Kamis, 16 Juli 2009

Air Mata Seorang Suami

Air mata seorang suami adalah air mata penyesalan. Sesuatu itu akan menjadi berarti bagi hidup kita setelah yang ada menjadi tiada. Namun bila awalnya ada seringkali dianggap tidak ada. Begitu pula seorang suami, terkadang mengabaikan cinta yang tulus dari seorang istri tetapi setelah istrinya tiada, barulah sang suami merasakan sungguh berarti seorang istri bagi hidupnya. Maka air mata seorang suami akan mengalir tak terhindarkan.

Air mata seorang suami juga terjadi pada Pak Dharma. Pak Dharma yang saya kenal. Pak Dharma sangat suka menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin. Sekali waktu datang ke Rumah Amalia. Kami suka berdiskusi tentang kehidupan dan amal sholeh. Beliau dibesarkan dalam keluarga jawa. Ayah dan ibunya sangat memegang teguh tradisi kejawen. keluarganya sangat akrab dengan mocopat, ajaran moral dan pesan-pesan luhur tentang makna kehidupan yang dihayati oleh orang jawa, ditembangkan dalam bahasa yang puitis. 'Saya tidak akrab dengan al-Qur'an mas..'lanjutnya. 'Kami percaya dengan Gusti Alloh dan mengaku Muhamad Rasulullah, tetapi saya tidak pernah sholat,' begitulah tuturnya sore itu ketika mampir di Rumah Amalia.

Suatu ketika ada pertanyaan istrinya yang menyentuh sanubarinya, 'Apakah Mas sayang sama aku?' Saya tertawa Mas Agus, karena saya menganggapnya pertanyaan iseng. Obrolan istri yang bawel, begitu katanya. Pak Dharma sangat menyayangi istrinya. beliau menceritakan istrinya merasa tidak pernah diperhatikan sebab Pak Dharma lebih sibuk mengurusi pekerjaannya daripada berkumpul dengan keluarga.

'Cukup mas, aku tahu itu. Lalu apa tanda mas sayang sama aku?' tanya istrinya.

pertanyaan istri inilah terasa memukul jantungnya. Aneh, saya tidak merasa dipojokkan. Justru ia merasa diingatkan. Gunung es yang membeku sekian lama dalam kalbu, terasa mencair. Ya, apa tandanya saya menyayanginya, mencintainya, dan memuliakannya?

'Mas, Setiap orang selalu bekerja keras, berbuat baik dengan tetangga, mencintai keluarga tapi anak-anak dan aku butuh kehadiran Mas sebagai imam, bukan hanya imam dalam rumah tangga namun juga imam dalam ibadah, kata istrinya. Pak Dharma terdiam, jiwanya menjadi terbuka, kediriannya terkelupas tanpa sakit hati dan tersinggung. Baru kali ini dirinya diingatkan oleh istrinya yang menumbuhkan kesadaran dirinya. Persepsinya tentang Islam, perlahan-lahan bergulir. 'Saya mengakui kebenaran ucapan istrinya. Saya merasa diingatkan padahal yang selama ini hatinya tertutupi. Saya merasakan suara istri saya bagai panggilan dari Gusti Alloh. saya terharu, Ternyata Alloh SWT masih sayang sama saya, tutur Pak Dharma.

'Tapi saya tidak bisa sholat, Pernah mengaji tetapi buta huruf al-Quran,'tanyanya. 'Mas, semua itu tergantung niat, pelan-pelan. Insya Alloh bisa Mas,'jawab istrinya. 'Kemudian saya belajar sholat dibimbing istri saya dengan penuh kesabaran. Saya mulai dari niat, takbir hingga mulai meletakkan dahi serata dengan tanah, dalam sebuah sujud total. Subhana Robbiyal a'la. Maha Suci Alloh Yang Maha Tinggi. Saya ikhlas meletakkan dari, yang menempati posisi tertinggi diwajah saya ditempat telapak kaki saya dibumi, diatas lantai. Allohu Akbar, hanya Allohlah yang Maha Besar.

Pak Dharma bercerita bahwa sejak dirinya sholat batinnya menjadi tentram. Banyak persoalan pekerjaan dan kehidupan sehari-harinya yang mengalami kebuntuan karena keterbatasan akal pikirannya akhirnya terselesaikan. 'dengan sholat saya merasa lebih lengkap dan dekat dalam komunikasi dengan Alloh SWT..' tutur Pak Dharma.

Semua proses menuju sujud yang saya tempuh dengan segala liku kehidupan akhirnya saya bisa menjalankan sholat dengan baik. Ditengah kebahagiaan kami sekeluarga, Alloh SWT memanggil istri saya kehadiratNya. Ya..Alloh, seumur hidup saya belum pernah sepanik ini, kata Pak Dharma yang berlinang air mata. Saya teramat menyesal. Saya merasa terbanting kedalam chaos batin, yang amat memukul. bayangkan Mas Agus, saya kehilangan istri yang begitu baik, yang begitu ikhlas menemani saya dalam suka maupun duka, yang dilipihkan Alloh menjadi mediumNya untuk memanggil saya dalam kehidupan dan menjalani Syariah dengan benar, Saya tidak tau harus berbuat apa kecuali berdoa dan berserah diri pada Alloh SWT semata,' tutur Pak Dharma sambil mengenang istrinya. AIr matanya begitu indah, kerinduan terhadap istrinya yang telah membimbingnya menuju ketaqwaan kepada Alloh SWT. Subhanallah..

----
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 'Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: 'Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.' (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-hadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar