Rabu, 01 Juli 2009

Suami Yang Setia

Kesetiaan bukan hanya milik seorang istri. Kesetiaan milik setiap insan. Juga termasuk suami yang mencintai dengan tulus pasangan hidupnya. Menyambut kebahagiaan dan penderitaan dengan sukacita, menerima dengan ketulusan, segala kekurangan pasangan hidup kita. Dalam mengarungi bahtera rumah tangga menghadai badai dan gelombang kegidupan makin mengokohkan kesetiaan terhadap orang yang dicintainya. Kesetiaan itulah esensi dari sebuah keluarga.

Demikian halnya lelaki separuh baya yang saya kenal. Semenjak tiga bulan silam bersama putrinya yang berumur sepuluh tahun selalu menjenguk istri tercintanya yang terbaring diranjang. disekelilingnya ada alat pengukur tekanan nafas dan tabung untuk memeriksa kesehatan. Kadang kala saya juga ikut menemaninya ketika menjenguk istrinya di rumah sakit. Bila sampai dirumah sakit, suami yang setia itu datang menggantikan pakaian istrinya dan menanyakan keadaan istrinya. Selalu saja tidak ada perubahan sama sekali.

Kondisi istrinya tetap seperti semula. Tidak ada kemajuan atau perubahan yang membaik. Kesembuhan istrinya seolah tidak bisa diharapkan. Setelah menjenguk dan merawat istrinya, sang bapak dengan putrinya selalu memanjatkan doa kepada Alloh SWT agar memberikan kesembuhan. Setelah itu barulah meninggalkan rumah sakit. Menurut penuturan bapak itu bahwa dirinya hampir setiap hari dirinya selalu menjaga, merawat dan mendoakan istrinya yang tercinta.

Saya sangat mengagumi kesetiaannya sebagai seorang suami, selalu meluangkan waktu untuk merawat ditengah kesibukannya yang juga harus bekerja mencari nafkah. Kesediaannya merawat istri yang sedang sakit membutuhkan energi yang sangat besar. Sifat konsistensi untuk menjaga, merawat dan mendoakan istrinya yang sedang sakit sungguh sangat luar biasa. Padahal kondisi istrinya belum pulih. Bahkan ada orang yang menyarankan agar mengunjunginya seminggu sekali aja. Suami setia itu memilih tegar dan bersikukuh untuk menjaga dan merawat istrinya, 'Alloh al-Musta'an (Alloh tempat memohon pertolongan). Begitulah ucapnya berkali-kali kepada saya.

Sampai suatu hari sesaat sebelum dirinya datang, istrinya bergerak dari tempat tidur. Dia merubah posisi tidurnya. Tak lama kemudian istrinya membuka kelopak matanya. dan mencopot alat bantu pernapasan. Ternyata istrinya sudah duduk tegap. Dokterpun datang membantu menolong, meminta perawat mencpot alat-alat bantu dan membersihkan bekas alat bantu ditubuhnya.

'Begitu saya datang, saya terperanjat Mas..jantung saya seolah mau copot. Bagaimana tidak, ditengah saya kehabisan harapan, saya melihat istri saya kembali pulih.' Katanya bapak itu dengan tangis haru bercampur bahagia tidak bisa dibendung lagi. Bapak itu menangis sambil memanjatkan puji syukur kehadirat ALloh SWT yang telah memberikan kesembuhan total terhadap istrinya.

'Setiap kali saya menjenguk istri saya, setiap kali itu pula saya gelisah. untuk memenangkan hati saya, saya selalu menenangkan hati dengan bershodaqoh untuk anak-anak Amalia dengan tujuan taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Alloh SWT) supaya Alloh memberikan kesembuhan kepada istri saya.' ucap bapak itu sambil tersenyum.

Alloh SWT tidak menyia-nyiakan harapan dan doa sang bapak. Akhirnya istri tercintanya bersama berkumpul kembali dengan keluarga pulang ke rumah yang sudah lama menanti kedatangannya. Keceriaan, cinta, cahaya dan kegembiraan akhirnya menyinari bapak yang sekaligus suami setia menjaga, merawat dan mendoakan istrinya yang sedang sakit. Bersungguh-sungguh dalam berdoa, menunaikan sholat, bershodaqoh, ingatlah selalu bahwa Alloh SWT adalah Maha Penolong bagi hamba-hambaNya yang memohon pertolonganNya akan dikabulkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar