Rabu, 31 Maret 2010

Mutiara Kata










TIGA FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN



TIGA FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN
Imam, Ali r.a pernah berkata :
1. Jadilah manusia yang paling baik disisi Allah
2. Jadilah manusia yang paling buruk dalam pandangan dirimu
3. Jadilah manusia biasa dalam pandangan Orang lain

Syeh Abdul Qadir Jaelani berkata : “ Bila engkau bertemu dengan seseorang , hendaknya engkau memandang dia itu lebih utama daripada dirimu dan katakan dalam hatimu :
“Boleh jadi dia lebih baik disisi Allah daripada diriku ini dan lebih tinggi derajatnya.

Jika orang yang lebih kecil dan lebih muda umurnya daripada dirimu , maka katakanlah dalam hatimu : “ Boleh jadi orang kecil ini tidak banyak berbuat dosa kepada Allah, sedangkan aku adalah orang yang telah banyak berbuat dosa , maka tidak diragukan lagi kalau derajat dirinya jauh lebih baik daripada aku.”

Bila dia orang yang lebih tua , hendaknya engkau mengatakan dalam hati :”Orang ini telah lebih dahulu beribadah kepada Allah daripada diriku”.

Jika dia orang ‘Alim , maka katakan dalam hatimu :” Orang ini telah diberi oleh Allah sesuatu yang tidak bisa aku raih, telah mendapatkan apa yang tidak bisa aku dapatkan, telah mengetahui apa yang tidak aku ketahui, dan telah mengamalkan ilmunya”.

Bila dia Orang Bodoh, maka katakan dalam hatimu : Orang ini durhaka kepada Allah karena kebodohannya, sedangkan aku durhaka kepada –NYA , padahal aku mengetahuinya. Aku tidak tahu dengan apa umurku akan Allah akhiri atau dengan apa umur orang bodoh itu akan Allah akhiri (apakah dengan husnul khaitimah atau Su’ul khatimah).

Bila dia orang kafir , maka katakan dalam hatimu : “Aku tidak tahu bisa jadi dia akan masuk islam, lalu menyudahi seluruh amalannya dengan amal shalih, dan bisa jadi aku terjerumus menjadi kafir, lalu menyudahi seluruh amalanku dengan amal yang buruk”. ( Nauzubillahi min zalik)

Dalam pandangan islam semua manusia itu sama, tidak dibeda-bedakan karena status sosial, harta, tahta, keturunan, atau latar belakang pendidikannya. Manusia yang paling mulia derajatnya disisi Allah adalah yang paling tinggi kadar ketakwaannya diantara mereka. Oleh karena itu sebagaian ulama berdoa dengan doa berikut :
“ YA ALLAH JADIKANLAH AKU ORANG YANG PANDAI BERSABAR DAN BERSYUKUR. JADIKANLAH AKU SEORANG YANG HINA MENURUT PANDANGAN DIRIKU SENDIRI DAN JADIKANLAH AKU ORANG YANG BESAR MENURUT PANDANGAN ORANG LAIN”
***
Ahli Bijak ketika ditanya : “ BAGAIMANA KEADAANMU? “ , Mereka menjawab :
1.Aku bersama Allah, yakni selalu melaksanakan perintah-Nya
2. Aku bersama nafsu, yakni selalu memeranginya.
3.Aku bersama dunia, yakni selalu mengambilnya sebatas yang kuperlukan.”
(Sumber : Imam Nawawi Al-Bantani “ Nashaihul Ibad ( Nasihat-Nasihat Untuk Para hamba)”)
BC29012010

Air Mata Dalam Tahajud

Ditengah kegundahan hati, keresahan yang kita rasakan mengadu hanya kepada Allah sampai meneteskan air mata menjadikan kegundahan hati menjadi lega. Hal itu juga dilakukan oleh Nabi Muhammad yang setiap saat dalam sholat tahajudnya senantiasa meneteskan air matanya. Sebagaimana yang dituturkan oleh Aisyah,

'Dan Rasulullah duduk sambil terus menangis hingga tanah menjadi basah. Lalu datang Bilal mengumandangkan adzan. Waktu Bilal melihat Rasulullah menangis, Bilal bertanya, 'Wahai Rasulullah, kenapa engkau menangis sedangkan Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?' Rasulullah menjawab, 'Apakah engkau tidak suka, jika aku menjadi hamba yang bersyukur?'

Adapun Abdullah bin Asyakhir berkata, 'Aku datang menemui Rasulullah sedang beliau melaksanakan sholat seraya menangis. Suara isak tangis beliau seperti bunyi air di dalam bejana yang sudah mendidih. Beliau bangun diwaktu malam dan melakukan sholat tahajud tanpa berhenti menangis sehingga pangkuan beliau menjadi basah.'

Alangkah indahnya hidup ini bila kita bisa menangis sewaktu kita sholat tahajud, menangis dihadapan Allah sebab hanya kepada Allahlah yang layak menumpahkan semua cucuran air mata kita. Air mata kebahagiaan dunia dan akherat karena sebuah kecintaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Yuk, jangan lupa ya..sholat tahajud malam ini...

CANTIK DAN INDAH


UNTUK MEMBENTUK BIBIR YANG MENAWAN
UCAPKANLAH KATA-KATA KEBAIKAN

UNTUK MENDAPATKAN MATA YANG INDAH
CARILAH KEBAIKAN PADA SETIAP ORANG YANG ANDA JUMPAI


UNTUK MENDAPATKAN BENTUK BADAN YANG LANSING
BAGILAH MAKANAN DENGAN MEREKA YANG KELAPARAN

UNTUK JEMARI TANGAN NAN LENTIK MENAWAN
HITUNGLAH DOA DAN PUJIANMU DENGANNYA

UNTUK MENDAPATKAN WAJAH PUTIH BERCAHAYA
BASUHLAH MUKA DI PERGANTIAN WAKTU

UNTUK MENDAPATKAN SIKAP TUBUH YANG INDAH
BERJALANLAH DENGAN SEGALA ILMU PENGETAHUAN
DAN ANDA TIDAK AKAN PERNAH BERJALAN SENDIRIAN.

KEINDAHAN USIA TERLETAK PADA KEDEWASAANNYA
BUKAN PADA KEKANAK-KANAKANNYA

KEINDAHAN KESUCIAN TERLETAK PADA PENJAGAANNYA
BUKAN PADA KEPERAWANANNYA YANG TERENGGUT

KEINDAHAN CINTA TERLETAK PADA KETAATAN YANG SEMPURNA
TIDAK AMBISIUS SELAIN YANG DICINTAINYA
BUKAN TERLETAK PADA JUMLAH YANG DICINTAINYA

SINAR KECANTIKAN YANG SEBENARNYA ITU
ANTARA LANGIT DAN BUMI KETIKA MATAHARI TERBIT
BUKAN PADA KECANTIKAN YANG DIBUAT-BUAT (IMITASI)
DAN KEMANJAAN PALSU

1000 MALAM KEINDAHANNYA ADA PADA BULAN YANG BERSINAR
1000 KENANGAN KEINDAHANNYA ADA PADA IBU YANG MENYUSUI
1000 MIMPI KEINDAHANNYA ADA PADA KEKASIH YANG TERSENYUM
1000 MASA DEPAN KEINDAHANNYA ADA PADA ISTRI YANG MENCINTAI

MUSIBAH SEBAGAI TANDA KASIH SAYANG ALLAH



Musibah itu akan mendekatkan anda kepada Allah,
Mengajarkan anda untuk berdoa,
Menghilangkan kesombongan anda, sikap ujub dan kebanggaan

Bertakwalah kepada Allah,
Dan serahkanlah segala urusan kepada-Nya,
Ridhalah terhadap hukumnya, mengadulah kepada-Nya,
Mengadulah kepada-Nya dan berpeganglah kepada-Nya,
Karena dialah yang mencukupimu

Bersikap Optimislah, dan jangan putus asa.
Serta berbaik sangkalah kepada Rabb-mu
Serta harapkanlah segala kebaikan
Dan keindahan dari-Nya

Semua kesulitan yang menimpamu,
Akan mendapatkan pahalanya dari Allah SWT
Baik berupa kesulitan, kegelisahan, kesedihan,
Kelaparan, kemiskinan, penyakit, utang dan musibah

Seorang yang beriman tidak bersedih dengan Kehilangan dunia
Dan tidak memberikan perhatian terhadapnya,
Dan tidak merasa gentar menghadapi bencana dunia,
Karena dunia itu akan hilang, pergi,hina dan lenyap

Apa yang menimpa anda tidak akan meleset dari anda
Dan apa yang tidak menimpa anda tidak akan mengenai anda
Takdir Allah SWT, telah ditetapkan bagi yang akan anda hadapi dalam kehidupan
Dan tidak ada kuasa bagi anda untuk mengubah takdir Allah

Janganlah merasa gncang ketika menghadapi kesulitan
Karena hal itu akan menguatakan hati anda
Membuat anda merasakan rasa kesembuhan
Mengencangkan daya tahan anda
Mengangkat kedudukan anda
Dan memperlihatkan kesabaran anda

Ridha dengan takdir menyelamatkan hati dari tipu daya
Kerusakan, perasaan benci dan marah, sikap tidak bersyukur
Juga rasa bosan , gelisah dan jemu

Jika anda mendapat musibah, maka gambarkanlah musibah itu lebih besar dari itu
Niscaya hal itu akan menjadi ringan bagi anda
Dan pikirkanlah betapa cepatnya musibah itu hilang
Dan seandainya tidak ada beratnya kesulitan,
Niscaya kebahagiaan ketenangan itu
Tidak ada yang mengharapkannya

Dalam musibah itu terdapat empat seni
Yaitu mencari pahala dari Allah
Berteman dengan kesabaran,
Berzikir dengan baik dan
Menunggu kelembutan dari Allah SWT

Jangan lupakan Firman Allah SWT
"CUKUPLAH ALLAH MENJADI PENOLONG KAMI
DAN ALLAH ADALAH SEBAIK-BAIK PELINDUNG (Qs Ali Imran : 173)
Sungguh keyakinan seperti inilah yang bisa memadamkan kobaran api ketika kebakaran,
Menyelamatkan orang yang hampir tenggelam dan
Menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat.
Ayat tersebut juga mengandung perjanjian yang teguh
Antara manusia dan Allah SWT

Kenikmatan dunia hanyalah fatamorgana
Penderitaan atau musibah adalah penghapus dosa
Kemarahan adalah api yang menghanguskan
Waktu kosong adalah kerugian
Ibadah adalah perniagaan

Apa yang menurutmu menyusahkan pada awalnya
Boleh jadi justru menghasilkan kebahagiaan pada akhirnya
Seperti mendung dilangit yang awalnya berkecamuk kilat dan petir yang menakutkan
Tetapi akhirnya adalah butiran-butiran hujan yang membawa penghidupan.

Siapakah yang dapat megabulkan permintaan orang yan sedang diintai bahaya?
Siapakah yang menyelamatkan seorang yang hampir tenggelam -
ketika dia berteriak minta tolong?
Siapakah yang akan menghilangkan kesempitan dan penderitaan?
Dialah Allah SWT

"JANGANLAH KAMU BERDUKA CITA, SESUNGGUHNYA ALLAH BESERTA KITA (At-taubah :40).
Sesungguhnya dia maha melihat kita,
Mendengar ucapan-ucapan kita
Menolong kita dari para musuh
Memudahkan kesulitan kita dan
Mengungkapkan hal-hal yang belum kita ketahui

"... DAN JANGANLAH KAMU BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH (Yusuf :87)
Sesungguhnya pertolongan Allah SWT itu sangat dekat
Kasih sayangnya cepat, Kemuliaannya Maha Luas.
Anugerahnya meliputi segalanya dan
Kemudahan darinya pasti akan tiba
=BC/08/10/09=

Kemuliaan dibalik Kebencian

Beberapa hari yang lalu istri saya bercerita di depan Rumah Amalia banyak anak-anak SMP masih memakai baju seragam sekolah ada yang membawa batu, kayu, gesper seperti hendak tawuran menunggu anak-anak yang yang dianggap 'musuh' hendak lewat. Istri saya kemudian mengingat kepada anak-anak itu agar membubarkan diri. Sampai akhirnya mereka membubarkan diri setelah istri saya memberikan pengertian pada mereka bawa tawuran tidaklah berguna.

Entah apa yang menjadi alasan namun itulah wujud kebencian yang terpendam yang siap meledak. Ada jiwa yang merasa tersakiti, menyimpan dendam begitu erat yang ingin dimuntahkan. Bagi yang menyakiti membuat dirinya menjadi was-was karena akan ada balasan bagi dirinya. Anak-anak itu adalah gambaran betapa kebencian bisa menjangkiti siapapun dan mampu menularkan kebencian kepada orang lain.

Bila dipahami lebih mendalam sesungguhnya kebencian bukanlah semata-mata sumber dendam dan kemarahan, bukanlah murka dan juga bukan kutukan bagi manusia. Dibalik kebencian ada kemuliaan yang mengajarkan kepada kita bahwa hidup akan menjadi terasa sejuk nan indah bila dihiasi dengan cinta dan kasih sayang. Disetiap kejadian yang membuat kita menumpahkan air mata sekalipun selalu membawa pesan kemuliaan bagi hidup kita mengajarkan agar cinta dan kasih sayang digunakan sebagai cara membalas melawan kemarahan dan kebencian.

Banyak orang yang mengatakan bahwa cinta dan kasih sayang tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah kehidupan umat manusia dimuka bumi. Namun saya menyakini selain tugas kita berusaha dan berdoa agar kebencian tidak menjadi virus yang menyebar, diperlukan sebuah kesabaran untuk menyebarkan cinta dan kasih sayang sebagai pilihan dalam menemukan solusi dalam menghadapi masalah kehidupan kita. Mensucikan jiwa dari kebencian membuat hidup kita senantiasa menjadi orang yang beruntung. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

'Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (QS. 91: 9-10).

Keajaiban Sholat Fardhu

Menjalankan sholat fardhu memang kewajiban, seringkali kita tidak merasakan dibalik kewajiban itu menyimpan banyak keajaiban di dalamnya. Seperti dimudahkan segala urusannya. Pernah ada seorang teman awalnya begitu rajin dirinya menunaikan sholat fardhu karena semakin meningkat tugas di kantornya kewajiban sholat fardhunya seringkali diabaikan. Sampai pada suatu hari dirinya merasa merasa mendapatkan sentilan dari Allah mencoba untuk menjalankan sholat fardhunya tepat waktu dia menemukan banyak keajaiban, berikut ini penuturannya.

'kejadian ini saya alami baru-baru ini, dimana pada pertengahan bulan lalu saya benar- benar stress berat dan hampir putus asa karena target yg diberikan oleh bos belum terlihat akan tercapai dan itu membuat saya menjadi orang yang mudah emosinya meledak-ledak, baik pada anak buah ataupun kepada istri sendiri dan anak- anak.' tuturnya.
Awalnya saya hendak pergi ke dukun alhamdulillah, Mas Agus syafii melarang saya. saya masih ingat kata Mas, 'Jangan pergi ke dukun, bukannya memohon kepada Allah malah berbuat dosa besar, Ayo sana sholat fardhunya diawal waktu ditingkat dengan sholat berjamaah di masjid, memohon kepada Allah.'

'Disaat saya dititk bawah yg membuat saya lebih stress, tiba-tiba saya seperti disentil oleh Allah melalui nasehat Mas Agus supaya saya lebih giat sholat fardhu diawal waktu yang dulu pernah saya jalani tapi sekarang sudah jarang saya menjalankannya.

Akhirnya dengan kebulatan tekad dan niat yang tulus serta mengharapkan Ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala, mulai hari itu juga saya menjalani sholat fardhu diawal waktu .Subahanallah dalam waktu hanya lebih kurang 2 minggu, target yang diberikan oleh bos dapat saya capai malah melebihi dari target. Alhamdullillah sekarang saya masih bekerja dengan jabatan baru yang lebih tinggi sehingga memudahkan saya berbagi rizki bersama anak-anak Amalia.' tuturnya. Subhanallah.

----
'Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.' (QS Ath-Thalaq 2-3).

Senin, 29 Maret 2010

Teriakan Penjual Roti

Setiap pagi sehabis sholat subuh, pukul 5.30 di depan rumah biasanya terdengar teriakkan tukang roti, Ti..roti! Ti..roti! nampak penjual roti umur sudah separuh baya. Dulu waktu awal saya tinggal tukang roti itu sudah ada dan selalu lewat di depan rumah.

Pernah saya ngobrol dengannya, dari saya awal tinggal sampai sekarang tidak ada yang berubah, masih juga menjual roti pak, kata saya. Dia katakan seorang ayah harus berkorban untuk keluarganya, jika saya tidak melakukan ini tentunya anak-anak saya tidak akan bisa menjadi sarjana.

Pengorbanan itu nilai teratas yang ada pada tukang roti itu sehingga memancar diwajah tukang roti biar sudah tua nampak selalu berseri jika bertemu dengan para pembelinya.

Namun beberapa hari ini teriakkan tukang roti itu tidak terdengar, saya tanya istri saya, dek..tukang roti kok nggak pernah kedengaran ya beberapa pagi ini ya? Iya mas, katanya sih sakit. Sampai pada suatu hari saya mendengarkan bahwa dia telah tiada. Rasa kehilangan menghinggapi diri, terbayang wajahnya yang sederhana. Pengorbanan dan keihlasan adalah dua kata yang melekat pada tukang roti itu. Sayapun teriakkan di pagi hari tukang roti.

---
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, 'Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat keikhlasan hatimu.' [HR. Muslim]

Minggu, 28 Maret 2010

Hati Yang Tenteram

Malam itu angin berhembus dengan sejuknya. Temaram lampu menghiasi indahnya jalan. Rumah Amalia terlihat ramai terdengar suara sedang melantunkan ayat-ayat suci. Seorang Ibu baru pulang kantor turun dari ojek. Memberi salam dan menyapa anak-anak Amalia. 'Assalamu'alaikum..' ucap Ibu. 'Wa'alaikum salam.' jawab anak-anak Amalia serentak.

Kami berbincang banyak hal. Beliau bertutur ditengah kebahagiaan keluarganya, anak-anak tumbuh dewasa dan menginjak dibangku kuliah. Tiba-tiba dikejutkan setelah mengetahui bahwa suaminya berselingkuh dengan teman sekantornya. Perselingkuhan itu baru diketahuinya sudah berjalan satu tahun dan sudah menjadi rahasia umum di kantornya. Rupanya beliau sebagai istri adalah orang terakhir yang mengetahuinya. Rumah tangga yang tadinya aman dan tentram menjadi ajang pertengkaran. Meski suaminya sudah meminta maaf dan telah berjanji tidak melakukannya lagi, sulit buat beliau untuk memaafkan perbuatan suaminya.

Lama setelah beliau bertutur, saya bertanya padanya, 'Apakah Ibu menjalankan perintah Allah sholat lima waktu berjamaah bersama keluarga di rumah atau dimasjid?' 'Kadang-kadang Mas Agus karena saya, suami dan anak-anak selalu sibuk.' jawab beliau menunduk. 'Pernah bershodaqoh?' tanya saya kembali. Beliau pun menjawab, 'Pernah sekali waktu.'

Saya menyarankan kepada beliau bahwa masalah di dalam hidup kita adalah mengingatkan agar kita senantiasa bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, apa yang kita lakukan haruslah semata-mata karena Allah bukan karena nafsu atau marah. Bila kita jauh dariNya maka Ibu disentil dengan cara seperti itu sebagai wujud kasih sayang Allah kepada kita dan saya mengingatkan apapun yang telah terjadi kita patut bersyukur kepada Allah bahwa peristiwa ini adalah anugerah. Kalau suami berselingkuh dan berhenti berarti ibu telah membantu suami dari siksa api neraka dan menyelamatkan keluarga dari kehancuran.

Sejak pertemuan itu beliau tidak pernah hadir lagi di Rumah Amalia. Sampai pada hari ahad pagi Ibu itu hadir bersama suami dan dua putranya. Turut dalam kegiatan anak-anak Amalia dan berkenan berbagi rizki. 'Subhanallah, memaafkan dan melupakan sungguh membuat hidup keluarga kami lebih nyaman,' tutur beliau dengan senyuman, itulah ucapan yang keluar dihati yang tenteram. Subhanallah.

----
'Dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuataan keji, dan apabila mereka marah, mereka cepat memberikan maaf. (QS. 42:47).

Sahabat Sejati

'Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu, Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholeh. Dan mereka itulah sahabat yang sebaik-baiknya.'(QS. an Nisaa’ [4]: 69).

Kita adalah makhluk sosial dimana ia akan menjadi apa dan siapa tergantung dengan apa dan siapa ia bergaul. Secara fitri kita membutuhkan orang lain. Sebagai teman, sebagai partner, sebagai pesaing dan bahkan sebagai lawan. Sahabat sejati adalah orang yang selalu berfikir dan berkehendak baik terhadap sahabatnya. Ia akan memberi dukungan jika ia merasa bahwa dukungannya itu akan mem­bawa kebaikan sahabatnya. Sebaliknya jika sahabat­nya keliru jalan, ia akan berkata tidak! meski pahit diucapkan dan pahit di dengar.

Sahabat yang mate­rialistis biasanya rajin apel dalam keadaan suka, tetapi ia segera menjauh jika sahabatnya dalam kesulitan, ia sahabat hanya dalam suka, tidak dalam duka. Sahabat yang sekerabat biasanya angin-anginan, terkadang mesra, tetapi suatu ketika bisa menjadi musuh, bahkan musuh yang sukar didamaikan.

Sahabat adalah sahabat sehidup, tetapi belum tentu semati. Hanya sahabat sejati yang biasanya jarang hadir dalam keadaan suka, tetapi justru hadir mem­bela ketika dalam duka. Sahabat sejati adalah sahabat yang terikat oleh nilai-nilai kebajikan, ikhlas dan ibadah. Ketika kita sudah matipun sahabat sejati tetap menjaga nama baik kita, mendoakan kita. Dialah sahabat sehidup semati, sahabat di dunia dan sahabat di akhirat.

Sabtu, 27 Maret 2010

Kata 'Memaafkan' Seorang Ibu

Ada seorang teman yang berprofesi sebagai dokter. Dia bercerita bahwa dirinya pernah dibuat pusing menangani pasien yang sudah 40 hari koma pasca operasi, tak sadarkan diri. Semua bukunya dibuka kembali. Semua profesor diberbagai bidang penyakit diajaknya
konsultasi. Namun tak juga ketemu jawabannya.

Sampai suatu ketika dia melihat seorang ibu tua menengok sang pasien. Tak selang lama beberapa hari pasiennya siuman dari koma, sadarkan diri dan tak lama kesehatannya berangsur pulih. Dokter tersebut keheranan, bagaimana mungkin dari tak sadarkan diri selama
40 hari bisa pulih kurang dari satu minggu hanya karena ditengok seorang ibu tua.

Dia beranikan diri bertanya pada istri pasien yang waktu itu menungguinya. Kata istrinya, ibu tua itu adalah ibu sang pasien. Sewaktu menengok itu ibunya berkata bahwa dirinya hari ini sudah memaafkan semua kesalahan anaknya. Setelah ibunya pergi, suaminya mulai sadarkan diri.

--
Bersungguh-sungguhlah dalam berbakti kepada ibumu, karena sesungguhnya surga itu berada di bawah kedua kakinya (HR. Imam Nasa'i dan Thabrani).

Jumat, 26 Maret 2010

Tahu dan Mengenal Diri

Pak Budi menegur anaknya, 'Jono, kenapa kamu tidak bisa seperti Bobby yang nilai ulangannya tidak ada warna merahnya?'

'Jangan salahkan aku dong, Bobby kan mempunyai ayah yang pintar.' Jawab Jono santai.

Begitulah cara pandang kita berbeda dengan cara pandang anak kita. Kita pada dasarnya memiliki dua alat memandang, yaitu mata kepala dan mata batin. Pandangan mata kepala terhalang oleh dinding dan jarak. Pesawat terbang yang begitu besar, nampak sangat kecil oleh mata kepala. Bintang-bintang galaksi yang sangat besar nampak hanya kerlap kerlip kecil oleh mata kepala. Nah pandangan mata batin menembus sekat ruang dan waktu. Pandangan mata batin itulah yang disebut ma`rifat, orang yang memiliki ma`rifat disebut `arif. bukan arif dalam bahasa Indonesia.

Asal kata bahasa Arabnya `arofa –ma`rifat -`arif-ma`ruf yang arti dasarnya adalah kenal. Kenal berbeda dengan tahu. Tahu bersifat kognitif, bersifat pengetahuan, berbasis pengamatan atau teori. Sedangkan kenal sudah bersifat afektif berbasis pengalaman langsung. Ada seorang wanita yang sudah hidup bersama dengan suaminya selama 20 tahun, ternyata ia belum mengenal siapa sesungguhnya suaminya itu. Ia dibuat terkaget-kaget setelah mengenal siapa sesungguhnya manusia yang sudah seranjang selama duapuluh tahun, karena selama ini ia keliru pandang atau tertipu oleh penampilan lahir.

`Arif bukan hanya horizontal tetapi juga vertikal. Orang yang secara vertikal sudah `arif disebut mencapai ma`rifat, yaitu mengenal Allah, bukan sekedar tahu ada Allah. Oleh karena seorang `arif sudah mengenal Tuhannya sebagai Yang Maha Baik, maka ia tabah ketika menerima kegagalan atau musibah, karena boleh jadi musibah itu hanya sekedar ujian yang diberikan Allah kepadanya. Ia sadar-sesadarnya bahwa kesulitan adalah bagian dari sistem kehidupan. Ia sadar bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala menciptakan sistem hukum dimana tidak ada gelap yang selamanya, setiap habis gelap pasti terbit terang.

Begitupun dalam hidup, dibalik kesulitan ada kemudahan. Orang arif tetap tersenyum dalam kesulitan, bersiap kecewa dan sedihpun tanpa kata-kata, karena ia melihat makronya kehidupan, bukan mikronya. Sedangkan orang yang belum `arif mudah frustrasi, mengeluh dalam kesulitan, tidak siap kecewa, dan jika bersedih ia ungkapkan dengan berbagai kata cacian,karena ia hanya bisa melihat kehidupan secara mikro dengan dirinya menjadi pusat perhatian. Kata hadis Nabi, seorang `arif adalah juga orang yang sudah mengenali siapa dirinya dalam struktur makro, horizontal dan vertikal, maka iapun tahu diri. Jika orang sudah benar-benar mengenal siapa dirinya, pasti ia mengenal siapa Tuhannya, man `arofa nafsahu `arofa robbahu.

Kamis, 25 Maret 2010

Hati Yang Tersenyum

Malam temaram menyelimuti pepohonan. Jalanan terlihat basah karena turun rintik hujan. Anak-anak Amalia dengan khusyuknya membaca ayat-ayat suci al-Quran. Seorang laki-laki separuh baya matanya menerawang menatap kedepan. Tak ada suara dan kata yang terucap, Wajahnya nampak sejuk dan damai. Hatinya tersenyum seolah bicara, tak ada hidup yang sempurna tanpa ujian.

Sebagai seorang muslim beliau banyak diberikan kemudahan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kehidupan datar dan lurus lalu menanjak mencapai kesuksesan dalam karier. Pernikahannya penuh kebahagiaan. terasa semakin lengkap dengan kehamilan istri tercintanya. Buah hati yang didambakan bagi seluruh anggota keluarganya namun toh, Allah memiliki rencana lain.

Putra pertamanya, hanya bertahan 24 jam berjuang bertahan hidup. Kejadian itu benar-benar membuat hidupnya merasa terpuruk dalam kubangan yang penuh lumpur, terasa sesak untuk bernapas dan membuat perih dihati. Selama berbulan-bulan beliau mengurung diri meratapi sang buah hatinya yang telah pergi. Sungguh tak terduga. Kehilangan itu terjadi justru dipuncak kesuksesan kariernya. Kejadian itu menguji keimanannya bahkan terkadang menggugat keberadaan Allah, 'Kenapa Allah tidak adil pada kami?' begitu ucapnya.

Semakin lama dirinya semakin jauh dari Allah. Tenggelam dalam pelarian semu. Namun beruntunglah masih ada istri yang sholehah yang mendampingi beliau yang mampu menghibur dan menguatkan dan mengingatkan dirinya bahwa peristiwa itu adalah ujian dari Allah agar menanamkan iman dan ketaqwaan kepadaNya.

Ujian keimanan berikutnya, justru menimpa pada istrinya. Istrinya terserang kista dirahimnya. Dokter memvonis istrinya berisiko tinggi bila hamil lagi tetapi istrinya begitu tabah bahkan mengajaknya untuk selalu berdzikir, memohon kepada Allah Sang Maha Penyembuh. Alhamdulillah setelah operasi semuanya bisa pulih kembali.

Dua ujian berat semakin menyadarkan beliau dan keluarganya agar semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Terlebih dengan kelahiran putrinya, seolah diberikan anugerah yang tiada tara. Sehingga beliau berjanji meningkatkan ibadahnya kepada Allah dan tak akan pernah berhenti untuk bersyukur. Beliau bertutur malam itu di Rumah Amalia, ' Saya sadar, Allah itu Maha Baik. Allah selalu memberikan apapun yang kami mohonkan.' Subhanallah..

--
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman: 77)

Doa Aktifitas Hari ini

Izinkan kami berdoa aktfitas di pagi hari yang indah ini:

'Ya Allah, kami memohon kepadaMu kelurusan niat dan ketulusan motivasi dalam segala aktifitas kami di hari ini. Ya Allah, kami memohon bersihkan hati kami dari segala sesuatu selain wajahMu. Ya Allah, kabulkanlah doa dan harapan siapapun yang datang kepadaMu dan limpahkan kasih sayangMu walau terhadap mereka yang berpaling dariMu. Amin Ya Robbal Alamin..'

Selamat beraktifitas & Sukses selalu..

Rabu, 24 Maret 2010

Betapa..... (sebuah renungan)

Betapa besarnya nilai uang kertas
senilai Rp.100.000, apabila dibawa ke masjid
untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau
dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!

Betapa lamanya melayani Allah selama lima
belas menit namun betapa singkatnya kalau
kita melihat film.




Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata
ketika berdoa (spontan) namun betapa mudahnya
kalau mengobrol atau bergosip dengan teman
tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya apabila pertandingan
basketball diperpanjang waktunya ekstra namun
kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih
lama sedikit daripada biasa.

Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar
Al-qur'an betapa mudahnya membaca 100
halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan
dalam pertandingan atau konser namun
lebih senang duduk di bangku paling belakang di
masjid

Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi
memuaskan nafsu birahi semata, namun
alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama
30 hari ketika berpuasa.

Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu
untuk sholat 5 waktu; namun betapa mudahnya
menyesuaikan waktu dalam sekejap pada
saat terakhir untuk event yang menyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang
terkandung di dalam al qur'an; namun
betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip
yang sama kepada orang lain.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa
yang dikatakan oleh koran namun betapa kita
meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci.

Betapa setiap orang ingin masuk sorga
seandainya tidak perlu untuk percaya atau
berpikir,atau mengatakan apa-apa,atau
berbuat apa-apa.

Betapa kita dapat menyebarkan seribu
lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya
dengan FORWARD seperti api; namun kalau ada
mail yang isinya tentang Kerajaan Allah betapa
seringnya kita ragu-ragu, enggan membukanya
dan mensharingkannya, serta langsung klik pada
icon DELETE.

Betapa hina & munafiqnya hidup ini tatkala aku membutuhkanMU
aku memohon, setelah Engkau memberi, aku sengaja melupakanMU

Betapa beraninya hambamu ini pada saat berbuat DOSA,
padahal hambamu tau betapa perih SIKSA NERAKA yang tiada henti.
sungguh engkau tidak menyadari bahwa Azab & Mati sudah menunggumu


ANDA TERTAWA ...? atau ANDA BERPIKIR-PIKIR...ATAUKAH ANDA ?
SENGAJA LUPA DAN ABAIKAN SAJA.????

Sebar luaskanlah Sabda-Nya, bersyukurlah kepada ALLAH,

Selasa, 23 Maret 2010

Indahnya Berbuat Baik

Dan Allah senantiasa memberikan pertolongan kepada hambaNya selama ia menolong saudaranya (HR. Muslim).

Hadist diatas mengingatkan kepada kita, bila hati kita bersedih, akan ada orang yang lebih bersedih daripada kita. Bila kita mengalami kesulitan, akan ada orang yang lebih sulit hidupnya daripada kita. Cobalah tengok dijalanan atau disebelah rumah kita, barangkali mereka justru membutuhkan pertolongan dan Allah meminta kita untuk memperhatikan dan menolong mereka yang sedang kesusahan atau sedang dalam kesulitan.

Membantu orang lain membuat kita merasa nyaman dan membantu kita menyelesaikan masalah yang kita hadapi, bagus juga secara kesehatan psikis. Penelitian mutakhit di Michigan University menyebutkan bahwa orang-orang yang memberikan perhatian dan membantu orang lain akan hidup lebih lama.

- Membantu teman, kerabat, atau tetangga dengan duduk berbincang, bertegur sapa dan untuk menanyakan bagaimana kabarnya atau sedang sibuk apa sekarang.

- Bergabunglah untuk menjadi relawan sebuah organisasi sosial kemasyarakatan.

- Ambillah sampah yang berserakan yang ada di halaman rumah, di taman atau dipantai.

- Memberikan ruang parkir yang cukup bagi orang lain.

- Membantu orang tua menyeberangkan jalan

- Menghormati pejalan kaki ketika kita sedang mengendarai kendaraan bermotor.

Perbuatan baik yang sederhana seperti diatas menunjukkan kepribadian yang positif pada diri kita. Memaafkan, memberi hadiah, mengucapkan salam, melakukan kebaikan paling ringan dan tularkan pada orang lain, anak-anak kita juga orang-orang yang kita cinta. Lakukan terus menerus dan lihat perubahan yang terjadi pada diri kita dan sekitarnya akan ada sebuah keajaiban.

Yuk, kita buat orang lain merasa nyaman...!

Tahajud Menyembuhkan Penyakit

Ternyata sholat tahajud atau qiyamul lail dapat menangkal dan menyembuhkan penyakit yang ada pada tubuh kita sebagaimana sabda Nabi Muhammad, 'Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail karena qiyamul lail itu adalah kebiasaan orang-orang sholeh sebelum kalian. Sarana mendekatkan diri kepada Allah, penghapus keburukan, pencegah dosa dan penangkal penyakit di badan (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).

Menurut penelitian Prof. Moh. Sholeh dalam bukunya 'Pelatihan Shalat Tahajud' Sholat tahajud dilakukan dipenghujung malam yang sunyi bisa mendatangkan ketenangan. Sementara ketenangan itu sendiri mampu meningkatan ketahanan tubuh imunologis, mengurangi resiko terkena penyakit jantung, menangkal berbagai penyakit dan meningkatkan harapan hidup.

Jadi, Sholat tahajud yuk...!

Senin, 22 Maret 2010

Cinta Yang Terbenam

Siang itu saya mendapatkan janji untuk bertemu dengan seorang perempuan separuh baya. Kami bertemu di kantor. 'Saya sebenarnya sudah bercerai,' begitu tutur perempuan itu tentang perjalanan hidupnya. 'Saya menggugat cerai suami saya dalam proses yang panjang dan melelahkan. Orang tuanya dan dia sangat berharap bisa mengasuh Bima, putra kami sebab bagi mereka. Laki-laki adalah penerus keturunan. Perempuan hanyalah dianggap sebagai 'konco wingking' (teman dibelakang). ' Ucapnya menghela napas panjang.

'Kelima saudara laki-lakinya semuanya hanya memiliki anak perempuan. Satu-satunya garis keturunannya yang memiliki anak laki-laki hanyalah kami yaitu Bima.' Wajahnya terlihat tegar. 'Perempuan mana yang tidak ingin minta cerai? Setiap gajian, dia simpan sendiri. Sementara untuk kehidupan sehari-hari dari gaji saya, untuk membantu orang tua dan adik-adik, saya harus sembunyi-sembunyi untuk mengirimkan pada mereka.' Tutur perempuan itu. Tak lama kemudian dia meminum teh hangat yang sudah sejak tadi telah disediakan.

'Barangkali gaji bapak untuk keperluan yang lebih utama seperti rumah, peralatan?' tanya saya.

'Benar Mas Agus, gajinya memang buat bayar kreditan rumah. Rumah itu sekarang dia yang meninggalinya. Sementara saya dan Bima tinggal dikontrakan.Saya dan Bima kabur dari rumah. Sejak itu dia tidak pernah mau peduli terhadap nasib kami berdua. Bahkan setiap apapun yang hendak ingin dilakukan untuk kepentingan istri dan anaknya sendiri dia selalu meminta izin ibunya. Itulah yang tidak saya suka mas,' ucapnya. Air matanya mengalir tak mampu disembunyikan kesedihan hatinya.

Dalam hati saya berpikir bahwa perempuan ini mengalami problem yang begitu berat. Problem klasik antara menantu dan mertua. Memang agak jarang saya mendengar menantu laki-laki bertengkar dengan mertua laki-laki atau menantu laki-laki bertengkar dengan mertua perempuannya namun saya hampir sering mendengar menantu perempuan bertengkar dengan mertua perempuannya. Mungkin alasan yang utama mertua perempuan merasa lebih tahu segalanya daripada menantu perempuannya, maka terlihatlah mertua perempuan cerewet bila bertemu dengan menantu perempuannya.

'Apakah Ibu pernah kemukakan perasaan ibu pada bapak?' tanya saya.

'Sudah Mas Agus dan itu tak merubah apapun.' ucapnya.

'Apa yang membuat Ibu jatuh cinta pada beliau?' tanya saya kembali.

'Suami saya itu tipe ideal, ganteng, tinggi, besar. Sifatnya jujur dan setia. Saya teringat waktu kami berpacaran dia begitu sayang pada saya. Setiap kali datang selalu membawakan makanan kesukaan saya. Dia membantu tugas-tugas kuliah, juga pekerjaan rumah, dia tidak pernah menyalahkan saya, apa lagi mencela kekurangan saya. Dimata saya, dia begtiu sempurna sebagai suami namun begitu menikah semua yang terlihat sempurna itu menjadi hilang.' tuturnya.

Saya memahami apa yang diucapkan, cintanya telah melukai hatinya, cintanya telah menenggelamkan hidupnya. 'Alhamdulillah Mas Agus, hakim telah mengabulkan gugatan cerai saya dan Bima dalam pengawasan saya sebagai ibunya. Saya tidak berharap apapun pada mantan suami saya.

'Ah, bagaimana dengan Bima, Bu?' ucap saya terlontar tanpa tersadari. Apakah Sang Ibu menyadari bahwa anaknya suatu saat membutuhkan teladan dan kebanggaan dari seorang ayah. Seorang ayah yang memberikan kehangatan bagi Bima, putranya. Pelukan kasih sayang, menemaninya bermain, menjemputnya ke sekolah atau membantunya mengerjakan PR. 'Suami saya berpesan, bila nanti Bima telah besar dan menanyakan tentang bapaknya, bilang aja sudah mati!' Tutur Sang Ibu tanpa raut muka berubah, betapa tipisnya batas cinta dan benci.

Saya tak sanggup mengucapkan sepatah katapun tentang apa yang telah dikatakannya. Begitulah orang tua tidak pernah mau mengerti kondisi anak-anaknya. Mengorbankan anak-anak yang tumbuh dan berkembang yang membutuhkan cinta kasih, pelukan hangat, dukungan dan rasa aman bagi dirinya. Sedemikian mudahkah cinta itu tenggelam dalam perceraian? Tidak adakah jalan yang lebih baik? Saya menyarankan kepada beliau agar memberikan ruang untuk islah atau rujuk kembali karena rujuk adalah perbuatan yang diridhoi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ucapan saya telah mampu membuat beliau nampak berpikir lama dan akhirnya menyanggupinya untuk memikirkan kemungkinan untuk rujuk kembali demi masa depan Bima, putra tercintanya.

Sampailah sebulan kemudian Ibu minta ketemu kembali, Katanya ada penting yang ingin disampaikannya, saya menyarankan agar ke Rumah Amalia. Malamnya di Rumah Amalia, saya dikejutkan dengan mobil hitam, terlihat Sang Ibu keluar bersama Bima putranya dan wajah lelaki yang ganteng mirip artis film tempo doeole Robi Sugara. Bima digandengnya. Tak lama Sang Ibu memberikan salam dan memperkenalkan laki-laki sudah terlihat berumur sebagai ayah kandung Bima. 'Ooo..'Ucap saya tanpa sadar.

Beliau menyampaikan bahwa dirinya, Bima dan suami berkumpul kembali. 'Rujuk demi anak adalah pilihan terbaik Pak Agus,' ucapnya, wajahnya yang begitu tegar tak lagi bisa menyembunyikan air mata yang keluar. Suaminya membenarkan tentang kesepakatannya untuk rujuk kembali. 'Kami yakin inilah kesepakatan yang diridhoi oleh Allah seperti yang dianjurkan oleh Pak Agus. Kami rujuk kembali' tutur suaminya. Malam gelap terasa indah. Suara anak-anak Amalia terdengar melantunkan ayat-ayat suci al-Quran. Kebahagiaan mereka memilih jalan yang diridhoi oleh Allah juga saya rasakan. Subhanallah.

---
Dan perlakukanlah istri kalian dengan baik, kemudian bila kamu tidak menyukainya, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (QS: An-Nisaa':19).

Tersenyumlah!

Sepasang pengantin baru merasa senang bercampur aneh ketika menerima kado yang berisikan dua lembar karcis bioskop yang bertuliskan :

"Coba tebak siapa saya?"

Mengira mereka sedang dikerjai oleh teman-temannya yang memang jail, akhirnya mereka memutuskan untuk nonton menggunakan karcis itu.

Sepulang nonton, betapa terkejutnya mereka mendapati rumah barunya kosong melompong kecuali sebuah kado yang belum dibuka.

Setelah dibuka, mereka hanya mendapati secarik kertas bertuliskan:

"Sekarang kalian tahu siapa saya."

Tersenyumlah! Kisah diatas adalah pengantar pagi hari ini agar teman-teman bisa tersenyum. Kita bisa menjadi lebih bahagia di tempat bekerja bila kita lebih banyak tersenyum. Dalam sebuah penelitian Harvard University, menampilkan wajah ceria akan memberikan dampak positif, baik bagi dirinya maupun orang-orang disekitarnya. Tersenyum sangat bermanfaat baik dalam hubungan pribadi maupun hubungan kerja. Tersenyum membuat setiap orang merasa nyaman.

- Tersenyumlah pada pasangan hidup anda, anak, orang tua, kerabat, sahabat, atasan atau teman kantor.

- Tersenyumlah di saat anda melintasi pintu dan memberi salam kepada orang yang anda jumpai.

- Tersenyumlah ketika anda berbicara melalui telepon dengan siapapun yang anda hubungi.

- Cobalah sekarang juga! Tersenyumlah dan perhatikan bagaimana tersenyum menjadikan anda lebih santai dan gembira.

Senyuman bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sosial dan jiwa. Secara kejiwaan senyuman mengubah perasaan memberi anda semangat positif dan menghilangkan tekanan psikologis. Secara sosial, senyuman membuat anda lebih menarik dimata orang lain, senyuman juga menular sehingga menebarkan semangat positif kepada lingkungan disekitar kita. . Secara tubuh, senyuman menurunkan tekanan darah. Dan satu lagi yang paling penting senyuman bisa meningkatkan produktifitas kerja kita sehingga bisa menyelesaikan banyak pekerjaan kita dengan baik.

Ada satu hadist yang diriwayatkan al-Thabrani dalam kitab Mu'jam al-Awsath bahwasanya Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Salam bersabda, ' Allah senang jika kalian bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik.'

Jadi, sudah tersenyumkah anda dipagi hari yang indah ini?

Minggu, 21 Maret 2010

Air Mata Suami

Air mata seorang suami yang tertumpah karena ketaqwaannya kepada Allah mampu mengantarkan keluarganya menuju kebahagiaan di dunia dan di akherat. Begitulah hikmah yang saya peroleh dari seorang bapak. Beliau sosoknya sangat sederhana, tidak pernah pantang menyerah untuk selalu belajar. Terkadang mampir ke Rumah Amalia untuk belajar mengaji atau bersilaturahmi sekedar berbagi rizki untuk anak-anak Amalia. Bahkan beliau tidak sungkan untuk bertanya sekalipun kepada anak-anak Amalia membaca ayat suci al-Quran yang benar. Beliau seorang suami yang mampu menangis ketika sedang membaca al-Qur'an.

Pernah pada suatu hari beliau bertutur kepada saya. bahwa dirinya seorang mualaf karena istrinya meminta dirinya untuk masuk Islam akhirnya menyetujui permintaan calon istri sebelum melaksanakan akad nikah. Setelah pernikahan, rumah tangganya tidak mengalami ganjalan. Semuanya berjalan apa adanya sampai anaknya lahir. Walaupun begitu ditengah usianya separuh baya masih juga belum mau menjalankan sholat, puasa dan ibadah lainnya. ‘Waktu itu saya belum tertarik untuk menjalankan ibadah dengan baik Mas..’ tuturnya.

Meskipun demikian, istrinya tetap tekun menjalankan semua ibadah dengan baik bahkan tak jarang istrinya mengaji sampai larut malam disamping suami dan anaknya. Suatu ketika baliau merasakan sakit perutnya, mual, kembung dan membesar. Akhirnya dibawa ke rumah sakit, sampai dokter angkat tangan. Tidak sanggup untuk mengobatinya. Apapun telah dilakukan, harta yang dimilikinya hampir ludes, tetapi kesembuhan tidak kunjung tiba.

Dalam keputusasaannya istrinya senantiasa membimbing kalimah tayyibah, melapalkan tahlil, takbir dan tahmid, shalawat nabi, asma al husna dalam sakitnya. Dalam sakit itu sang bapak berjanji kepada istrinya, jika saya sembuh nanti..saya akan menjalankan semua ibadah dengan baik..begitu tuturnya. Membiasakan diri ketika sakit untuk selalu membaca kalimah-kalimah thayiibah memang tidak mudah. walaupun sedikit namun terus diusahakannya untuk mengucap kalimah tayyibah dan berserah diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata.

Sungguh Allah Maha Besar, Tiada yang memiliki kekuatan hanya Allah. Tak seorangpun yang mampu menahan segala sesuatu yang telah menjadi kehendakNya. Seperti yang dialaminya penyakit yang semula tidak bisa disembuhkan perlahan-lahan pulih kembali. Sedikit demi sedikit perutnya yang semula bengkak kemudian mengempis. Rasa sakit diperutnya mulai tak terasa lagi. Akhirnya sakitnya benar-benar sembuh.

Beliau setelah sembuh mulai belajar membaca al-Quran dan sholat. Dalam kehidupan rumah tangganya semakin kokoh. Tidak ada lagi perbedaan yang mampu mengguncang rumah tangganya. Beberapa kali istrinya ikut belajar selalu meneteskan air mata. Air mata kebahagiaan seorang istri yang setia menemani sang suami tercinta.

Bahkan kehidupan sekarang ini lebih mudah untuk bertegur sapa dengan tetangga. Anak-anak, istri dan dirinya semakin giat belajar mengaji membuat keluarganya menjadi hidup tentram. ‘Saya tidak pernah menyangka Mas Agus Syafii, bila kita melaksanakan perintahNya dengan sungguh-sungguh kita akan merasakan betapa indahnya hidup ini dengan senantiasa bersyukur atas semua Karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala..’ ucapnya. Terlihat wajahnya sosok seorang bapak dan suami yang dipenuhi air mata.

---
Dan apabila mereka mendengar apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka bercucuran air mata disebabkan kebenaran al-Quran yang telah mereka ketahui, seraya mereka berkata, 'Ya Tuhan kami, kami telah beriman maka catatkanlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi atas kebenaran al-Quran dan kenabian Muhammad. (QS. al-Ma'idah:83).

Sabtu, 20 Maret 2010

Makna Kearifan dan Kecerdasan

Sekalipun liburan, tentunya masih banyak butiran-butiran mutiara hikmah yang masih kita temukan diforum ini. Semoga tulisan berikut ini bisa bermanfaat buat kita semua. yaitu memahami 'Makna Kearifan Dan Kecerdasan.'

Ketinggian manusia bukan hanya ditentukan oleh ilmu pengetahuan yang dimilikinya, tetapi lebih pada bagaimana ilmu itu memberi manfaat kepada kehidupan. Ada orang pintar tetapi keblinger sehingga kepintarannya justeru digunakan untuk “minteri” orang lain. Semakin pinter orang seperti itu maka semakin banyak orang lain yang menjadi korban dari kepintarannya.

Sebaliknya ada orang yang dari segi pendidikan formal ia biasa-biasa saja, tetapi dari segi pergaulan sosial orang itu banyak sekali memberi kemanfaatan kepada orang lain, karena setiap kali sedikit yang ia berikan justeru mengandung makna besar bagi yang menerima. Ia bukan saja tahu, tetapi juga arif. Ia bukan hanya pintar tetapi juga cerdas.

Nah kearifan dan kecerdasan ádalah ekpressi psikologis dari orang yang bijak. Bijak mengandung arti ketepatan. Jika adil mengandung arti menempatkan sesuatu pada tempatnya, bijak lebih dari itu yaitu menempatkan sesuatu tepat pada tempatnya. Dari pemahaman itu maka kecerdasan bukan hanya menyangkut intelektualitas, tetapi juga emosi dan bahkan spiritual. Itulah makna kearifan dan kecerdasan.

---
'HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan perbuatan-perbuatan baik sehingga Aku jatuh cinta padanya. (Hadist Qudsi Diriwayatkan Muslim).

Menghayati Hidup Dengan Kasih Sayang

Secara psikologis orang yang sehat adalah orang yang mampu mendermakan cinta pada sesamanya. Sedangkan orang yang hatinya dipenuhi rasa permusuhan, dengki, cemburu dan kebencian semuanya merupakan beban mental yang menjurus pada penyakit kejiwaan.

Dalam Islam, penghayatan kasih sayang digunakanlah istilah ridha. Pengertian ridha adalah sikap yang didasari pengetahuan, kesadaran dan keyakinan bahwa kasih sayang Allah meluap memenuhi ruang dan waktu. Sesungguhnya hidup kita dalam lingkup kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sikap ridha akan selalu berpikir positif terhadap hidup karena dibalik fragmen kehidupan terkadang ada adegan-adegan yang pahit dan buram mekipun terkandung hikmah dari pancaran kasih sayang Allah.

Bagi orang yang mencapai derajat ridha akan selalu melihat hikmah dibalik musibah maupun cobaan. Setiap musibah menyimpan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, Allah melimpahkan kasih sayangNya. Dan kemungkinan kedua, karena kelalaian manusia itu sendiri. Dengan demikian ritme hidup kita ditandai dengan dialektika rasa syukur dan sikap sabar. antara harapan dan kecemasan, antara kelegaan dan penyesalan. Namun semua itu bagi orang yang ridha akan dihadapinya dengan sikap optimis dan pandangan positif karena begitu yakinnya akan kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang dibentangkan melalui sayap Rahman dan RahimNya dan disisi lain melalui tawaran taubat dan maghfiroh atau ampunan.

Menurut al-Quran dijelaskan bahwa kehidupan dunia itu baik tetapi jauh lebih baik kalau kebaikan di dunia dijadikan wahana atau tangga untuk menuju kehidupan akherat yang lebih baik. 'The will to love' yang secara intrinsik dimiliki oleh kita akan menyesatkan kalau hanya mencintai yang fana atau semu. Maka bentuk ancaman dan perintah Allah yang tertuang di dalam kitab suci semuanya dalam konteks kasih sayang Allah untuk menyelamatkan kita agar tidak terjatuh menjadi hawa nafsunya sendiri atau menjadi hamba makhluk yang lebih rendah atau sama derajatnya dengan diri kita.

Rasa keterasingan, kesunyian ditengah keramaian, merasa kesepian dalam kesendirian akan terkikis secara emosional apabila kita memiliki hubungan yang hangat dengan Yang Maha Kasih. Ketiadaan hubungan kepada yang Maha Kasih inilah yang menimpa banyak orang sehingga begitu mudahnya terseret pada situasi putus asa bahkan sampai bunuh diri. Berdasarkan survei penyebab bunuh diri ditengah masyarakat justru bukanlah masalah yang teramat berat. Diantaranya karena kekecewaan akibat putus cinta, perselisihan rumah tangga, gagal dalam karier telah membuat seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Hal ini menunjukkan betapa dangkal dan lemahnya iman seseorang dalam menghayati hidup.

Dalam pandangan Islam, mereka telah terperosok dalam 'pinggiran' dimensi spiritual yang mampu menangkap dan merasakan kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam dirinya tidak bisa berfungsi. Hatinya telah tertutupi oleh nafsu bagi masuknya cahaya dan kasih sayang Allah sehingga mereka juga kehilangan kasih sayang yang ada pada dirinya.

Demikianlah bila dunia hanya pendekatan sistem, teknis dan teknologi semata akan memunculkan kehidupan yang kering, mekanik dan tidak manusiawi. Produk sistem dan teknologi tanpa visi cinta dan kasih sayang Ilahi Robbi maka menjadikan hidup kita menjadi tak ubahnya robot, kesepian dalam keramaian, kesendirian dengan meratapi penderitaan. Paradigma kasih sayang akan menuntun kita sikap arif dan konsisten untuk mengembangkan potensi kemanusiaan maka realitas dunia tampak begitu indah sekaligus challenging, bukan fringtening. Orang Mukmin adalah 'Lover of Wisdom' atau Cinta Kearifan. Karena cinta kearifan dan semangatnya pada kemanusiaan maka Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Salam semakin nampak tegar dan anggun ditengah cobaan dan tantangan yang selalu menghadang dan mengitarinya. Lantas bagaimana dengan kita? Mampukah kita meneladani Nabi Muhammad?

Air Mata Ayah

Hari ini saya membuka email, hati saya terasa tersentak. Air mata mengalir tak kuasa untuk ditahan. Setiap baris kalimatnya saya baca. Kata-katanya menghunjam dihati bahkan mengoyak kelubuk yang paling dalam. Beliau menuturkan sebagai berikut.

'Mas Agus, putra saya meninggal dunia di usianya 2 tahun. tepat satu hari sebelum hari kelahirannya. Hari Ahad ketika saya libur, seharian kami bermain. Saya, istri dan anak bercanda seolah tiada mengerti apa yang akan terjadi. Badannya panas tiba-tiba, siang itu juga saya membawanya ke dokter. Tidak ada perkembangannya. Malamnya kembali saya membawanya ke Rumah Sakit dan anak saya yang sekecil itu harus diinfusnya dan mendapatkan oksigen. Sampai anak saya koma dan akhirnya tiada. Air mata saya tertumpah. Isak tangis tak bisa saya tahan. Saya memeluknya dan mencium wajahnya. Saya katakan pada, 'Sayang, ayah selalu mencintaimu. Kembalilah padaNya. Ayah ikhlaskan kamu..sayang.'

Dikalimat beliau selanjutnya ada kata-kata yang begitu indah namun terasa sebuah kepedihan dihati yang teramat dalam dan sebuah renungan bagi kita sebagai orang yang beriman, 'Saya yakin Mas Agus Syafii. musibah dengan meninggalnya anak saya ini adalah ladang peningkatan iman dan taqwa saya dan istri saya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Saya selalu ingat hadist Nabi Muhammad yang sering Mas Agus kutip.

'Sungguh menakjubkan orang yang beriman karena segala urusannya adalah baik bagi dirinya. Dalam hal ini tidak akan terdapat melainkan orang yang mukmin. Apabila ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur karena hal itu baik untuknya. Dan apabila tertimpa musibah, ia bersabar karena hal itu baik juga untuknya. (HR. Muslim).

Alangkah istimewa beliau seorang ayah yang juga sebagai seorang mukmin mampu melewati semua penderitaan dan kepedihan dihatinya, disetiap tetesan air matanya adalah ladang peningkatan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Itulah Air mata ayah. Subhanallah.

Jumat, 19 Maret 2010

Manfaat Tidur Sehat

'Dan Kami jadikan tidurmu sebagai pelepas lelah bagimu.' (QS. An-Naba':9). Tidur sebagaimana Rasulullah merupakan tidur yang ideal dan sempurna. Mendatangkan manfaat bagi kesegaran dan kesehatan fisik kita. Rasulullah mencontohkan cara tidur sehat.

1. Bersiwak atau menggosok gigi. Sebelum tidur selalu memiliki kebiasaan untuk bersiwak atau menggosok gigi. Menggosok gigi merupakan pekerjaan ringan namun memiliki manfaat yang sangat luar biasa yaitu menjaga kesehatan mulut dan gigi, menghilangkan bau mulut dan mendapatkan ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagaimana sabda Rasulullah.

'Siwak (menggosok gigi) membersihkan mulut dan diridhoi Allah (HR. Ibnu Khuzaimah).

2. Berwudhu. Rasulullah sebelum membaringkan tubuhnya selalu berwudhu terlebih dahulu. 'Jika engkau mendatangi pembaringanmu hendaklah berwudhu sebagaimana engkau berwudhu ketika hendak sholat. (HR. Bukhari).

3. Membersihkan tempat tidur. Ubay bin Ka'ab menuturkan kepada kita bahwa Rasulullah bersabda, 'Jika salah seorang diantara engkau mendatangi pembaringannya, hendaklah mengibaskan kasurnya dengan ujung kain (untuk membersihkannya) serta menyebut Asma Allah sebab dia tidak tahu kotoran apa yang melekat pada kasurnya (HR. Muslim).

4. Tidur dengan alas sederhana. Pada suatu hari Umar Bin Khattab menemui Rasulullah lantas beliau mengubah posisinya, Umar melihat tidak ada kain yang melindungi tubuh Rasulullah dari tikar yang dipakai berbaring. Ternyata tikar itu membekas ditubuh Rasul. Umarpun menangis.

Rasulullah bertanya, 'apa yang membuatmu menangis wahai Umar?'

Umar menjawab, 'Demi Allah karena aku tahu bahwa engkau lebih mulia disisi Allah daripada raja Kisra maupun kaisar. Mereka berpesta pora di dunia sesuka hatinya. Sedangkan engkau utusan Allah namun engkau sungguh memperihatinkan sebagaimana yang aku saksikan.'

Rasulullah bersabda, 'Tidakkah engkau ridho Ya Umar, kemegahan dunia ini diberikan pada mereka dan pahala di akherat bagi kita.'

Umar menjawab, 'Benar Ya Rasulullah,' 'Demikianlah adanya,' jawab Rasulullah. (HR. Ahmad).

5. Berdoa sampai tertidur lelap. Jika hendak berbaring, hendaklah berbaring dengan bertumpu pada rusuk kanan dan mengucapkan doa, 'Maha Suci Engkau Ya Allah, Ya Robbi, dengan menyebut namaMu aku meletakkan tubuhku dan menyebut namaMU aku mengangkat kembali. Jika Engkau mengambil ruhku, maka berikanlah rahmat padanya. Tetapi bila Engkau melepaskannya maka peliharalah sebagaimana Engkau memelihara hamba-hambaMu yang sholeh (HR. Muslim).

Kamis, 18 Maret 2010

Solusi Menghadapi Guncangan Hati

Rabu malam lalu ketika saya memposting di FB. 'Solusi Menghadapi Guncangan Hati' tema saya sebagai narasumber di Radio Bahana 101.8 FM Jakarta setiap Hari Rabu malam jam 6-7 dalam acara 'Power of Peace.' ternyata mendapatkan antusias dari teman2 FB yang tinggal di luar Jakarta yang berharap agar saya membuat catatan ringkas materi on air malam itu

Untuk mengawali materi 'Solusi Menghadapi Guncangan Hati.' saya ingin mengajak anda, Mari kita bayangkan bagaimana bila kita tidak bisa berenang kemudian tenggelam di sungai yang dalam dan memiliki arus yang deras. Pertama yang dilakukannya adalah menyelamatkan diri dengan cara melawan sampai kehabisan napas dan akhirnya sampailah pada napas terakhir. Biasanya bila seseorang meninggal disungai karena tenggelam tubuhnya menjadi mengapung. Kenapa tubuhnya mengapung karena ia berhenti melawan.

Begitulah bila hati kita terguncang, banyak diantara kita tenggelam dalam berbagai konflik, pertengkaran, marah, kecewa bahkan depresi. Hal itu terjadi karena diri kita terus menerus melawan terhadap setiap datangnya guncangan hati terjadi.

Nyaris dalam hidup kita berhadapan dengan problem, masalah, kita buru-buru menyingkir. Jenuh dengan pekerjaan cari hiburan. Badan sedikit sakit buru-buru melenyapkan pakai obat. Inilah sebuah gambaran bagaimana yang disebut dengan perlawanan. kenapa kita tidak pernah selesai dari berbagai guncangan hati. Bahkan ada yang menyebutkan dari mata terbuka sampai mata terpejam hatinya tak pernah berhenti untuk tidak gelisah, cemas dan marah? Karena di dalam dirinya terus melawan bahkan sampai didalam mimpinya bagai dikejar-kejar kegelisahan, kecemasan dan kemarahannya sendiri.

Itulah sebabnya di dalam sholat kita diajarkan untuk berserah diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan senantiasa membaca 'Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin.' 'Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Tuhan Semesta Alam.' Berserah diri kepada Allah berarti tidak melawan. Semua kejadian di dalam hidup kita adalah bahan kehidupan untuk kita olah sehingga mampu menjadi kekayaan batin kita.

Sholat mengajarkan agar kita mencintai tanpa membenci, mengenali tanpa menghakimi, berbuat baik tanpa berharap balas. melihat kehidupan sebagaimana adanya, membiarkan kehidupan mengalir dengan meng-agungkan KemahaBesaran Allah. namun seringkali keakuan justru menolak, kita bisa menerima cinta tetapi tidak menerima benci, kita mau kebaikan namun kita menolak kekurangan, kita hanya mau menerima kebahagiaan tetapi kita menolak kesedihan, itulah pangkal penderitaan hidup kita.

Dengan sholat dan dzikir maka kita akan membawa ketenangan hati dan ketentraman jiwa memenuhi rongga dada. badan kita menjadi ringan sekali, Pikiran kacau akan hilang, sebagaimana janji Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

'Yang beriman dan tentram hati mereka dengan mengingat Allah, ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati kita menjadi tentram (QS. al-Ra'd/13:28).

Takala keakuan diterangi oleh cahaya Ilahi Robbi, maka menghilanglah keakuan. Keakuan menjadi hilang dan kehidupan kita menjadi kebahagiaan. Salah satu ciri-cirinya adalah sudah tidak ada bedanya lagi teman sekantor yang memuji atau mencaci maki diri kita. Keduanya sama2 indahnya. Itulah 'Solusi Menghadapi Guncangan Hati.'

Selasa, 16 Maret 2010

Istri Yang Setia

Kesetiaan seorang istri terhadap suami teramat begitu mulia. benarlah kiranya perhiasan yang terindah dari seorang suami adalah istri yang sholehah. Kesholehan seorang istri tercermin dalam kehidupan sehari-harinya mencintai dengan setulus hati suami dan anak-anaknya. Kala suka dan duka, dilalui bersama. Keluarga dengan suami yang menyayangi dan istri yang setia juga anak-anak yang sholeh menjadikan rumah seindah surga.

Begitu pula seorang ibu yang berkenan untuk berbagi rizki di Rumah Amalia. Setiap ibu itu hadir senantiasa membawa kebahagiaan tersendiri bagi anak-anak Amalia. Setiap kali terlihat anak-anak Amalia, tak henti-hentinya memanjatkan puji syukur kepada Allah. 'Alhamdulillah ya Allah..kebahagiaannya adalah kebahagiaanku.' ucapnya.

Pada satu kesempatan beliau bercerita bahwa ketika suami sedang sakit, suaminya tetap memilih untuk tinggal di rumah daripada rawat inap di Rumah Sakit namun tetap rajin melakukan check up dan pemeriksaan kesehatannya pada dokter ahli. Ada sesuatu yang mengganjal relung hati saya, mas. Setiap pergi keluar rumah, saya selalu bergetar. saya membayangkan, jangan-jangan suami saya telah tiada. Buru-buru saya menghapus bayangan itu. Tetapi pikiran itu senantisa hadir dan hinggap di dalam benak saya..Mas Agus Syafii, lanjutnya.

Sudah selama sebulan suami saya tinggal dirumah. Ketika kami check up, tubuhnya menjadi membaik. Saya dan anak-anak bersyukur hal ini pertanda ayahnya sudah mulai pulih sehat. Namun dokter menyarankan agar suami saya menjaga berat tubuhnya agar jangan sampai menurun, kata sang ibu.

Tak lama kemudian suami saya sudah bisa berlari pagi sehingga saya dan anak-anak juga menemani berlari pagi. Dokter yang menangani suami saya terheran-heran, katanya ini sebuah keajaiban. 'Iman saya kembali pulih. saya bertambah rajin memanjatkan doa. Bagi saya, hanya doa yang dapat mengubah yang buruk menjadi baik. yang salah menjadi benar.'kata sang ibu dengan berderai air mata.

Karena suami saya sudah pulih, beliau kembali aktif mengajar. Dan aktifitasnya sebagai pengurus masjid terlihat lebih rajin sebagai bendahara DKM (dewan Kepengurusan Masjid). Baru aktif mengajar tiga hari suami saya mengajak pergi ke pesantren dimana beliau dulu pernah belajar. Kami pergi dengan mengendarai mobil. Lantas saya dan anak-anak memenuhi permintaan beliau. Sepanjang jalan suami saya terlihat gembira. bershalawat dan tertawa bersama. Apalagi sesampai kami pondok pesantren di Jawa Timur, kami disambut hangat oleh keluarga besar pondok. Kebahagiaan suami saya terpancar dari wajahnya.

Sepulang kami dari pondok pesantren, kesehatannya kembali menurun. apakah ini tanda kepergiannya? ah..saya tepis semua pikiran yang membuat saya dan anak-anak bisa menjadi bersedih. Tetapi saya selalu mempersiapkan diri untuk semuanya dan saya mengajarkan kepada anak-anak bahwa hidup mati kita adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Saya mengajak anak-anak untuk ikhlas menerima apapun yang sudah menjadi kehendakNya.

Atas izinNya, suami saya meninggal. 'Saya mencoba untuk tabah menghadapi kepergiannya. tetapi begitu saya melihat semua orang berkumpul dirumah menyambut jenazahnya, hati saya bagai teriris sembilu.' kata Ibu itu penuh dengan cucuran air mata. 'Sayapun tak sanggup melihatnya,' 'Ketika itu saya menyadari bahwa saya tidak hidup sendiri. betapa berartinya suami saya. Saya teringat pesan suami saya yang terakhir, 'Bersandarlah diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hanya kepadaNyalah kita bergantung dan hanya kepada Allahlah kita memohon pertolongan.' lanjut sang ibu.

Kedukaan yang teramat dalam, pesan terakhir dari suaminya tercinta justru memberikan motivasi agar menguatkan keimanan dan ketaqwaanNya kepada Allah. Hanya kepada Allahlah dirinya bergantung dan hanya kepada Allahlah dirinya memohon pertolongan. Itulah makna kesetiaan seorang istri sampai pada pesan terakhir suaminya. Subhanallah..

---
Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya tempat bersandar (QS. Ali Imran (3): 172).

Dzikir: Orang Yang Beruntung

'Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya dan merugilah orang mengotorinya (QS. 91: 9-10)

Langkah selanjutnya untuk menyucikan jiwa agar kita menjadi orang yang beruntung adalah dzikir (Mengingat Allah dalam hati dan mengucapkannya). Sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad yaitu tasbih, takbir, tahmid ataupun dzikir Asma-Asma Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sedangkan dzikir yang tertinggi adalah sholat karena sholat mencakup lahir maupun batin.

'Sesungguhnya Aku-lah Allah, Tiada Tuhan melainkan Aku maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku (QS. 20:14).

Sholat itu merupakan anugerah besar dari Yang Maha Pencipta karena kita melakukan sholat 5 kali sehari semalam, dan dianjurkan oleh Allah untuk melaksanakan sholat-sholat sunah agar supaya kita senantiasa ingat kepadaNya.

Keutamaan dan keistimewaan dzikir sangatlah besar dan jika kita melaksanakannya dengan baik maka akan membuahkan keberuntungan dan kebahagiaan. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

'Hendaklah kamu berdzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya agar kamu bahagia.' (QS. al-Anfal/8:45).

Senin, 15 Maret 2010

Mengingat Kematian

Pernahkah seberapa banyak kita mengingat kematian dalam hidup kita? Hanya diri kita sendirilah yang tahu berapa kali kita bertanya. Jika kenyatannya kita masih sangat sedikit dalam mengingat kematian di tengah kesibukan dan semua urusan duniawi kita.

Maka perkenankan saya mengajak kepada teman2 semua, tidak ada salahnya sekali waktu kita mengingat bahwa suatu saat kita akan mati. karena kita tidak pernah tahu, kapan kematian mendatangi kita. Apa kita mau disaat kita dalam keadaan lalai, kematian datang menjemput?  

Karena mengingat mati akan membuat kita seakan punya rem dari berbuat dosa. hingga di mana saja dan kapan saja kita akan senantiasa akan selalu terarahkan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat kita.
 
Mengingat kematian juga merupakan satu cara yang sangat efektif untuk dapat menaklukan dan mengendalikan diri kita. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad 'Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian.' (HR. Tirmidzi)
 
Ibnu Umar ra. berkata, 'Aku datang menemui Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. bersama sepuluh orang, lalu salah seorang dari kaum Anshar bertanya, ‘Siapakah orang yang paling cerdas dan paling mulia, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, 'Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah orang-orang cerdas. Mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kemuliaan akhirat’.  (HR Ibnu Majah).

Yuk, kita mengingatkan kematian...!

a reflection on my 16th birthday

Sesungguhnya hitungan nafas telah ditetapkan, hitungan detik telah diperhitungkan.
Sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi modal tapi tidak digunakannya,
Sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi nafas tapi disia siakannya,
sebodoh bodohnya manusia adalah yang diberi waktu tapi disia siakannya





Demi Allah, sesungguhnya semakin dekat ujung kehidupan kita, Hisab semakin nyata, dan sesungguhnya Hisab Allah amatlah berat, Janganlah sia siakan nafas kita, jangan sia siakan waktu kita, Sesungguhnya Hanya Allahlah tujuan kita. Perjalanan hidup manusia, menempuh alam dunia menghabiskan waktu, yang tiada lama. Usia bertambah makin senja, tiada terasa tak tersadar. Semakin dekatlah kematian, akan menjelang tiba.

Sadarilah, usia amanah dari Ilahi
Sadarilah, ia pasti kan dimintai
Pertanggung jawabannya pada Ilahi
Sadarilah, jalani hidup ini penuh makna
Sadarilah, pastikan ia berarti diakhirat yang abadi

Wahai Tuhanku, apa yang hamba perbuat selama ini berupa perbuatan perbuatan yang Paduka larang hamba melakukannya, sedangka hamba belum bertaubat dari padanya dan Paduka tidak meridhainya dan tidak melupakannya, dan Padukapun telah menyayangi hamba setelah Padukapun kuasa untuk menyiksa hamba, kemudian Paduka menyeru hamba untuk bertaubat setelah hamba bermaksiat kepada Paduka. Karena itu, hamba mohon ampunan dari Paduka, maka ampunilah hamba dengan Anugerah-Mu.

Dan apa yang telah hamba kerjakan selama ini adalah berupa perbuatan yang Paduka ridhai dan Paduka janjikan pahala atasnya, Hamba mohon pada-Mu wahai Tuhanku, Dzat Yang Maha Mulia, yang memiliki Kebesaran dan Kemuliaan, agar Paduka terima amalan hamba dan jangan hendaknya Paduka putuskan harapan hamba dari-Mu, wahai Dzat Yang Maha Mulia.

Wahai Tuhanku, Paduka adalah Dzat Yang Maha Kekal, dahulu dan Awal. Hanya denga anugrah dan kemurahan-Mu yang agung, telah datang tahun kedepan usiaku. Di tahun ini kami memohon pemeliharaan-Mu dari Syetan, kekasihnya dan balatentaranya, dan kami memohon pertolongan-Mu atas hawa nafsu yang mengajak kepada kejelekan, dan kami memohon kesibukan dengan perbuatan yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki kebesaran dan kemuliaan.

Amiin ya robbal ‘alamiin.

Minggu, 14 Maret 2010

Berkah Senyuman

Seorang pasien yang akan dioperasi terbaring dengan muka pucat pasi diranjang operasi, dokter bedah muda itu menyapanya dengan ramah:

"Engkau kelihatan takut sekali, jangan khawatir kok, segala sesuatunya akan berjalan dengan aman, baik dan lancar, jadi tabahkan hatimu..."

"Bagaimana tidak takut dokter, seumur hidupku,inilah untuk pertama kalinya aku dioperasi."

"Sama dong, saya juga untuk pertama kalinya mengoperasi pasien, sedangkan saya sama sekali tidak merasa takut lhooo..."

Terbayangkah bila anda sebagai pasiennya? Tidak usah dibayangkan. Cerita diatas, hanya sebagai pengantar senyuman untuk anda, karena senyuman itu membawa berkah. Berkah senyuman adalah mendatangkan rizki dan kebahagiaan bagi diri kita dan orang-orang disekeliling kita. Senyum yang tulus memiliki makna yang sangat dalam sebagai wujud sebuah doa, merupakan shodaqoh dan energi ketika kita melakukan usaha atau aktifitas dalam menggapai cita-cita, harapan dan masa depan.

Jadi, sudahkah anda tersenyum dipagi yang indah ini...?

Langkah Awal: Orang Yang Beruntung

'Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya dan merugilah orang mengotorinya (QS. 91: 9-10)

Ayat ini menegaskan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala menawarkan kepada kita , apabila kita menerima tawarannya kita akan termasuk orang yang beruntung namun apabila kita menolaknya maka kita akan menjadi orang yang merugi. Lantas bagaimana cara menyucikan jiwa?

Langkah awal menyucikan jiwa adalah bertaubat. kemudian menjalankan sabar dan menanamkan ke dalam diri sifat berserah diri atau tawakal kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Langkah awal tersebut kemudian meningkatkan menjadi rela menerima segala keputusan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Enak ataupun menderita, senang atau sedih. kaya atau miskin, sehat atau sakit, kita rela menerima sebagai bentuk ke Maha KasihNya dan ke Maha SayangNya Allah. Apapun yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kita mampu menerimanya dengan penuh syukur dan menerima semuanya dengan senyuman yang terindah. Kemampuan itu sungguh menakjubkan pada diri seorang Mukmin yang mampu menerima segala yang ketetapan Allah dengan senang hati. sebagaimana sabda Nabi Muhammad.

'Sungguh menakjubkan keadaan orang Mukmin itu. Bila mendapatkan nikmat, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya. Bila mendapatkan cobaan ia bersabar dan bersabar itu baik baginya.' (HR. Muslim).

Apapun keadaannya selalu baik bagi dirinya, Itulah langkah awal untuk menjadi orang yang beruntung..semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung di dunia dan diakherat..amin ya robbal alamin...

Sabtu, 13 Maret 2010

Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslimah!


Sahutan kicauan burung sempurnakan simfoni keindahan pagi. Senyumnya mengembang tatkala mata kecilnya menyambar mentari yang beranjak dari peraduannya, bibir mungil itu bergumam tasbih mengungkapkan gelora hati yang takjub melihat indah ciptaanNya. Jilbab lebar biru muda lengkap aksesoris pin sebuah majlis ta'lim menyempurnakan penampilan takwanya.
Di pundaknya tercangklung tas hitam besar berisi berbagai peralatan, mulai dari mukena, buku, peralatan tulis, sikat gigi, dan peralalan MCK lainnya yang selalu disertakan dalam aktivits hariannya. Tangan kirinya membopong satu map berisi tumpukan berkas mulai dari program pribadinya sampai program beberapa organisasi kerohanian, serta bahan-bahan tarbiyah yang selalu up to date.




Dengan mantap kakinya melangkah, menuruni satu demi satu anak tangga Dormitory lantai 3 itu. Sinar matanya kuat memancarkan optimis, seolah ingin melesat mendahului bilangan waktu yang membentang panjang.

Disapanya setiap orang yang berpapasan dengan sapaan khasnya, ”Apa kabar? Sehat?” Di balik simpul senyumnya berjajar kata-kata yang membuat hati siapa saja merindunya, ”Saksikanlah bahwa aku adalah seorang muslimah. Aku ramah, aku menyenangkan, aku teman yang bisa diajak berbagi, aku teman yang bisa mengusir penatmu, jangan malu-malu mendekat denganku, ceritakanlah apa saja tentang dirimu! Apakah kau mau curhat padaku? Percayalah padaku! Apa yang bisa kubantu? Hubungi aku kapan saja kau mau, aku tak kan pernah merasa terganggu.”

Kepercayaan dirinya begitu tinggi, tak pernah kikuk bergaul dengan siapa pun. Dalam setiap sendi pergaulan seolah ia berujar, ”Jilbabku mampu menembus segala peradaban tanpa harus menyimpang batas syar'i." Konsep dirinya begitu memukau, manajemen waktunya tertata rapi, sehingga (Insya Allah) tak ada satu detik pun tersiakan.

Aku bangga menjadi muslimah disaat yang lainnya bangga (merasa) menjadi wanita ’modern’.
Aku bangga jilbabku menjuntai ke dada disaat yang lainnya (merasa) bangga mengikuti mode.
Aku bangga (menyibukkan diri) menjadi pengurus kerohanian Islam disaat yang lain lena.
Aku bangga berbuat baik dan mencoba selalu menjadi pusaran-pusaran kebaikan.
Aku tak peduli dengan anggapan sok suci, sok alim, karena aku tahu apa yang kulakukan.

Dan, ketika sebuah tanya melesat di suatu larut malam, ”Apakah engkau tak lelah?” Dengan jujur kujawab, ”Aku memang lelah, tapi aku suka melakukannya!”

Namun satu hal pasti, Allah segala tujuan.

Saksikan bahwa aku seorang muslimah!

Penulis : Rifatul Farida (http://www.kotasantri.com)