepsi sebagai tidak menghargai, menyakiti dan sebagainya, sehingga apa yang semestinya seiring sejalan berubah menjadi ada yang ngerjain dan ada yang merasa menjadi korban. Ada isteri atau suami yang merasa selalu disakiti, padahal tidak ada yang menyakitinya, merasa tidak dihargai, padahal harga seseorang itu sudah nempel pada dirinya.

Ketiga, Perkembangan psikologis pasangan hidup. Pada dasarnya kita tidak bisa menghindar dari fitrah kita sebagai manusia. Setiap hari kita melihat, mendengar dan merasakan sesuatu, kemudian mempersepsikan dan merespon. Proses Stimulus & Respond. dinamis, bisa mendewasakan seseorang, bisa juga membuatnya menjadi terganggu kejiwaannya. Hubungan interpersonal suami dan isteri berlangsung sangat inten, lama dan peka. Hubungan itu kemudian bisa menumbuhkan kejiwaan mereka secara seimbang, menjadi sinergi, bisa juga jomplang. Hubungan interpersonal suami isteri itu mengandung muatan, partner seksual, partner sosial, dan persahabatan. Pada laki-laki muatan partner seksualnya itu pada umumnya stabil, partner sosialnya pasang surut dan partner persahabatanya berjalan lambat. Sedangkan bagi wanita, muatan partner seksualnya mulai menurun setelah monopouse, yang meningkat justeru partner sosial dan persahabatan. Pada usia paruh baya, ada suami yang padanya muncul apa yang disebut sebagai puber kedua dan puber ketiga. Pada masa puber kedua (usia sekitar 40 tahun) ada kecenderungan lelaki senang berdekatan dengan gadis belasan tahun, sedang pada puber ketiga (antara usia 50-60 th) lelaki tidak lagi tertarik dengan gadis belia, tetapi lebih suka berakrab-akrab dengan wanita paruh baya, yakni wanita yang sudah menunjukkan keberhasilannya sebagai wanita dewasa yang anggun. Gejala ini sebenarnya normal dan akan reda dengan sendirinya jika direspond secara proporsional. Tetapi jika oleh isterinya disalahfahami atau dicaci maki, gejala pubertas ini justru menuntut aktualisasi.

Lantas bagaimana cara pemecahan masalah dalam menghadapi 'kerikil-kerikil' tajam? al-Quran memberikan panduan kepada pasangan keluarga agar berpegang teguh kepada taqwa ketika sedang mencari pemecahan masalah. Taqwa menjamin output berupa way out dan rizki, waman yattaqillaha jaj`al lahu makhraja wa yarzuqhu min haitsu la yahtasib. Taqwa artinya berpegang teguh kepada kebenaran ilahiyah dan konsisten menghindari larangan Allah, imtitsalu awamirihi wa ijtinabu nawahihi. Secara kejiwaan, takwa adalah aksi moral yang integral. Jadi, sesulit apapun problem, jika dalam pemecahanya berpijak pada komitmen taqwa maka jalan keluar maupun jalan masuknya baik, seperti semangat doa. rabbi adkhilni mudkhala shidqin wa akhrijni mukhraja shidqin wa ij'al li min ladunka sulthanan nashira. al-Quran secara khusus memberi membimbing kita agar menggunakan pendekatan ishlah dan mu'asyarah bi al ma'ruf, mau'idzah dan ihsan. Jika yang dicari itu islah maka Allah akan menolong, in yurida ishlahan yuwaffiqillahu bainahuma (Q/4:35). Ishlah mengandung muatan makna shulh (perdamaian) shalih (baik , patut dan layak) dan mashlahat (konstruktif). Baik suami maupun isteri harus mengedepankan niat berdamai, berpikir konstruktif dan tetap menunjukan perilaku yang patut.

Sabtu, 21 Mei 2011

::: Allah Akan Memberimu Sayap :::


Adzan maghrib sudah berkumandang. kurang dua jam lebih.Perempuan yang sudah tua tetapi masih kelihatan sehat itu buru2 mengambil air wudhu dan shalat maghrib. Sesudah shalat ditambahi dzikir dan doa seadanya dia pun kembali bergegas ke tempat duduknya lagi. Tidak lama kemudian diujung lorong dilihatnya tempat tidur yang didorong oleh 2 perawat. Nenek inipun segera bangkit dan dengan sedikit berlari dia berjalan disamping tempat tidur beroda itu.

Diatas tempat tidur yang berjalan itu tergeletak laki2 yang sudah menemani hidupnya 20 tahun lebih. Laki2 20 tahunan itu tersenyum melihat sang nenek berada disampingnya. Didepan pintu ruangan yang keliatan begitu terang si nenek meminta perawat itu berhenti. Lalu sang nenek mendekatkan bibirnya ke telinga laki2 itu, "you tidak punya apa di dunia ini, your body its not yours, ingat itu!" bisiknya. Laki2 muda itu menganguk dan tersenyum lagi diantara air matanya yang mulai keluar.

Setelah kedua perawat itu hilang dibalik ruangan yang terang benderang, nenek itu lalu membalikkan badan dan berjalan pelan sambil menunduk.
DIa pergi ke salah satu ruangan dimana laki2 tadi selama 2 hari ini berada. Pelan2 dia masuk ke kamar mandi dan mengambil air wudhu lagi. Lalu dipakainya mukena putih, di gelarnya sajadah kecil dan dia duduk diatasnya. Perempuan tua yang tadi keliatan tegar melihat cucunya sekarang mulai meneteskan air mata.

Setelah shalat isyak sepertinya si nenek masih ingin berlama lama dalam kesendiriannya. Tasbih ditangan kanannya berputar perlahan. Wjahnya menunduk.Tampak beberapa tetes airmata jatuh memhasahi mukenanya. Pikirannya melayang jauh beberapa waktu yang lalu. Seorang anak kecil yang selalu dia gendong kemana mana. Terbayang seorang anak kecil dengan seragam TK berlarian ke sana kemari bersama teman-temannya. Terbayang anak SD yang bersepeda didalam rumah, di halaman belakang, di jalan raya. Terbayang seorang anak SMP yang masih suka mandi di sungai bersama teman2 kampungnya. Terbayang anak SMA yang mulai mengenal cantiknya seorang gadis. Terbayang seorang laki2 muda dengan Yamaha Majesti, laki2 yang berjalannya seperti setengah berlari, laki2 setiap sore selalu memakai sarung dan baju shalat menyambut maghrib.

Terbayang laki2 yang selama ini menemani kesendiriannya. Laki2 yang tidak pernah malu mebawa dirinya yang sudah tua kepesta ulang tahun temennya. Dialah Ratu dari seorang anak laki2 yang selama ini memanggilnya oma. Laki2 yang sejak usia 2 tahun dia minta dari anak perempuannya.
Laki2 yang selalu mencium tangannya lalu di letakkan di dahinya."ini jimat saya!" begitu laki2 itu bilang saat melakukan itu.

Tiba2 kenangan indah itu seperti dibalik dalam sekejap.dilihatnya kan dinding yang menunjukkan angka 10 malam. 1 jam lagi tidak akan ada lagi laki2 yang bejalan setengah berlari. Tidak akan ada laki2 dengan Yamaha Majesti. Tidak akan ada laki2 yang berlari naik turun tanggak di belakang rumahnya sehabis shalat subuh. Tidak akan ada laki- yang berlarian sambil bercanda dengan keponakan kecilnya. Yang ada adalah laki2 dengan kruk ditangan kirinya sebagai pengganti kakinya yang diamputasi sekarang.

Jam berdentang sebelas kali. Perempuan itu bergegas melipat mukenanya dan kembali dimana tadi dia menunggu. Tak lama kemudian dua perawat tadi keluar mendorong tempat tidur. Jantung nenek itu seperti terhenti. Dia melihat cucu laki2nya tertidur tenang di atas tempat tidur. Matanya langsung tertuju pada bagaian tubuh bawah cucunya. air matanyapun tak kuasa dia bendung. Dengan air mata yang seperti bah dia membisikkan sesuatu ditelinga lakii2 yang tertidur dengan senyum itu.

"Allah akan gantikan yang diambil itu dengan 2 sayap supaya kamu bisa lebih cepat dari hanya sekedar berlari "

ALHAMDULILLAH
by : Demsycoupers Bours