Rabu, 15 Juli 2009

Nasehat Seorang Anak

Dalam satu hadis yang berbunyi 'Kullu maulidin yuladu 'alal fitrah' pada dasarnya anak terlahir dalam keadaan suci, orang tuanyalah yang mengarahkan anaknya. Seorang bapak yang disebut berhasil bila mampu menjadikan anaknya sebagai gurunya. Guru yang membimbing dirinya untuk memahami pesan-pesan Ilahiah. Sebagai pesan Nabi Ibrahim kepada ayahnya yang menyembah berhala agar menghancurkan semua berhalanya.

Pernah seorang teman bertutur dirinya dinasehati oleh putrinya. Disaat dirinya terlelap dalam tidurannya, dia ditanya putrinya.
'Apakah ayah pernah menangis?' tanya putrinya. 'Semua orang pernah menangis, nak' Anaknya terheran mendengarkan jawaban ayahnya. 'Bagaimana mungkin laki-laki bisa menangis ayah? ‘kan malu kalau menangis.' kata anaknya.

'Memangnya laki-laki tidak menangis? kata siapa? Justru sebenarnya laki-laki lebih cengeng dari perempuan. Kalau sudah mrebes mili, keluar airmatanya susah untuk dibujuk untuk diam.' jawab Sang ayah.

'Ayah juga begitu?' kata putrinya. 'Iya.'Jawabnya. 'Menangisi apa?'tanya lagi putrinya. 'Ya menangis ingat dosa-dosa ayah yang telah lalu' Jawab Sang ayah. Ditengah kegelisahan dirinya, putrinya datang menghampirinya dengan berbisik lirih. 'Ayah, airmata ayah adalah pemusnahan ego pada diri ayah yang hanya menyisakan kebajikan, teladan dan cinta untuk aku, putrimu..yah.' Sang Ayah mendengar penuturan putrinya malah menangis meraung-raung karena nasehat itu menghunjam kehulu hati seorang ayah, ayahnya teringat betapa egois dirinya ketika dia marah kepada putrinya yang menolak untuk sholat dengan menjawab, 'ayah aja nggak sholat, jangan nyuruh2 putri sholat ya.' Perih betul mendengar jawaban anaknya seperti itu.

Jadi dengarkanlah nasehat seorang anak sekalipun itu pahit untuk kita sebagai orang tua, begitu tutur sahabat saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar