Rabu, 31 Januari 2007

Bisikan Kata, “Sayang, Aku Mencintaimu...”


Awal berkantor semuanya nampak baru dan indah. Teman baru, kenalan baru, ruangan baru. Begitu semua berjalan tahun demi tahun yang nampak indah mulai memudar. Demikian halnya pernikahan, awal pandangan pertama, perkenalan hingga pengantin baru semuanya serba indah. Begitu menjadi rutinitas yang serba indah seolah berlalu. Tapi tidak berlaku bagi orang yang mampu membuat rumah tangga selalu menjadi indah.

Saya pernah berjumpa dengan orang yang bisa mempertahankan perkawinannya selama 60 tahun. Saya tanyakan padanya bagaimana resepnya mempertahankan perkawinan selama itu. Katanya, “Jika malam tiba ditengah kesibukkan telah berlalu, bisikan dengan mesra pada istrimu, “sayang, aku mencintaimu..”.itu menjadi perekat yang indah tali perkawinan bagi pasangan hidup kita”

Selasa, 30 Januari 2007

Untuk Apa Dokter?

Jika suami adalah penyembuh bagi istri dan istri adalah penyembuh bagi suami. Bila itu terjadi dokter tidak diperlukan lagi. Demikian halnya dalam proses belajar, seorang guru adalah penyembuh bagi muridnya dan murid adalah penyembuh bagi gurunya, maka suasana belajar tercipta dengan riang.

keluarga, sekolah dan masyarakat yang bahagia menjadi keluarga, sekolah dan masyarakat yang sehat. Namun jika kebahagiaan sirna, rasa cinta kasih pada sesama telah lenyap, permusuhan, pertengkaran hadir terjadilah saling memaki dan menyakiti bahkan melahirkan kekerasan dan kerusuhan. maka Keluarga, sekolah dan masyarakat menjadi sakit.

Pernah seorang kawan pengajar bertutur betapa masyarakat, sekolah, keluarga telah menjadi sakit, betapa kekerasan bisa terjadi dimana saja dan kapan saja tanpa melihat lagi ruang dan waktu serta bisa dilakukan oleh siapapun.

saya katakan padanya, “Cinta adalah guru penyembuh dari segala penyakit, maka hiduplah dengan cinta dan tebarkanlah rasa cinta itu pada siapapun. Jika Seorang suami menebarkan rasa cinta dan istripun membalas dengan cinta maka keluarga itu bahagia. Jika Guru mengajar dengan menebarkan rasa cinta maka murid akan membalas dengan cinta pula maka ruang kelas akan tercipta suasana belajar yang menggembirakan. Jika anggota masyarakat menebarkan rasa cinta yang lain akan membalas masyarakat menjadi masyarakat sehat dam bahagia.”

Sakit Hati

Setiap orang pernah mengalami sakit hati, entah ditinggal kekasih atau pasangan hidup, dikhianati teman, merasa diabaikan oleh atasan. Seorang teman curhat betapa sakit hati dirinya karena ditinggal kekasihnya. Saya katakan padanya, “Sesungguhnya sakit hati itu adalah ibu kandung dari kebahagiaan, semakin dalam sakit hatinya semakin bermakna kebahagiaannya..”

Beberapa minggu kemudian saya mendapatkan undangan pernikahan darinya, pertanda anak yang bernama kebahagiaannya telah lahir

Hana Bertanya

Salah satu sifat yang terwariskan pada Hana putri kami (nanti bulan april genap berusia 2 tahun) selalu bertanya. Beberapa waktu yang lalu saya dikejutkan oleh ucapan Hana, “Ini Apa?” Sewaktu memegang tas saya yang hendak ke kantor.

Pada waktu hari libur ibu sudah mengeluh capek mencawab pertanyaannya Hana. “Sekarang giliran mas agus menjawab pertanyaan Hana.” Dengan senang hati saya menjawab semua pertanyaan Hana, sampai saya tahu betul rasanya lelah menjawab pertanyaan dari anak balita.

Sampai pada suatu hari saya tidak mendapatkan pertanyaan dari Hana maka ganti say bertanya-tanya pada istri. “Hana, kenapa ya tidak bertanya lagi? Apakah sudah menemukan semua jawabannya?” Kata istiri, “entahlah..” Sementara Hana terlihat sibuk dengan dirinya sendiri.

Penyembuh Dikala Lara

Membiarkan diri mendengarkan suara istri sedang mengaji buat saya adalah penyembuh dikala lara dan penyejuk hati dikala sepi. Suara mengajinya biasa saja. tapi mendengarkan dalam keheningan menimbulkan kenyamanan. Melihat tubuh seharian bekerja disibukkan dengan segala rutinitas tampaklah tubuh yang ringkih.

Berbagai kesenangan duniawi, hidangan makanan yang enak, hiburan malam yang menggoda seolah tak berarti buat saya, karena suara mengaji itulah yang menjadi penyembuh saya dikala lara.

Senin, 29 Januari 2007

Bunga Kehidupan

Masalah, persoalan, pertengkaran, permusuhan adalah bagian dari kehidupan. Namun membiarkannya berlarut-larut akan menjadi nyala api yang membakar semuanya. Bahkan menghanguskan isi bumi.

Pernah saya menjumpai seorang ayah dengan sebelas putra yang bisa membesarkan dan mendidiknya menjadi keluarga yang bahagia. Saya tanyakan padanya bagaimana dia bisa melakukan itu semua.

Katanya, “Masalah, persoalan, permusuhan adalah guru kearifan, maka hiduplah dengan kearifan. Semuanya masalah, persoalan terasa menjadi bunga kehidupan.” Terlihat wajahnya saya mencium aroma wangi bunga kehidupan yang dihiasi kearifan dalam hidupnya.

Jumat, 26 Januari 2007

Raihlah Bintang Dilangit

Diruang kelas, dirumah, dikantor, dijalanan, dihalte bus, dikereta api, diwarung saya telah bertemu dengan banyak orang. Kebahagiaan tersendiri buat saya bisa bertegur sapa, apalagi berbagi cerita. Setelah sekian lama saya juga berbagi cerita dengan anda apa yang telah saya alami melalui milis ini, walaupun saya tidak mengenal anda tapi saya yakin anda bisa merasakan kebahagiaan itu.

Kebahagiaan itu begitu indah, menebarkan semangat hidup dengan keceriaan dan suka cita. Selagi sempat bangkitlah semangat hidup anda, raihlah kebahagiaan anda, raihlah mimpi-mimpi anda, raihlah harapan anda, raihlah bintang dilangit.

Saya berharap anda juga bersedia berbagi cerita dengan saya tentang kebahagiaan, kesuksesaan, kesehatan, keceriaan yang telah anda alami. Jika suatu saat nanti ketemu dan bertatap muka, kabarkan keajaiban hidup yang telah anda alami, bagikan kebahagiaan, kegembiraan itu pada saya.

Semoga Alloh SWT selalu meridhoi setiap langkah kita..Amin

Warung Kopi Ceria

Setiap bepergian jika belum sarapan pagi saya selalu menyempatkan diri untuk mampir ke warung sekedar mencari pengganjal perut. Pagi itu saya mampir ke waarung kopi, terlihat gorengan dan ketan. Sambil menunggu kendaraan saya sempat berbincang dengan ibu penjaga warung kopi. “Ibu ini keliatan selalu ceria. Gimana sih biar selalu ceria?”

“Hidup ini sudah susah, kenapa mesti dibuat susah? Ya harus ceria selalu to mas..mas ini ada-ada saja pertanyaannya..”katanya sambil terkekeh sendiri. Melihat ketawa ibu penjaga warung kopi hidup menjadi terasa indah pagi ini biarpun sarapan pagi cuman dengan gorengan dan ketan. Ayo siapa mau?

Rabu, 24 Januari 2007

Struktur Kepribadian Menurut Islam

Dalam pandangan Islam, kepribadian merupakan interaksi dari kualitas-kualitas nafs, qalb, akal dan bashirah, interaksi antara jiwa, hati, akal dan hati nurani. Kepribadian, disamping bermodal kapasitas fitrah bawaan sejak lahir dari warisan genetika orang tuanya, ia terbentuk melalui proses panjang riwayat hidupnya, proses internalisasi nilai pengetahuan dan pengalaman dalam dirinya. Dalam perspektif ini maka keyakinan agama yang ia terima dari pengetahuan maupun dari pengalaman masuk dalam struktur kepribadian seseorang. Seorang muslim dengan kepribadian muslimnya yang prima, tidak bisa merasakan enaknya daging babi, meskipun ia dimasak dengan standar seleranya. Seseorang dengan kepribadian muslimnya yang prima juga tidak sanggup melangkah melayani godaan maksiat. Demikian juga ia selalu terjaga dari tidurnya yang nyenyak jika ia belum menjalankan salat Isya.

Sudah barang tentu kualitas kepribadian muslim setiap orang berbeda-beda. Kualitas kepribadian muslim juga tidak mesti konstan, terkadang kuat, utuh dan prima, tetapi di kala yang lain bisa saja terdistorsi oleh pengaruh di luar keyakinan agamanya. Konseling agama adalah dimaksud untuk menghidupkan getaran batin iman dari orang yang sedang terganggu kejiwaannya hingga kepribadiaanya tidak utuh, agar dengan getaran batin iman itu sistem nafsaninya bekerja kembali membentuk sinergi yang melahirkan perilaku positip. Dalam keadaan tertentu motivasi agama merupakan kekuatan yang sangat besar dalam menggerakkan perilaku, sama halnya juga dalam keadaan tertentu, motivasi biologis (lapar misalnya) sangat besar pengaruhnya dalam tingkah laku manusia.

Membincangkan Pepesan Kosong

Perbincangan politik selalu saja menjadi topik yang menarik untuk dibincangkan, bukan hanya dimeja kantor bahkan di masjidpun orang asyik untuk didiskusikan. Salah seorang mengatakan, "Kekuasaan jangan dibiarkan jatuh ketangan orang yang zalim." Yang lainnya menjawab, "Sebelum berkuasa orang selalu bilang akan membela rakyat, eh begitu berkuasa sama aja menindas rakyat juga."

Tak jauh dari saya duduk sehabis sholat ada pak haji mengatakan dengan suara lirih, "Mereka itu membincangkan pepesan kosong, dalam keheningan sebenarnya mereka bisa menemukan yang sejati."

Pendulum Kehidupan

Dari yang sakit menjadi sehat, dari yang senang menjadi sedih, dari yang gelap menjadi terang benderang. Semuanya datang silih berganti tanpa diduga. Itulah Pendulum Kehidupan. Ada seorang teman menyatakan kebingungan bagaimana menyikapi pendulum kehidupan seperti saat ini.

Saya katakan, "Dalam pikiran yang diam, kita akan mengerti bahwa pendulum kehidupan adalah proses pembelajaran dariNya agar kita selalu memperbaiki diri." teman itu terdiam, saya juga terdiam. Hana tertawa cekikikan seolah tidak mau tau dengan apa yang kami bincangkan.

Selasa, 23 Januari 2007

Kunci Hidup Adalah memberi

Setiap hari naik kereta selalu saja saya bertemu dengan orang berwajah cerah dengan muka tersenyum. Ditengah himpitan penumpang selalu terdengar canda tawa para penumpang. Menambah suasana ceria ditengah beban hidup yang makin berat. Para pedagang dan orang kantoran berbaur menjadi satu. Pagi ini ada peristiwa yang mengesankan buat saya. Dari dekat seorang paruh baya buru-buru berdiri mempersilahkan duduk pada ibu muda tengah hamil. Wajah ibu muda itu nampak berbinar-binar sambil mengucapkan terima kasih. Begitu mudahnya perbuatan itu dilakukan.

Ternyata saya memahami bahwa kunci hidup adalah memberi seperti yang dilakukan oleh laki-laki paruh baya itu. Sungguh indahnya bila dirumah seorang istri memberikan cinta kasihnya pada suami. suami membalas dengan kasih sayang maka terciptalah keluarga bahagia. Demikian juga disekolah jika seorang guru mengajar dengan setulus hati maka suasana belajar tercipta. Keinginan belajar para siswapun akan bertambah. Potensi diri siswapun akan berkembang.

Minggu, 21 Januari 2007

Doa Seorang Suami

Semalam saya melihat istri saya sedang sakit. Rasanya saya tidak tega melihatnya. Sekiranya diperkenankan dalam doa saya memohon. "Biarkan aku saja yang sakit ya Alloh..sebab dia adalah matahari dalam hidupku.."

Hidupnya bukanlah hidupku tapi sakitnya adalah sakitku, bahagianya adalah bahagiaku.

Selasa, 16 Januari 2007

Kerinduan Seorang Ayah

Buat saya dikala siang, ditengah kesibukkan kerja selalu saja ada yang membuat saya merindukannya. Yaitu senyumnya Hana putri kami. Banyak orang bilang senyumnya Hana percis senyum ayahnya. Itulah sebabnya saya merasa kehilangan senyum manisnya. Semalam Hana rewel karena ayahnya kalo pulang malam terus. Ada teman dichatting mengingatkan bahwa itu pertanda Hana minta diperhatikan.

Dulu sebelum menikah rindu sama ibunya. Begitu lahir Hana, kerinduan telah bergeser pada Hana. Dengan penuh perharapan dan terkadang kecemasan ditengah arus moedernitas terselip memanjatkan doa untuk Hana, "Hamba titipkan Hana putri kami padaMu ya Allah..semoga engkau kuatkan imannya selalu."

Begitulah kerinduan seorang ayah pada putrinya..

Senin, 15 Januari 2007

Amanah dalam Keluarga

Sesuatu yang dititipkan adalah sesuatu yang penjagaannya dipercayakan kepada orang yang dititipi hingga suatu saat sesuatu itu akan diambil oleh yang menitipkan. Maksud menitipkan adalah agar sesuatu yang dititipkan itu tetap terjaga dan terlindungi ke­beradaannya. Tanggung jawab memelihara sesuatu yang dititipkan itulah yang disebut amanah.

Anak adalah amanah Allah kepada orang tuanya dimana orang tua berkewajiban memelihara dan mendidiknya agar anak itu terpelihara dan berkembang potensinya hingga ia kelak menjadi manusia yang berkualitas sesuai derngan maksud pencip­taannya.

Isteri adalah amanah Allah kepada suami dimana suami wajib melindunginya dari gangguan yang datang, baik gangguan fisik maupun psikis. Demikian juga suami adalah amanah Allah kepada isteri dimana ia wajib memberikan sesuatu yang membuatnya tenang, tenteram, aman dalam menjalankan tugas-tugas hidupnya.

Kamis, 11 Januari 2007

Jangan Abaikan Hal Yang Sepele

Pada khutbah jumat yang lalu dimasjid raya Cinere, khatibnya bertutur dengan menarik tentang “Jangan Abaikan Hal Yang Sepele.” Pada suatu hari ada seekor tikus yang keluar dari sarangnya pergi kelumbung pagi, tikus itu melihat ada jebakan tikus. Si tikus berlari menemui ayam dan menceritakan bahwa dilumbung padi ada jebakan tikus yang berbahaya. Ayampun cuek mendengar cerita tikus.

Tikus berlari menemui kambing dan bercerita bahwa dilumbung padi ada jebakan tikus, kambingpun cuek. Tikus berlari lagi menemui sapi dan menceritakannya, sapi-pun cuek. Tikus berlari menemui ular dan menceritakannya, ularpun cuek. Sampai akhirnya pada pagi hari, pak tani pergi kelumbung padi untuk melihat jebakannya apakah mendapatkan tikus. Ternyata yang terjebak bukan tikus melainkan ular. Melihat pak tani datang, ular marah dan mematok kaki pak tani. Pak tani membalasnya dengan menebaskan goloknya dan ularpun mati.

Melihat kakinya kena bisa pak tani pergi kedokter. Kata dokter supaya cepat sembuh mesti makan yang bergizi, begitu pulang pak tani memotong ayamnya. Lukanya ternyata nggak sembuh-sembuh, dipanggillah pak kyai untuk mendoakan kesembuhannya maka dipotonglah kambing. Sakitnya pak tani makin parah dan akhirnya pak tani meninggal dunia, orang-orang sekampung pada datang untuk menyelawat maka dipotonglah sapinya.

Pesan cerita diatas, Awalnya musibah itu hanya menimpa ular namun toh akhirnya ayam, kambing dan sapi juga jadi korban. Jangan sampai karena bukan kita jadi korban kemudian kita tidak ambil pusing, toh..akhirnya kita juga kena getahnya.

Bercerita

Itulah yang dilakukan nenek sewaktu saya masih kecil. Biasanya sehabis maghrib sambil menunggu adzan Isya’ cucu-cucunya berkumpul dan nenek bercerita. Mulai cerita Nabi Nuh sampai cerita Sunan Kalijaga. Cerita nenek selalu berkesan buat saya demikian juga dirasakan oleh cucu-cucunya yang lain.

Setelah sekian tahun nenek meninggal cerita-cerita itu menjadi kenangan yang paling indah selain caranya nenek bertutur juga keakraban kami para cucu berebut sarung. Terkadang juga berebut tempat yang paling nyaman. Belakangan saya paham kalo nenek tahu betul bahwa bercerita memiliki kekuatan untuk membentuk karakter bagi yang mendengarkannya. Pembentukan karakter itu terjadi ketika sosok tokoh itu masuk dalam bayangan seolah diri saya menjadi tokoh itu. Tokoh yang selalu menegakkan keadilan dan membela kebenaran.

Ditengah arus modernitas bercerita tentang Para Nabi bisa jadi sebuah barang langka atau mungkin juga masih ada?

Senin, 08 Januari 2007

Keluarga Tentram Dan Bahagia

Kualitas manusia akan diketahui dan teruji hanya setelah mereka hidup berpasangan, karena dalam hidup berpasangan akan dapat diketahui kualitas, kapasitas dan sifat-sifat kemanusiaannya. Dalam hidup pernikahan itulah seseorang teruji kepribadiannya, tanggung jawabnya, keibuannya, kebapakannya, perikemanusia­annya, ketangguhannya, kesabarannya dan seterusnya. Begitu besar makna hidup berumah tangga sampai Nabi mengatakan bahwa di dalam hidup berumah tangga sudah terkandung separuh urusan agama. Separoh yang lainnya tersebar pada berbagai bidang; sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dst.

Dalam surat ar Rum 21 tadi disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan setting berpasangan dalam hidup perkawinan agar pasangan itu memperoleh ke­tenteraman, memperoleh sakinah.

Dalam al Qur’an manusia disebut dengan istilah basyar dan insan. Basyar artinya manusia dalam pengerti­an persamaan fisik. Sedangkan insan mengandung pengertian psikologis. Kata insan terambil dari kata nasia yansa yang artinya lupa, dari kata ‘uns yang artinya mesra, juga dari kata anasa yanusu yang artinya bergejolak. Jadi manusia pada dasarnya adalah makhluk yang memiliki tabiat mesra, tetapi suka lupa dan memiliki gejolak ke­inginan yang tak pernah berhenti. Selagi manusia dalam keadaan lupa diri dan dalam pengaruh gejolak ke­inginannya, maka ia tidak dapat merasakan ketenangan dan ketenteraman hidup. Nah dalam hidup berpasangan suami isteri itulah dimaksud supaya manusia me­nemukan ketenteraman, yang diperindah dengan kemesraan. Rumah tangga yang ideal itu bagai­kan lautan tak bertepi, segala ketegangan, kegelisahan, kecemasan, kesepian dan kelelahan akan hilang jika orang berlabuh dalam pelabuhan cinta mesra suami isteri.

Apakah otomatis? tidak, sudah barang tentu tidak, tergantung apakah persyaratannya itu dipenuhi atau tidak. Menurut hadis Nabi, suatu rumah tangga akan mem­peroleh ketenteraman dan kebahagiaan manakala dipenuhi pilar-pilarnya:
Artinya : Jika Allah menghendaki suatu rumah tangga itu baik, maka Allah akan memudahkan terciptanya ke­adaan-keadaan sebagai berikut:
1. Ada kecenderungan kepada agama di dalam rumah tangga itu,
2. Yang muda menghormati yang tua,
3. Di dalam kehidupan sehari-hari mereka bergaul secara lemah lembut,
4. Sederhana dalam membelanjakan harta,
5. Mau interospeksi sehingga mereka mudah bertaubat. (H.R. Dailami)

Minggu, 07 Januari 2007

Tukang Bakso

Rumah baru, tentangga baru dan kenalan baru membuat saya merasa mendapatkan teman untuk berbincang. Termasuk tukang bakso yang suka lewat didepan rumah. "gimana mas, jualan baksonya rame?" tanya saya.
"Ada aja pak, rejeki kan ada yang ngatur. Ikhlas dan selalu bersyukur. Namanya juga usaha, ada sepi ada rame..pak."jawab tukang bakso.

Saya sempat berpikir, barangkali ada benarnya apa yang diucapkan tukang bakso itu. Ikhlas dan selalu bersyukur adalah sebuah motivasi untuk selalu berusaha dan kerja keras.

Segelas Teh Manis

Tidak setiap hari saya selalu dibuatkan teh manis oleh istri saya. Kadang kala aja, namun sore itu saya sedang ingin minum teh manis. Seperti biasanya istri saya membuatkan segelas teh. Begitu saya minum kok rasanya hambar. "Lho katanya buatin teh manis?" tanya saya.

"Iya gula udah habis, jadi kalo mau manis liat senyumku aja mas. Ntar tehnya jadi manis dech.."Jawab istri saya. Saya baru sadar kalo teh yang saya minum jadi manis jika melihat senyum istri saya.

Rabu, 03 Januari 2007

Keberkahan Dalam Keluarga

Berkah artinya terkumpulnya kebaikan ilahiyyah pada seseorang/keluarga/masyarakat seperti terkumpulnya air di dalam kolam. Secara sosiologis, berkah artinya terdayagunanya nikmat Allah SWT secara optimal. Berkah dalam hidup tidak datang dengan sendirinya tetapi harus di­upayakan.

Bahwa tingkatan ekonomi keluarga itu berhubungan dengan kesungguhan berusaha, kemampuan me­nge­lola (manajemen) dan berkah dari Allah SWT. Ada keluarga yang ekonominya pas-pasan tetapi hidup­nya bahagia dan anak-anaknya bisa sekolah sampai ke jenjang tinggi, sementara ada keluarga yang serba berkecukupan materi tetapi suasananya gersang dan banyak urusan keluarga dan pendidikan anak ter­bengkalai.


Firman Allah:
“Sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertaqwa, niscaya Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan dari bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami akan siksa mereka disebabkan oleh perbuatan mereka.” (Surat al A’raf, 96)

“Allah menyayangi orang yang bekerja secara halal, membelanjakan hasilnya secara sederhana, dan mengutamakan sisa (tabungan) untuk kekurangan dan kebutuhannya (diwaktu mendatang).” (H.R. Ibn. Najjar dari Aisyah).

Keberhasilan Dalam Rumah Tangga

Ada kebiasaan istri yang menyenangkan buat saya yaitu kebiasaannya bertanya. Pernah suatu malam dia bertanya. "Apa sih keberhasilan dalam rumah tangga?" "Gaji Bulanan" Jawab saya. Menurutnya salah. Rumah Besar dengan isinya, saldo rekening yang besar dibank, menurutnya masih juga tidak benar. "Lantas apa dong?" Tanya saya.

Dia menjawab, "Keinginan belajar pada diri suami dan istri, jika keinginan belajarnya kuat maka akan tercipta suasana belajar didalam rumah tangga itu. Suasana belajar itulah yang menjadi kunci sukses dalam rumah tangga."

Setujukah anda?

Selasa, 02 Januari 2007

Kenapa Selalu Orang Kecil Yang Melakukannya?

Begitulah pertanyaan seorang sahabat menanggapi postingan tulisan saya yang berjudul tukang cukur. Dia bertutur, dia pernah menjumpai seorang tukang roti yang menyisihkan hasil jualannya yang tidak seberapa untuk menyelawat sementara ada orang didalam mobil mewah cuman melambaikan tangannya.

Saya katakan padanya itu bukan orang kecil atau orang besar, juga bukan orang miskin atau orang kaya. Tapi itu tentang pemahaman orang tentang tujuan hidupnya yang hakiki. ada orang yang tahu tujuan hidupnya dan ada yang tidak tahu tujuan hidupnya, sehingga bagi orang yang tahu apa tujuan hidupnya dia dengan mudah melakukan atau menyisihkan rizkinya biarpun itu sedikit. Kekayaan atau kemiskinan bukanlah penghalang bagi orang-orang yang memiliki tujuan hidup untuk berbuat baik.

Ditengah Kereta Api

Melaju kencang, melewati lintasan Pasar Minggu. Sore itu didalam gerbong kereta api terasa bergoyang, seperti naik motor melintasi polisi tidur. Awalnya penumpang sama sekali tidak menghiraukan. Bau terbakar menyengat, kami para penumpang baru tersadar kalo kereta api baru saja menabrak pengendara sepeda motor. Kereta api berhenti, nampak orang-orang pada turun dari kereta api dan memilih naik bus untuk melanjutkan perjalanan.

Demikian halnya dengan saya melanjutkan perjalanan ke rumah dengan naik angkot. Ditengah perjalanan tak terbayang bagaimana bentuk sepeda motor dan pengemudinya. Mungkin juga seorang ayah yang tengah ditungguin anak-anaknya dengan membawa oleh-oleh. Atau anak yang hendak menengok orang tuanya. Duka teramat dalam ikut merasakannya.

Pesan saya bagi sahabat-sahabat yang biasa mengendarai sepeda motor atau pengendara mobil. Berhati-hatilah dijalan dan tidak usah terburu-buru ketika melewati lintasan kereta api. Sebaiknya bersabar ketika palang pintu sudah tertutup. Tunggulah sampai kereta api lewat agar selamat sampai ditujuan. Keluarga dirumah menunggu anda.

Sampaikan Salam takzim saya buat keluarga dirumah..