Selasa, 29 Desember 2009

Self Therapy

Dalam tulisan-tulisan saya yang lalu termasuk salahsatunya yang berjudul 'Cinta Yang Terbenam' merupakan kisah yang saya alami, betapa kompleksnya kehidupan berkeluarga. Harapan saya dari kisah itu bagi pembaca yang merasakan penderitaan yang sama ataupun mirip-mirip, dapat melakukan 'self therapy' atau dapat menterapi dirinya sendiri. Hidup ini kita tidak sendiri dan banyak orang lain yang lebih menderita dari pada kita. Kita bisa menggali potensi yang terpendam yang kita miliki, mengembangkan dan beraktualisasi diri.

Bagi kita yang memiliki kepribadian yang kuat, wawasan yang cukup, peristiwa yang menyakitkan bukanlah akhir dari segalanya. Peristiwa yang menyakitkan adalah cobaan juga sekaligus riyadhoh atau latihan dalam kehidupan ini agar kita makin dekat kepada Sang Khaliq. Dalam banyak kasus yang saya temui membuktikan hanya orang-orang yang dapat mengubah cobaan menjadi kekuatan yang dahsyatlah yang mampu meningkatkan kualitas hidupnya, bukan hanya mampu mengatasi masalah yang sedang dihadapi namun juga bermanfaat bagi anak, keluarga bahkan bermanfaat bagi orang-orang disekelilingnya.

Itulah sebabnya sebuah realitas setiap orang akan mengalami cobaan hidup, cobaan hidup entah seberapa beratnya cobaan hidup yang dialami seseorang akan membuat guncangan pada jiwa kita. Guncangan itu bergantung seberapa ketaqwaan kita kepada Alloh SWT. Semakin kuat pondasi ketaqwaan kita kepada Alloh SWT maka semakin kuat kita mampu menghadapinya.

Pengalaman atau cobaan tidaklah harus kita mengalami sendiri namun dapat kita peroleh dengan melalui membaca, mendengar atau melihat sebuah peristiwa. Semoga dengan kita semakin banyak bersyukur maka Alloh SWT tidak memberikan kita cobaan yang berat pada diri kita ataupun keluarga kita. Bagi kita yang sedang mengalami cobaan, yakinlah dibalik semua peristiwa ada hikmah yang tersembunyi yang belum kita ketahui. Janganlah membenci orang yang telah menyakiti kita karena mereka yang telah menyakiti kita hanyalah sebuah sarana untuk menguji ketaqwaan dan kesabaran kita. Hanya bagi orang yang bersabar dan bersyukur maka Alloh SWT melimpahkan banyak anugerah pada hidup kita.

Minggu, 27 Desember 2009

Cinta Yang Terbenam

Siang itu saya mendapatkan janji untuk bertemu dengan seorang perempuan separuh baya. Kami bertemu di kantor. 'Saya sebenarnya sudah bercerai,' begitu tutur perempuan itu tentang perjalanan hidupnya. 'Saya menggugat cerai suami saya dalam proses yang panjang dan melelahkan. Orang tuanya dan dia sangat berharap bisa mengasuh Bima, putra kami sebab bagi mereka. Laki-laki adalah penerus keturunan. Perempuan hanyalah dianggap sebagai 'konco wingking' (teman dibelakang). ' Ucapnya menghela napas panjang.

'Kelima saudara laki-lakinya semuanya hanya memiliki anak perempuan. Satu-satunya garis keturunannya yang memiliki anak laki-laki hanyalah kami yaitu Bima.' Wajahnya terlihat tegar. 'Perempuan mana yang tidak ingin minta cerai? Setiap gajian, dia simpan sendiri. Sementara untuk kehidupan sehari-hari dari gaji saya, untuk membantu orang tua dan adik-adik, saya harus sembunyi-sembunyi untuk mengirimkan pada mereka.' Tutur perempuan itu. Tak lama kemudian dia meminum teh hangat yang sudah sejak tadi telah disediakan.

'Barangkali gaji bapak untuk keperluan yang lebih utama seperti rumah, peralatan?' tanya saya.

'Benar Mas Agus, gajinya memang buat bayar kreditan rumah. Rumah itu sekarang dia yang meninggalinya. Sementara saya dan Bima tinggal dikontrakan.Saya dan Bima kabur dari rumah. Sejak itu dia tidak pernah mau peduli terhadap nasib kami berdua. Bahkan setiap apapun yang hendak ingin dilakukan untuk kepentingan istri dan anaknya sendiri dia selalu meminta izin ibunya. Itulah yang tidak saya suka mas,' ucapnya. Air matanya mengalir tak mampu disembunyikan kesedihan hatinya.

Dalam hati saya berpikir bahwa perempuan ini mengalami problem yang begitu berat. Problem klasik antara menantu dan mertua. Memang agak jarang saya mendengar menantu laki-laki bertengkar dengan mertua laki-laki atau menantu laki-laki bertengkar dengan mertua perempuannya namun saya hampir sering mendengar menantu perempuan bertengkar dengan mertua perempuannya. Mungkin alasan yang utama mertua perempuan merasa lebih tahu segalanya daripada menantu perempuannya, maka terlihatlah mertua perempuan cerewet bila bertemu dengan menantu perempuannya.

'Apakah Ibu pernah kemukakan perasaan ibu pada bapak?' tanya saya.

'Sudah Mas Agus dan itu tak merubah apapun.' ucapnya.

'Apa yang membuat Ibu jatuh cinta pada beliau?' tanya saya kembali.

'Suami saya itu tipe ideal, ganteng, tinggi, besar. Sifatnya jujur dan setia. Saya teringat waktu kami berpacaran dia begitu sayang pada saya. Setiap kali datang selalu membawakan makanan kesukaan saya. Dia membantu tugas-tugas kuliah, juga pekerjaan rumah, dia tidak pernah menyalahkan saya, apa lagi mencela kekurangan saya. Dimata saya, dia begtiu sempurna sebagai suami namun begitu menikah semua yang terlihat sempurna itu menjadi hilang.' tuturnya.

Saya memahami apa yang diucapkan, cintanya telah melukai hatinya, cintanya telah menenggelamkan hidupnya. 'Alhamdulillah Mas Agus, hakim telah mengabulkan gugatan cerai saya dan Bima dalam pengawasan saya sebagai ibunya. Saya tidak berharap apapun pada mantan suami saya.

'Ah, bagaimana dengan Bima, Bu?' ucap saya terlontar tanpa tersadari. Apakah Sang Ibu menyadari bahwa anaknya suatu saat membutuhkan teladan dan kebanggaan dari seorang ayah. Seorang ayah yang memberikan kehangatan bagi Bima, putranya. Pelukan kasih sayang, menemaninya bermain, menjemputnya ke sekolah atau membantunya mengerjakan PR. 'Suami saya berpesan, bila nanti Bima telah besar dan menanyakan tentang bapaknya, bilang aja sudah mati!' Tutur Sang Ibu tanpa raut muka berubah, betapa tipisnya batas cinta dan benci.

Saya tak sanggup mengucapkan sepatah katapun tentang apa yang telah dikatakannya. Begitulah orang tua tidak pernah mau mengerti kondisi anak-anaknya. Mengorbankan anak-anak yang tumbuh dan berkembang yang membutuhkan cinta kasih, pelukan hangat, dukungan dan rasa aman bagi dirinya. Sedemikian mudahkah cinta itu tenggelam dalam perceraian? Tidak adakah jalan yang lebih baik? Saya menyarankan kepada beliau agar memberikan ruang untuk islah atau rujuk kembali karena rujuk adalah perbuatan yang diridhoi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ucapan saya telah mampu membuat beliau nampak berpikir lama dan akhirnya menyanggupinya untuk memikirkan kemungkinan untuk rujuk kembali demi masa depan Bima, putra tercintanya.

Sampailah sebulan kemudian Ibu minta ketemu kembali, Katanya ada penting yang ingin disampaikannya, saya menyarankan agar ke Rumah Amalia. Malamnya di Rumah Amalia, saya dikejutkan dengan mobil hitam, terlihat Sang Ibu keluar bersama Bima putranya dan wajah lelaki yang ganteng mirip artis film tempo doeole Robi Sugara. Bima digandengnya. Tak lama Sang Ibu memberikan salam dan memperkenalkan laki-laki sudah terlihat berumur sebagai ayah kandung Bima. 'Ooo..'Ucap saya tanpa sadar.

Beliau menyampaikan bahwa dirinya, Bima dan suami berkumpul kembali. 'Rujuk demi anak adalah pilihan terbaik Pak Agus,' ucapnya, wajahnya yang begitu tegar tak lagi bisa menyembunyikan air mata yang keluar. Suaminya membenarkan tentang kesepakatannya untuk rujuk kembali. 'Kami yakin inilah kesepakatan yang diridhoi oleh Allah seperti yang dianjurkan oleh Pak Agus. Kami rujuk kembali' tutur suaminya. Malam gelap terasa indah. Suara anak-anak Amalia terdengar melantunkan ayat-ayat suci al-Quran. Kebahagiaan mereka memilih jalan yang diridhoi oleh Allah juga saya rasakan. Subhanallah.

---
Dan perlakukanlah istri kalian dengan baik, kemudian bila kamu tidak menyukainya, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (QS: An-Nisaa':19).

Kamis, 24 Desember 2009

Detik-Detik Kelahiran

Malam itu saya gelisah menunggu istri diruang bersalin. Dia terbaring terkulai lemah dengan tangan ada infusnya untuk di induksi. Dari jam 10 siang saya menjaganya. Sampai menjelang matahari terbenam belum terlihat tanda-tanda hendak melahirkan. Sempat tadi siang tidur nyenyak dan makannya cukup lahap.

Sebelumnya Bidan Lilis mengatakan kondisi bayi kami dalam keadaan sehat namun tidak bisa menunggu hari terlalu lama sebab berat bayi akan terus bertambah. 'Bila nanti masih juga tidak lahir, tidak ada pilihan lain harus di sesar.' Ucap Bidan Lilis.

Saya terkejut mendengarkannya. Istri saya tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Beberapa kali istri saya mengatakan tidak mau disesar. Ingin melahirkan secara alamiah aja. Sayapun menenangkan hatinya. 'Santai aja, makan yang banyak dan minum air putih. Insya Alloh semuanya lancar.' jawab saya padanya. Nampak Hana berlari memeluk mamahnya, 'Mah, sabar mah..' kata Hana. Melihat tingkah laku Hana membuat kami tersenyum.

Terbayang betapa beratnya perjuangan istri saya melahirkan. Setiap rasa sakit tiba, perutnya mules, hati saya terasa perih bagai teriris. Berkali-kali saya menyeka keringatnya. Terdengar ucapan istighfar meluncur dari mulutnya begitu saja. 'Astaghfirullahal adzim, astaghfirullahal adzim..' sambil menahan sakit. Air mata saya mengalir tak kuasa menahannya. Istri saya memberikan tanda agar saya meninggalkannya. 'Sebaiknya tunggu diluar aja mas..' katanya.

Perjuangan seorang istri untuk melahirkan begitu teramat berat. Saya teringat akan hadist Nabi Muhamad SAW 'aljannatu tahta akdamil umahat' 'Surga itu dibawah telapak kaki ibu.' Nabi mengisyaratkan begitu mulianya seorang ibu karena perjuangan ibu ketika melahirkan begitu sangat luar biasa sakitnya. Itulah sebabnya Nabi Muhamad SAW menyebutkan surga dibawah telapak kaki ibu, bukan dibawah telapak kaki ayah karena ayah tidak melahirkan.

Berkali-kali saya ditemani Hana keluar masuk ruangan bersalin sudah tak terhitung berapa puluh atau mungkin ratusan kali saya mengintip pada detik-detik kelahiran putra saya sampai lutut kaki saya terasa lemas dan terduduk tak berdaya tepat jam 10.15 malam terdengar suara bayi yang terdengar nyaring. Subhanallah. Tangisan bayi itu mengobati sakitnya istri saya yang berjuang seharian. Senyumnya mengembang. Menatap mesra sang bayi. 'Lihat Mas, matanya seperti Mas Agus,' tutur istri saya. Hana duduk dipangkuan saya dengan memanggil-manggil dedek bayinya. Tak lama kemudian saya sujud syukur. Alhamdulillah, Terima kasih Ya Alloh atas semua karuniaMu ini..' ucap saya dalam sujud syukur. (21-12-2009, Ciledug).

----
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Alloh, sesungguhnya mempersekutukan (Alloh) adalah benar-benar kezaliman yang besar.' ( QS Lukman. 13:31 )

Minggu, 20 Desember 2009

Kemuliaan Salahudin al-Ayyubi

Ada satu kisah yang sangat disukai anak-anak Amalia yaitu kisah 'Kemuliaan Salahudin al-Ayyubi.' Malam itu anak-anak Amalia terdengar suara riuh. Kisah kepahlawanan selalu saja menarik buat mereka. 'Ayo..kak cerita,' teriak Seni. 'Baik..kalo gitu Kak Agus mau cerita tentang kemuliaan Salahudin al-Ayyubi,' jawab saya pada anak-anak Amalia.

Pada suatu ketika Salahudin al-Ayyubi didatangi seorang ibu. Ibu itu berteriak-teriak dan membuat kekacauan. Melihat kejadian itu para prajurit hendak menjauhkan dari Salahudin tetapi Salahudin mencegahnya dan memberikan perintah agar para prajurit itu mempersilahkan masuk menemui dirinya.

Ibu itu mengadu bahwa suami dijadikan tawanan perang, padahal suaminya adalah tulang punggung dan pencari nafkah bagi keluarganya. Mendengarkan cerita sang ibu Salahudin tak terasa meneteskan air mata bisa merasakan kepedihan seorang istri yang ditinggal suaminya yang tercinta sebagai tulang punggung bagi dirinya dan keluarganya. Kemudian Salahudin memerintahkan para prajuritnya untuk mencari dan melepaskan suaminya sang ibu itu. Akhirnya para prajurit menemukan suaminya dan melepaskan untuk kembali kepada keluarganya.

Terus apa yang terjadi kak? tanya Malini. 'apakah ibu itu berterima kasih sama Salahudin?' tanya Yuni.

'Benar Yuni, ibu itu berterima kasih kepada Salahudin,' jawab saya pada Yuni.

Ibu itu mengucapkan terima kasih dan memuji atas apa yang dilakukan Salahudin. Salahudin itu menjawabnya bahwa yang dia lakukan merupakan perintah Sang Khaliq. 'Apakah agama anda mengajarkan kasih sayang kepada semua umat manusia? Dan membantu orang-orang yang lemah?' Tanya sang ibu.

'Benar ibu, Islam mengajarkan cinta dan kasih sayang kepada semua umat manusia dan membantu orang-orang yang lemah.' Jawab Salahudin dan ibu itu bersyahadat bersama suaminya, 'Aku mencintai agama yang mengajarkan cinta dan kasih sayang seperti yang tercermin sifat-sifat dan akhlak anda,' Ucap perempuan itu kepada salahudin.

Diakhir cerita saya menyampaikan kepada anak-anak Amalia bahwa kita diajarkan oleh Alloh SWT untuk senantiasa mencintai dan menyayangi semua umat manusia seperti dalam kisah 'Kemuliaan Salahudin al-Ayyubi.' Alloh SWT memiliki asma al-Haliim, artinya Maha Penyantun. Alloh SWT senantiasa menyayangi dan menyantuni hamba-hambaNya.

---
Dan ketahuilah bahwa Alloh mengetahui harimu, maka takutlah kepadaNya dan ketahuilah bahwa Alloh Maha Pengampun dan Maha Penyantun. (QS. al-Baqarah. 2:235).

Selasa, 15 Desember 2009

Air Mata Kerinduan

Sore itu kedatangan Pak Liem ke Rumah Amalia sudah direncanakan. Kedatangannya sengaja untuk menyisihkan rizkinya untuk anak-anak Amalia. Katanya, 'menyisihkan rizki untuk anak-anak Amalia rasanya rizki saya kian melimpah,' Pak Liem dilahirkan dalam keluarga Tionghoa. Pada usia pertengahan waktu mudanya pernah didera rasa kegelisahan setiap harinya. Tiba-tiba mengalir rasa haru, gembira dan bahagia. Itu terjadi pada malam hari ketika hendak tidur.

Seolah ada suara, 'bila hatimu gelisah, sholat aja,' Dia bingung sebab tidak tahu bagaimana cara sholat. 'saya nggak tahu bagaimana cara sholat' katanya dalam hati. 'Belajarlah! sholat akan membawa ketentraman dalam hatimu.' Kata suara itu. Sejak itulah Pak Liem belajar sholat dari orang lain, buku tata cara sholat. Berbekal sajadah dan iman didada dia mempersiapkan diri untuk menghadapi apapun resiko yang terjadi. Awalnya sebagai seorang muallaf dia menerima ujian dan cobaan dalam setahun usaha bangkrut.

Namun semua itu disyukurinya karena dia telah terbiasa meghadapi pasang surut dalam dunia usaha sampai akhirnya menikah dan punya anak. Ujian terhadap imannya belum berakhir pada suatu malam dirinya sedang berbaring antara kondisi setengah tertidur dan tersadar, dia melihat dirinya sedang sholat diatas sajadah di dalam kamarnya. Disaat mengucapkan takbir, entah kenapa air matanya mengalir begitu deras. Sebuah air mata kerinduan. Entah kenapa ada rasa rindu seperti sedang rindu pada kekasih yang sudah lama dinantinya seolah sebentar lagi dirinya hendak bertemu. 'Mungkin itu kerinduan saya kepada Sang Khaliq' ucap Pak Liem sore itu.

Setelah peristiwa malam itu, anak saya sakit. Menurut diagnosis dokter ahli harus segera dioperasi. Waktunya kemudian ditentukan. Beberapa hari lagi dilakukan operasi. Sepenuhnya saya percaya kepada dokter ahli. 'Hal ini ujian terberat cinta saya kepada Alloh SWT,' begitu tutur Pak Liem tak dapat menyembunyikan kesedihannya. 'Saya berserah diri kepadaNya dan memohon kesembuhan bagi putra saya.' lanjutnya. Operasinya berjalan dengan baik dan anaknya Pak Liem bisa kembali dengan keluarga.

'Alloh SWT memang sedang menguji sekaligus melindungi saya,' Tuturnya pada saya. Usaha di Kota kembali berjalan. Rukonya bertambah satu lagi. 'Kini hidup saya terasa lebih tentram dan tenang.' Kata Pak Liem tanpa ragu. Setelah itu Pak Liem meminum teh hangat yang telah disediakan istri saya, dia menghela napas panjang. Matanya seolah menerawang angkasa luas. Raut wajahnya nampak guratan-guratan cermin dari air mata yang sering mengalir. 'Saya rindu..entah kenapa ada kerinduan. Mungkinkah orang seperti saya layak rindu kepadaNya?' Begitulah tutur Pak Liem yang senantiasa meneteskan air mata kerinduan kepada Sang Khaliq. Subhanallah..

--
Ya Alloh, Ya Tuhanku, Jika aku menyembahMu karena takut pada api neraka, maka masukkan aku di dalamnya! Dan jika aku menyembahMu karena ingin surgaMu, maka haramkanlah aku daripadanya! Tetapi jika aku menyembahMu karena kecintaanku kepadaMu, maka berilah aku kesempatan untuk melihat wajahMu yang Maha Besar dan Maha Mulia itu. (Doa Rabiah al-Adawiyah).

Senin, 14 Desember 2009

Global Warming dan Peran Bank Syariah

Isu Global Warming dewasa ini adalah isu kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup yang berakibat pada pemanasan global sendiri timbul karena adanya efek rumah kaca karena panas matahari terperangkap di atmosfir bumi oleh beberapa gas penangkap panas. Salahsatunya yaitu karbondioksida yang dihasilkan oleh bahan bakar kendaraan bermotor berbahan bakar fosil, pembangkit listrik dan kebakaran hutan. Kaitan isu Global Warming dengan Indonesia karena Indonesia sebagai Negara yang memiliki kawasan hutan terluas yang berfungsi sebagai paru-paru dunia sehingga para penghuni bumi dibanyak Negara sangat berkepentingan dengan hutan kita. Namun pada kenyataannya sampai saat ini Indonesia tidak mampu menyelesaikan kasus Illegal Logging yang makin hari makin kritis.

Persoalan lingkungan hidup ini pada umumnya dikaitkan dengan peran industri besar. Pertama, karena industri besar itu lebih Nampak di mata masyarakat karena iklan dan adpertensi maka sensitivitas masyarakat lebih gampang terkait dengan industri besar. Kedua, dampak industri besar lebih hebat dan sangat sulit diatasi. Ketiga, Dunia bisnis dalam skala besar diasosiasikan dengan kekuatan besar dimata pemerintah dan masyarakat.

Di Indonesia sejak pembangunan pada dasawarsa tahun ‘70an pembangunan diasosiasikan dengan bisnis besar. Industri yang mempelopori perkembangan bisnis adalah penebangan kayu hutan karena merupakan andalan ekspor. Selain minyak, pertambangan seperti timah, batu bara dan aluminium yang melibatkan dana modal asing. Isu terpanas baru-baru ini aksi Green Peace di Semenanjung Kampar, Riau telah menimbulkan ledakan masalah lingkungan hidup yang besar.

Pertanyaanya adalah apakah industri besar adalah sumber satu-satunya masalah lingkungan hidup? Industri besar memang merupakan sumber utama masalah lingkungan secara langsung ataupun tidak langsung sebagai dampak pembuangan produknya. Industri merupakan sumber utama berbagai pencemaran seperti polusi udara, air, sampah, pestisida kimiawi.

Nah, disinilah peran Bank Syariah menjadi penting dalam persoalan Global Warming karena pembiayaan yang memprioritaskan kepada konglomerasi atau industri besar, maka ada sebuah kewajiban moral bagi Bank Syariah untuk memilih dan memilah mana industri besar yang ramah terhadap lingkungan hidup sebagai skala prioritas dan menjauhkan diri, sejauh-jauhnya terhadap industri besar yang membuat kerusakan dimuka bumi. Hal ini didasarkan pada Surat ar-Rum ayat 41.

‘Telah ditampakkan kerusakan di darat dan di laut karena ulah manusia, supaya Alloh merasakan kepada mereka sebagian akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar.’

Ayat di atas melegitimasikan bahwa manusia memiliki kecenderungan membuat kerusakan dimuka bumi. Sekalipun demikian Islam melakukan koreksi terhadap perilaku dunia bisnis dalam hal lingkungan hidup. Itulah sebabnya patut menjadi perhatian tentang dua hal. Pertama, di era sekarang ini Bank Syariah patut mendorong umat agar lebih aktif berperan serta dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi demi kemajuan umat. Kedua, Bank Syariah juga harus berperan lebih giat dalam kampanye lingkungan hidup yang akan memiliki dampak kepada kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia.

Langkah selanjutnya persoalan lingkungan hidup menjadi perlu ditransformasikan ke dalam kaidah-kaidah manajemen Bank Syariah dengan bahasa manajemen. Masalah lingkungan bukan semata-mata komitmen moral bagi Bank Syariah tapi dapat dilaksanakan secara operasional keberpihakan pada nilai-nilai universal menjaga bumi agar tetap lestari.

Minggu, 13 Desember 2009

Keutamaan Bersyukur

Ketika hari dihiasi malam. Kumandang adzan maghrib telah berlalu. Keindahan malam menebarkan harum bunga melati. Anak-anak Amalia melantunkan ayat-ayat suci. Nampak Lusi dan Lita sedang mengajar adik-adiknya membaca Iqra'. Kebahagiaan menyelimuti hati mereka. Kebahagiaan hadir karena kami berkumpul untuk belajar, bermain dan berdiskusi. Pada malam itu Dani bertanya, 'Untuk apa kita bersyukur?' Saya jelaskan padanya bahwa bersyukur sebagai tanda terima kasih kita atas karunia yang Alloh SWT berikan kepada kita.

Malam itu saya bercerita pada anak-anak Amalia. Suatu hari ada orang miskin yang datang menghadap kepada Nabi Musa Alaihissalam pakaiannya lusuh dan badannya kurus tak terawat. Berkatalah orang miskin itu kepada Nabi Musa, 'Ya Nabi, tolong sampaikan kepada Alloh SWT, mohonkan aku, agar aku menjadi orang kaya.

'Saudaraku, perbanyaklah bersyukur kepada Alloh SWT,' jawab Nabi Musa sambil tersenyum padanya. Orang miskin itu terkejut mendengar jawaban Nabi Musa, dengan nada marah dia mengatakan, 'Bagaimana aku bersyukur, makan aja susah, apa lagi pakaian cuman satu sudah begitu compang camping lagi.' sambil ngeloyor pergi meninggalkan Nabi Musa.

Tak lama kemudian datang orang kaya menghadap Nabi Musa, 'Ya Nabi, tolong sampaikan kepada Alloh SWTmohonkan aku, agar aku menjadi orang miskin aja karena harta yang banyak membuat hidupku tidak nyaman.'

'Saudaraku, perbanyaklah bersyukur kepada Alloh SWT,' jawab Nabi Musa sambil tersenyum padanya. Orang kaya itu terkejut mendengarkan jawaban Nabi Musa, tanpa berkata apapun dia akhirnya pulang ke rumah. Beberapa hari kemudian orang kaya itu bertambah kaya karena sejak itu selalu bersyukur dan orang miskin semakin miskin karena enggan bersyukur atas semua karunia Alloh SWT.

Diakhir cerita saya menjelaskan pada anak-anak Amalia, begitulah Alloh SWT senantiasa melimpahkan rizki kepada hamba-hambaNya yang pandai bersyukur dan tugas kita adalah selalu bersyukur dalam keadaan apapun. Salah satu Asma Alloh SWT adalah Asy-Syakuur, Asy-Syakuur artinya Maha Menerima Syukur. Bila kita selalu bersyukur atas semua karunia dan nikmat-Nya yang kita terima maka akan dilipatgandakan oleh Alloh SWT sebab Dia adalah Asy-Syakuur, Maha Penerima Syukur hamba-hambaNya.

---
Agar Alloh menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (QS: Fathir, 35:30).

Jumat, 11 Desember 2009

Aisyah, Izinkan aku..

Diriwayatkan oleh Atha' dari Aisyah, Rasulullah bersabda, 'Aisyah, izinkan aku menyembah Tuhanku,' Aisyah menjawabnya, 'Aku lebih senang berada didekatmu tetapi aku tidak dapat mencegahmu untuk mengutamakan menyembah padaNya.' Maka aku izinkan beliau meninggalkanku. Kemudian beliau mengambil wudlu, menggunakan secara hemat. Selanjutnya beliau berdiri melakukan sholat, lalu menangis sehingga air mata beliau mengalir sampai dada lalu beliau ruku' dan menangis, kemudian sujud dan menangis lalu mengangkat kepala dan menangis tiada hentinya beliau berada dalam kondisi yang begitu sampai Bilal mengumandangkan azan Subuh.

Begitulah gambaran Baginda Nabi Muhamad SAW begitu sangat menghargai istrinya yang tengah dalam ketentraman sehingga bertutur dengan lembutnya, 'Aisyah, Izinkan aku..' Sebuah penuturan Rasulullah menanamkan kesadaran kepada Sang Khaliq, juga menanamkan kesadaran kewajiban seorang suami kepada istri berarti mengajak istri agar berlatih ikhlas dalam setiap perjuangan dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Bila suami sebagai nakoda maka istri berperan sebagai awak kapal. Tugas awak kapal lebih banyak memainkan peran yang penting. Seperti tugas navigator yang harus mengingatkan jalan mana yang harus dilewati. Bila didepan ada karang atau badai maka awak kapal yang berteriak paling keras untuk mengingatkan Sang Nakodanya jangan sampai kapalnya tenggelam karena menabrak karang atau terkena badai.

Dalam samudra kehidupan yang damai dengan mudah mendialogkan berbagai permasalahan, suami maupun istri bisa saling mendengarkan namun ketika badai datang menghadang, kondisi rumah tangga sedang memanas seperti suami terkena PHK dan istri yang mencari nafkah, kondisi ini cukup mudah menyulut pertengkaran. Sang Nakoda, tiba-tiba kehilangan kepercayaan diri untuk memimpin kapal sementara awak kapal merasa dirinya berhak untuk menjadi nakoda karena dia yang bekerja sehingga saling menonjolkan dan mempertahankan egonya masing-masing.

Disinilah menjadi penting hadis diatas bagi suami sebagai nakoda kapal dan istri sebagai awak kapal mengemban hak & kewajiban masing-masing dengan dilandasi keikhlasan. Meskipun berat keikhlasan menjadi sebuah kemaslahatan bersama. Tidak ada alasan bagi suami untuk tidak memuliakan istri bahkan seperti yang dicontohkan oleh Baginda Nabi Muhamad untuk melakukan sholat malampun meminta izin istrinya. Jadi kuncinya terletak kepada suami berakhlak baik kepada istri dan bila istri mendapati suami sedang lalai maka tugasnyalah untuk mengingatkan suaminya. Sebagaimana Sabda Nabi Muhamad SAW suami dan istri adalah pemimpin. Setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban.

' Setiap orang diantaramu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang suami menjadi pemimpin dalam keluarga dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang istri menjadi pemimpin rumah tangganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (HR. Abdullah Ibn Umar)

Hati Yang Teriris

Pagi itu takbir berkumandang. Anak-anak Amalia sudah berkumpul untuk merayakan hari raya Idul Adha. Ketika Lita membuka dengan membaca al-fatihah terdengar suara riuh anak-anak Amalia dengan penuh semangat. Suara itu menggema terdengar diseluruh ruangan. Tidak semua wajah nampak berseri. Ada wajah yang terbalut derita Diantara anak-anak Amalia nampak Mulyati seorang ibu muda dan 4 anak perempuan. Air mata masih belum mengeriring.

Seminggu yang lalu suaminya bekerja sebagai penggali sumur telah meninggal dunia. Tanah makamnya masih basah terguyur hujan semalam. Sehari sebelumnya Mulyati datang ke rumah. Istri saya menemuinya. Mulyati bertutur sudah dua hari ini dirinya tidak memasak karena memang tidak ada yang hendak dimasak. Bergegas istri saya mengambilkan nasi, sayur dan lauk pauk. Terdengar suara anak-anak yang sedang menangis. Ucapan terima kasih meluncur begitu saja. Air mata itu disekanya. Beberapa lembar puluhan ribu diselipkan ditangannya. Perempuan muda itu pergi meninggalkan begitu saja. Hati bagaikan terasa di iris. Perih, pedih tak terungkapkan.

Tak lama kemudian ketika saya bersama Mona, Lita, Lusi, Atun dan Kak Rani sedang mempersiapkan kotak nasi untuk anak-anak. Daging Qurban sudah dimasak menjadi gule dan sate plus nasi putih dalam tempat kotak nasi itu. istri saya datang dan mengatakan, 'Mas, buat Mul dikasih duluan ya..' 'Iya, anak-anak itu biarkan makan bareng, nanti kita siapkan untuk yang dibawa pulang, 'ucap saya padanya.

Setelah semuanya terbagikan, kami makan bersama. Sementara ada juga yang pamit pulang. Terlihat 4 anak-anak perempuan itu makan dengan lahapnya. Ibunya menyuapi anaknya paling kecil. Air matanya bercucuran. Wajahnya tidak terawat, terlihat lebih tua dari usianya. Terdengar celoteh anak-anak itu. 'Enak ya..'katanya. 'Iya, apa lagi satenya, gurih,' jawab yang lainnya. Ibunya tersenyum tak mampu menyembunyikan hatinya yang teriris dalam kepedihan, duka lara ditinggal suaminya yang tercinta dengan merawat 4 anak perempuan yang masih kecil. 'Ya Alloh, Ya Rabb..Tabahkan hatinya,' ucap saya dalam hati.

----
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, 'Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Alloh akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Alloh akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Alloh selalu akan menolong hamba-hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.' (HR. Muslim)

Selasa, 08 Desember 2009

Membalas Kebaikan Orang Lain

Malam telah tiba. Anak-anak Amalia sibuk dengan Iqra'dan al-Qurannya. Sebagian sedang menghapal Surah-Surah Pendek. Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka. Ditengah anak-anak sedang tadarus, Rizki memberikan pensil untuk Ari. Ari mengucapkan, 'terima kasih Rizki,' Setelah selesai mengaji, saya menjelaskan kepada anak-anak Amalia.

Bila kita menerima pemberian, hadiah, apapun bentuknya berupa materi, ilmu atau jasa kita dianjukan membalas kebaikan tersebut dengan doa yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhamad SAW.

'Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan : jazaakallahu khair (semoga Alloh membalas kebaikan kepadamu), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.' (HR.At-Tirmidzi)

Jadi setiap menerima kebaikan dari orang lain, kita mengucapkan, 'Jazakallah Khair atau Jazakumullah Khair, 'Semoga Alloh membalas kebaikan kepadamu.' Doa ini menyadarkan diri kita agar senantiasa berusaha membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan pula. Dengan kita mendoakan agar orang yang memberikan kebaikan itu diberikan balasan kebaikan oleh Alloh SWT dengan balasan berlipat ganda atas semua kebaikan yang dilakukan kepada kita.

Anak-anak Amalia menyimak dengan baik. Egi angkat tangan dan bertanya, 'untuk apa kita mendoakan seperti itu Kak Agus?' Kemudian saya menjawab, 'Dengan kita mendoakan seperti itu agar kita mendidik diri kita untuk selalu memberikan yang lebih baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita.'

'Nah, tadi Ari diberi pensil oleh Rizki, sekarang Ari doakan Rizki,' kata saya pada Ari. 'Baik Kak,' jawab Ari penuh semangat. 'Jazakumullah Khair, Semoga Alloh memberikan balasan kebaikan kepadamu, Rizki.' tutur Ari kepada Rizki dan Rizki menjawab, Jazakumullah Khairan Katsira. 'Semoga Alloh memberikan balasan kebaikan kepadamu yang lebih banyak.. Ari.' Dua sahabat itu tersenyum gembira, anak-anak Amalia riang gembira melihat kejadian itu.

Senin, 07 Desember 2009

Mempesona

Beberapa waktu yang lalu. Ketika malam tiba, terdengar suara anak-anak Amalia sedang tadarus. Suara riuh anak-anak penuh kegembiraan. Setelah itu saya bercerita dengan anak-anak Amalia tentang kisah Raden Mas Said, nama mudanya Sunan Kalijaga. Ketika itu Raden Mas Said sering melakukan perampokan di hutan. Sebagai perampok dikenalnya dengan sebutan Loka Jaya. Beliau melakukan perampokan karena melihat adanya ketidakadilan ditengah kehidupan masyarakat. Hasil rampokannya senantiasa dibagikan untuk orang-orang miskin.

Sampai pada suatu hari ada seorang kakek tua yang tidak lain ada Sunan Bonang sedang lewat di hutan. Loka jaya beraksi, 'Hai orang tua, serahkan hartamu atau nyawamu akan melayang, gertaknya. Orang tua itu dengan tenangnya menyerahkan tongkatnya, yang dikira emas murni berkilauan. 'Baiklah tongkat ini untukmu.' jawab Sunan Bonang.

'Baiklah, kau boleh pergi,' kata perampok Loka Jaya.

Begitu tongkatnya dipegang oleh Loka Jaya tiba-tiba berubah menjadi kayu biasa. Loka Jaya atau Raden Mas Said marah besar, 'Kurang ajar, engkau menipuku,' teriak Loka Jaya. 'Aku tidak berbohong, lihat tongkat ini,' jawab Sunan Bonang. Raden Mas Said kembali melihat emas yang berkilau namun begitu dipegang kembali olehnya menjadi kayu biasa lagi, begitulah yang terjadi berulang-ulang sampai Raden Mas Said sadarkan diri bahwa yang didepan matanya bukanlah orang biasa. Sang Perampok itu akhirnya insyaf dan sadar akan perbuatannya.

Diakhir cerita ada hikmah yang kita bisa ambil bahwa kehidupan kita selalu memberikan pelajaran berharga untuk diri kita. Kita selalu melihat sesuatu yang belum menjadi milik kita begitu mempesona, maka kita mengira akan bahagia setelah memilikinya, 'Aku bahagia jika aku memilikinya.' pikir kita namun setelah kita memilikinya ternyata kita tidak bahagia.

Keinginan terhadap pesona dunia seperti tongkat Sunan Bonang yang terlihat dari kejauhan nampak berkilauan seperti emas namun begitu kita pegang, kemilau itu hilang dan berubah menjadi kayu biasa maka banyak orang yang tersesat dalam kemilau dunia. Hanya orang-orang yang merasa cukup dan senantiasa bersyukur adalah mereka mampu meraih pesona hakiki dalam kehidupan ini.

---
Alloh meridhai orang-orang yang bersyukur (QS Az Zumar : 7)

Sabtu, 05 Desember 2009

Keteguhan Seorang Pemuda

Konon ada seorang pemuda bernama Tsabit bin Ibrahim, dia sedang berjalan disamping perkebunan, tiba-tiba ada sebuah apel yang jatuh, Tsabit mengambil buah apel dan memakannya. Tak lama kemudian dirinya menyadari bahwa buah apel itu bukanlah miliknya. Tsabit memasuki kebun dan menemui penjaga kebun. Tsabit memohon kerelaan kepada pemiliknya agar diberikan kerelaan apel yang telah dimakannya tetapi penjaga kebun bukan pemiliknya. penjaga kebun itu kemudian menunjukkan arah rumah sang majikannya.

Sekalipun jauh, Tsabit menuju rumah pemilik kebun. Sesampai di rumah pemilik kebun, Tsabit memperkenalkan dirinya dan memohon keikhlasan atas apel yang telah dimakannya. Pemilik kebun merasa kagum dengan kejujuran Tsabit.

'Aku akan mengikhlaskan apel yang telah engkau makan namun dengan satu syarat, engkau harus menikahi putriku,' kata sang pemilik kebun dan Tsabit menyetujuinya.

'Akan tetapi putriku ini buta, tuli dan tidak bisa berjalan, 'lanjut sang pemilik kebun. Tsabit tak menolak syarat itu karena Tsabit hanya mengharapkan keridhaan Alloh SWT. Setelah menikah Tsabit menemui istrinya. begitu sangat terkejutnya Tsabit ternyata perempuan yang telah dinikahinya tidak buta, tuli dan tidak berjalan melainkan sangat cantik dan lembut. Istrinya pun menjelaskan kepada Tsabit bahwa dirinya buta, yang dimaksud buta dari melihat hal-hal yang diharamkan Alloh SWT, aku tuli, maksudnya tuli dari suara-suara yang tidak diridhoi oleh Alloh SWT, aku bisu, bisu yang dimaksud hanya menggunakan lidahku untuk berdzikir. Aku tidak bisa berjalan itu artinya kakiku hanya digunakan untuk melangkah ke tempat yang diberkahi oleh Alloh SWT.

Akhirnya mereka berdua hidup bahagia dalam ketaatan pada Sang Khaliq, mereka dikaruniai seorang putra yang sholeh dikemudian hari yang kita kenal salah satu diantara 4 Imam dialam dibidang kajian Fiqh dengan nama Imam Hanafi atau Abu Hanifah.

Pesan cerita ini adalah tentang pemuda yang bernama Tsabit bin Ibrahim dalam menjaga keteguhan dan kesucian dirinya untuk mendapatkan keridhaan Alloh SWT oleh karena mari kita menjaga dengan keteguhan yang sungguh-sungguh kesucian hati dan perbuatan kita.

---
Senantiasa bertasbih kepada Alloh apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja Yang Maha Suci, yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana. ( QS: Al-Jumu'ah. 62:1).

Jumat, 04 Desember 2009

Menanamlah Sebanyak-Banyaknya

Dulu sewaktu saya masih kecil, nenek selalu menanam pepaya ditepi lahan rumah. Selain pepaya, nenek suka menanam jahe, kencur, kunyit, bawang merah, bawang putih. Pelataran rumah kami menjadi seperti apotik hidup. Nenek selalu menanam setiap hari sehingga tumbuh besar. Awalnya orang tidak pernah menghiraukan. Setiap kali orang lewat melihat tanaman yang tumbuh selalu saja ingin memetik atau mengambilnya.

Pernah ada tetangga yang meminta jahe, 'mbah nyuwun jahenya ya..' kata tetangga. 'Iya, ambil aja sendiri,'jawab Embah. Sejak itu mulai banyak tetangga yang meminta sesuai kebutuhan mereka.

Demikian juga kami sering mendapatkan manfaat dari tanaman itu, dengan sebagian tanaman nenek sering membuat jamu seperti beras kencur, kunyit asem untuk kami sekeluarga. Hari-hari demi hari yang ditanam semakin banyak sampai para tetangga sekitar rumah kami merasakan manfaat apotik hidup nenek bagi kehidupan sehari-hari mereka.

Setelah kian lama berlalu, nenek telah tiada. Apa yang telah dilakukan sangat membekas dihati saya bahwa orang yang beruntung adalah penanam-penanam kebaikan. Tanaman yang berbuah kebaikan merupakan kebiasan-kebiasaan positif, perilaku yang terpuji, banyak orang yang mengambil manfaatnya dan yang paling merasakan manfaatnya adalah mereka yang menanam kebaikan itu sendiri. Karena itu selama masih ada kesempatan, menanamlah sebanyak-banyaknya, pelihara dan sirami supaya setiap orang memetik buah kebaikan yang kita tanam.

---
'Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.' [QS. az-Zilzalah: 7]

Rabu, 02 Desember 2009

Keajaiban Sholat Tahajud

Arti tahajud (al hujud) itu sendiri secara lughawi adalah tidur. Sedangkan makna istilah salat tahajud adalah salat sunnat yang dikerjakan setelah terlebih dahulu tidur malam. Berbeda dengan salat istikharah dan salat hajat yang bahan komunikasinya dengan Allah sudah definitif, salat tahajud dilakukan bukan karena keinginan yang sudah terkonsep, tetapi salat yang fungsinya benar-benar sebagai media pendekatan diri kepada Allah, taqarrub ilallah. Salat tahajud merupakan saat dimana seorang hamba ingin melepas kerinduannya, kepasrahannya dan kemesraannya dengan Tuhan sang Khaliq. Salat tahajud merupakan forum “berduaan” antara dua orang kekasih, seorang mukmin yang rindu, dengan Allah (Yang Maha Pengasih). Oleh karena itu, etikanya, salat tahajud dilakukan ketika orang lain sedang tertidur nyenyak dan tidak dilakukan secara berjamaah, agar suasana berduaan itu tidak terganggu.

Dalam salat tahajud itulah seorang kekasih bisa menangis, tertawa, mengadu dan memadu cintanya. Salat tahajud benar-benar merupakan nilai plus (nafilah) dari kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Jika salat lain ditentukan jumlah rakaatnya, maka salat tahajud boleh dilakukan sebanyak kebutuhan orang yang melakukannya, diserahkan kepada orang yang sedang memadu cintanya, seberapa lama ia terpuasi kerinduannya berjumpa dengan sang kekasih. Salat tahajud boleh dua rakaat, 20 rakaat atau seratus rakaat, bergantung tingkat kemesraannya (al inbisath wa al ‘uns). Dalam salat tahajud itulah seorang mukmin bisa mengelana jauh menembus batas ufuk dunia ke alam ruhiah yang tak terbatas, yakni apa yang dikatakan sebagai mikrajnya orang mukmin.

Mengelana ke alam gaib ruhaniah

Mengelana bermakna seseorang berangkat dalam pencarian, tetapi kembali bermakna berjalan menuju ke tempat asal. Yang pertama seseorang lebih dipengaruhi oleh keinginan, yang kedua lebi dipengaruhi oleh keyakinan. Alam gaib artinya wilayah yang tidak nampak. Yang tidak nampak bisa karena terhalang oleh sekat ruang dan waktu atau terhalang oleh perbedaan dimensi. Alam gaib adalah alam dibalik yang nampak . Alam yang nampak dapat terdeteksi oleh teknologi, sedangkan alam gaib hanya terdeteksi oleh perangkat spiritual. Alam mimpi, alam kubur, lam akhirat adalah alam gaib. Puncak dari kegaiban adalah Yang Maha Gaib, Alloh S.W.T.

Seseorang bisa berkelana di alam mimpi, bahkan bisa ber”tele-conference” di alam mimpi, tetapi perjalanan itu tidak bisa dikonfirmasi kecuali oleh “member”. Mimpi ada dua macam; ru’ya al haqq dan adhghotsu ahlam. Yang pertama dijamin benar dan ada nalarnya, yang kedua tidak ada nalarnya dan tidak melahirkan keyakinan.. Pengelanaan spiritual bisa nyampai, bisa juga tersesat, oleh karma itu seorang musafir harus melengkapi diri dengan peta dan kompas dan kalau perlu guide (mursyid) . Pengelana bisa bisa seniman, dukun para normal, failasuf maupun mutadayyin.

Berpulang ke Rahmatullah

Berpulang merujuk tempat asal, oleh karena itu berpulang ke rahmatullah artinya orang kembali ke tempat asalnya, yaitu ke haribaan Allah Yang Maha Rahim. Berpulang ke rahmatullah diilhami oleh kalimat inna lillahi wa inna ilaihi raji`un, sesungguhnya kita ini milk Allah dan akan kembali kepada Nya. Hanya saja ada orang yang secara sadar memprogram hidupnya untuk kembali kepada Nya, ada orang yang tak pernah memprogram, tiba-tiba kaget ketika ditarik kembali dari peredaran.

Mengapa Berpulang ?

Konsep berpulang berasal dari konsep penciptaan. Ada dua teori yang menerangkan bagaimana proses penciptaan makhluk manusia, yaitu teori al faidh (limpahan) dan teori isyraqi (pancaran). Menurut teori pertama, manusia adalah limpahan dari rahmat Allah, ahmat Alloh yang sangat besar melimpah, salah satu limpahannya adalah manusia. Oleh karena itu di dalam diri manusia juga terdapat rasa kasih saying dengan kadar yang berbeda-beda. Nah kekuatan rahmat yang memuncak memunculkan kerinduan untuk “berpulang” ke rahmatullah.

Sedangkan menurut teori kedua, manusia adalan pancaran dari cahaya (nur) Allah, oleh karena itu di dalam diri manusia ada kekuatan cahaya (nur) kebenaran yang tidak bisa berdusta, disebut nurani. Sebagai ciptaan Tuhan yang Maha Sempurna, manusia adalah “tajalli” (perwujudan) dari kebesaran Allah, oleh karena itu jika Allah memiliki sifat Maha Suci, maka di dalam diri manusia ada bakat-bakat kesucian. Jika Allah Maha Pengasih Penyayang, maka di dalam diri mansuia ada rasa kasih sayang, jika Allah Maha Besar, maka pada diri manusia juga terkadang muncul sifat merasa besar (takabbur). Pokoknya semua sifat-sifat Allah (yang Maha sempurna) menampakkan jejaknya secara tidak sempurna pada manusia yang diciptakannya.

Sebagaimana panas matahari selalu berusaha kembali ke panas asalnya di atas, maka manusia pun secara sadar atau tidak sadar sering merindukan untuk kembali mendekat ke cahaya asalnya, Alloh S.W.T.Perjalan berpulang yang diprogram disebut taqarrub ilallah, mendekatkan diri kepada Allah.

Tiga Jalan Berpulang

Ketika orang secara sadar harus kembali kepada Tuhan, maka ia harus membayangkan peta perjalanan, mau lewat mana, jalan pintas, jalan raya atau jalan alternatip.

· Jalan Raya. Yang dimaksud jalan raya adalah jalan biasa, konvensional, jelas arah dan rambu-rambunya sehingga tidak membutuhkan guide tertentu. Jalan ini dalam ilmu tasauf disebut thoriqat al akhyar, jalannya orang-orang baik, atau disebut juga thoriqot as syar`I, jalan syari`at.

· Jalan pintas. Yang dimaksud dengan jalan pintas adalah jalan yang tidak rumit, bisa lebih pendek tetapi butuh kekuatan ektra. Jalan ini dalam ilmu tasauf disebut thoriqot ahl az zikr, jalan dari ahli zikir. Cara berfikir ahl zikir ini sama seperti cara berfikir politik. Jika ingin cepat menembus jalan menuju tujuan, maka orang harus memiliki akses ke penguasa politik atau dipersepsi sebagai pendukung politik. Jika ingin melewati kerumunan massa PDI, teriakkan Hidup Megawati, pasti aman. Jika ingin melewati kerumunan massa PKS , teriakkan Hidup Adang Dani, pasti aman, jika lewat kerumunan massa PKB, teriakkan hidup Gus Dur, begitu seterusnya. Nah penguasa yang sesungguhnya dari alam kehidupan ini adalahAlloh SWT, oleh karena itu jika ingin aman menuju kepada Nya selalulah berzikir menyebut Nya, pasti aman.

· Jalan alternatip. Jalan ini biasanya lebih jauh, tetapi disana banyak dijumpai keindahan pemandangan. Orang mau bersusah payah melewati jalan alternatip, meski jauh dan berat, tetapi mereka merasa senang. Jalan ini menurut Islam disebut thoriqat mujahadat as syaqa’, jalan yang penuh dengan kesulitan. Orang yang memilih jalan ini, malu tidur di kasur, malu makan enak, malu berpakaian mewah, malu naik pesawat, karena merasa tidak pandai menysukuri nikmat Tuhan yang telah memberi kaki. Pergi haji mereka memilih naik sepeda atau jalan kaki, pokoknya semua-yang tidak enak itulah yang mereka pilih, dan mereka merasa nikmat.

Selasa, 01 Desember 2009

Aku Selalu mencintaimu

Malam temaram menghadirkan kebahagiaan pada dirinya. Perempuan cantik itu nampak gembira, kue ulang tahun dan makan malam telah dipersiapkan sejak tadi. Dia bernyanyi dengan penuh kegembiraan, teringat dulu sewaktu awal perkenalannya, pemuda itu yang kini telah menjadi suaminya memberikan sekuntum bunga pada hari ulang tahunnya yang diberikan ditengah hujan lebat. Dirinya tertawa kecil seolah masa indah itu hadir. Boneka Winnie De Pooh dipeluknya erat. Kerinduan menghinggapi dirinya begitu sangat mendalam. Tak lama kemudian HPnya berbunyi, SMS dari suami tercinta dibacanya, 'Sayang, maaf aku malam ini tidak bisa menemanimu, ada meeting mendadak nih, pulangnya agak malam..Happy B' day ya..' Wajahnya berubah memerah, air matanya mengalir begitu deras. Hatinya terasa perih bagai disayat-sayat. Sakit itu menusuk sukmanya yang paling dalam. Tubuhnya limbung dan ambruk dikursi sofa. 'Kenapa aku tidak lagi dicintainya?' ucapnya lirih, tangannya berkali-kali mengusap air matanya yang dipipi. Matanya menerawang kosong. Entah apa yang ada di dalam pikirannya. Keputusasaan menoreh dihati.

Begitulah manusia modern sesungguhnya orang-orang yang menderita, kata Eric Fromm dalam bukunya 'The Art of Loving.' Penderitaan itu akibat kehausan kita untuk dicintai oleh orang lain. Kita sering kali berusaha keras melakukan apapun agar dapat dicintai. Tidak asing kita dengar ada remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas agar dirinya dicintai dan diterima oleh teman sebayanya. Para istri berjuang ikut fitness menguruskan badannya agar dicintai suaminya. Para selebritis tak segan operasi plastik agar tampil cantik didepan penggemarnya. Itulah sebagai upaya agar selalu dicintai orang lain. Semakin keras seseorang berupaya untuk dicintai maka semakin sering pula kita gagal dan kecewa sebab hal itu sangatlah mustahil membuat diri kita dicintai semua orang. Dimuka bumi ini memang selalu ada orang yang mencintai diri kita dan ada orang yang membenci kita begitulah hukum kehidupan yang berlaku. Oleh sebab itu manusia modern mengalami gangguan psikologis karena kegagalan untuk dicintai

Sekarang ini hampir banyak sekali buku yang mengajarkan kita, metode, kiat agar kita dicintai oleh pasangan hidup, teman sekantor, atasan namun sesungguhnya kecintaan makhluk bersifat sementara. Ketika seorang istri berusaha keras mendapatkan cinta suaminya, akhirnya sang istri mendapatkan cinta suami datang dan pergi sesukanya. Sang suami tak mencintai istrinya sepanjang masa. Ada waktu cinta suaminya berkurang atau hilang sama sekali. Demikian sebaliknya suami juga tidak akan mendapatkan cinta istrinya kekal abadi, seperti dalam lantunan lagunya Anang yang berjudul 'Separoh Nyawaku Pergi.' Itulah cermin bahwa kecintaan manusia takkan ada yang pernah abadi.

Pernah ada ustadz muda yang mengatakan kepada saya, menjadi ustadz itu tak ubahnya seperti sopir angkot. Kita harus tunduk dengan kemauan penumpangnya. Jika penumpang ingin turun meski ditempat terlarang, sopirnya harus menghentikan angkotnya, jika sopirnya tidak mau, angkot tidak bakalan pernah dapat penumpang. Menurut Eric Fromm, bila ustadz seperti sopir angkot maka termasuk manusia modern yang tertipu. Mereka berusaha keras agar dicintai oleh orang lain. Bisa saja mendapatkan cintanya tetapi begitu sedikit demi sedikit ditinggalkan oleh umat maka yang ada hanyalah dirundung kekecewaan dan sakit hati.

Tidak ada salahnya kita simak kata Eric Fromm bahwa, ' Mungkin sudah saatnya kita memberitahukan mereka untuk belajar mencintai.' Eric Fromm menyarankan untuk menyembuhkan penyakit ini adalah dengan mencintai. Kebahagiaan hidup kita sangatlah ditentukan pada apa yang kita cintai. Mencintai tidaklah bergantung apakah dirinya dicintai atau dibenci, apapun yang dilakukan tidak lagi didasarkan kepada keinginan untuk dicintai namun dia melakukan apapun karena mencintai yang hakiki. Mencintai yang hakiki adalah mencintai Alloh SWT dan RasulNya. Untuk kita bisa mencintai Alloh SWT dan RasulNya, kita haruslah belajar mencintai kedua orang tua kita, mencintai pasangan hidup kita, mencintai anak-anak kita itulah tahapan paling dasar sampai kemudian kita mencintai kepada sekeliling kita, lingkungan kita, fakir miskin, anak-anak yatim dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

Di dalam hati terucap dengan lirih tanpa terasa, 'Aku selalu mencintaimu..Ya Alloh, Ya Rasulullah..'